Politisi PKB Anggap Ibas Berlebihan Khawatir Indonesia Gagal Tangani Covid-19
Anggota DPR RI Fraksi PKB Luqman Hakim menyebut, kekhawatiran Ibas terlalu berlebihan. Menurutnya, tidak ada tanda-tanda Indonesia mengarah ke negara gagal dalam penanganan pandemi.
Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, menyatakan Covid-19 makin 'mengganas'. Dia khawatir RI disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya.
Anggota DPR RI Fraksi PKB Luqman Hakim menyebut, kekhawatiran Ibas terlalu berlebihan. Menurutnya, tidak ada tanda-tanda Indonesia mengarah ke negara gagal dalam penanganan pandemi.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Apa yang diklaim dalam video tersebut tentang PKB dan Cak Imin? Sebuah video berdurasi 8 menit 10 detik beredar di platform YouTube dengan klaim Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menolak uang dengan nominal fantastis sebesar Rp4 triliun.
-
Kapan Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) dibentuk? Dilansir dari kanal YouTube Bimo K.A, Daerah Istimewa Kalimantan Barat terbentuk pada tahun 1946.
-
Kapan Partai Kasih dideklarasikan? Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta.
-
Kenapa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan keringanan PBB? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan keringanan PBB dengan tujuan untuk: Membantu masyarakat: Terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan ekonomi. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak: Dengan memberikan kemudahan, diharapkan semakin banyak wajib pajak yang taat membayar pajak. Mendukung pertumbuhan ekonomi: Keringanan pajak dapat mendorong aktivitas ekonomi dan investasi.
"Terlalu berlebihan kekhawatiran Mas Ibas itu. Saya sama sekali tidak melihat tanda-tanda Indonesia sedang mengarah ke negara gagal. Bahwa dalam penanganan pandemi Covid-19 ada kekurangan di sana-sini, itu masih wajar," katanya lewat pesan, Kamis (8/7).
Luqman melihat pemerintah terbuka menerima kritik untuk menyempurnakan penanganan Covid-19. Buktinya, setelah desakan dari banyak pihak agar pulau jawa di-lockdown, pemerintah menetapkan kebijakan PPKM Darurat Covid-19 Jawa dan Bali.
"Mas Ibas terlalu berlebihan kekhawatirannya," kata Luqman.
Luqman menyebut, semua pihak layak melakukan intropeksi terhadap adanya kekurangan atau kelemahan penangan Covid-19. Baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, juga masyarakat. Semua layak melakukan intropeksi atau muhasabah.
"Saling menyalahkan, bukanlah solusi. Yang diperlukan adalah kerjasama, kekompakan, saling mengingatkan agar dengan kewenangan dan kemampuan masing-masing, melakukan langkah-langkah menangani Covid-19," tuturnya.
Luqman mengakui utang negara bertambah, namun pemerintah optimis masih dalam batas kemampuan negara untuk kelak membayarnya. Menurutnya kemampuan moneter dan fiskal masih baik. Sektor ekonomi riil, masih bergerak bagus dalam situasi pandemi ini.
Selain itu, kepercayaan dunia internasional masih baik. Sistem pemerintahan pun masih berjalan efektif. Begitu juga layanan publik masih berjalan sangat baik. Polisi juga berhasil mengendalikan keamanan dan ketertiban masyarakat, sehingga angka kejahatan terus menurun.
Di samping itu, lanjut dia, praktik korupsi terus ditekan, misalkan dengan keberanian Kejaksaan Agung mengusut kasus-kasus korupsi raksasa yang merugikan negara puluhan triliun dan sebagainya.
"Tidak ada satupun indikasi negara gagal yang saat ini terjadi di Indonesia. Mungkin yang dilihat Mas Ibas bukan Indonesia, bisa jadi usai nonton drama korea," pungkasnya.
Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, menyatakan Covid-19 makin 'mengganas'. Keluarga, sahabat dan orang-orang di lingkungan sekitar banyak yang terpapar. Tidak sedikit yang meninggal dunia.
Ibas mempertanyakan sampai kapan bangsa ini akan terus seperti sekarang. Dia khawatir RI disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya.
"Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya," ujar Ibas, Rabu (7/7).
Ibas juga menyampaikan bahwa pemerintah terlihat 'tidak berdaya' menangani pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua. Kurangnya tabung oksigen, misalnya, menurutnya menunjukkan antisipasi yang lemah dari Pemerintah.
"Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, tapi saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat," kata Ibas.
Baca juga:
Demokrat: Di Bawah Ibas, Kami Sejak Awal Terjun Langsung Bantu Rakyat Susah
PKB Respons Ibas soal Covid-19: Tidak Ada Gunanya Menebar Mimpi Buruk
PPP Kritik 'Duo Pangeran' Demokrat yang Tebar Pesimisme Soal Penanganan Covid-19
Politisi PDIP Respons Kritik Ibas: Kita Catat Sebagai Masukan dan Cambuk Kerja Keras
Ibas Sebut Negara Gagal, Gerindra Nilai Penanganan Covid Sudah On The Track