PPP Djan soal Ahok: Tak kenal tak sayang, tak sayang maka tak cinta
PPP Djan soal Ahok: Tak kenal tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Sekjen PPP kubu Djan Faridz, Dimyati Natakusumah membeberkan alasan pihaknya mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI. Dimyati mengaku Djan Faridz dan dirinya telah mengenal baik Ahok-Djarot.
Sekjen PPP kubu Djan Faridz, Dimyati Natakusumah membeberkan alasan pihaknya mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI. Dimyati mengaku Djan Faridz dan dirinya telah mengenal baik Ahok-Djarot.
Pernyataan Dimyati sekaligus membantah tudingan dukungan kepada Ahok-Djarot agar partainya mendapatkan SK Kepengurusan yang sah dari Kemenkum HAM.
Sebab, sudah menjadi rahasia publik bahwa Ahok dekat dengan Presiden Jokowi. Sementara, Djarot adalah kolega dari Menkum HAM Yasonna Laoly di PDIP.
"Saya katakan sudah mendukung Ahok-Djarot 5 tahun lalu, sudah jelas Pak Djan itu dan saya dengan Ahok bersahabat. Wih Ahok gitu. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Nah oleh karena itu pilihannya ke Ahok-Djarot," kata Dimyati di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/10).
Selain karena kedekatan, dia mengklaim Ahok-Djarot telah membuktikan kinerjanya untuk Ibu Kota ketimbang paslon lain yang baru mengumbar janji.
"Karena sudah teruji, sudah terbukti bukan angan-angan. Ahok dalam membangun Jakarta tidak bagus tidak becus baru kita memilih yang lain. Tapi ini kan bagus memimpin Jakarta ya kita kasih 5 tahun lagi menata Jakarta," tegasnya.
Dimyati memastikan dukungan kepada Ahok adalah murni tanpa syarat. Hal ini dibuktikan dengan pembelaan PPP saat Ahok diterpa isu polemik surat Al-Maidah beberapa waktu lalu. Oleh karenanya, motivasi PPP dukung jagonya itu adalah membela umat Islam.
"Ini partai Islam, Ahok digoyang isu segala macam PPP membela Ahok-DJ yaitu partai yang berazaskan Islam. Tujuannya apa? Untuk membela umat Islam dan PPP itu menghormati menghargai dan melaksanakan Pancasila dan konstitusi," tandas Dimyati.
Ditambahkannya, PPP juga telah mengumpulkan modal untuk mendukung Ahok-Djarot. Modal yang akan ditawarkan adalah suara dari massa pendukung.
Djan, lanjut Dimyati, berasal dari dapil Jakarta sama seperti dirinya. Bahkan, Djan telah mendukung gubernur-gubernur sebelum Ahok. Sehingga, anggota Komisi I ini mengklaim akan mengerahkan suara konstituennya untuk Ahok-Djarot.
"Pak Djan itu dapilnya Jakarta, beliau mendukung gubernur mulai dari Sutiyoso, Fauzi Bowo terakhir Pak Jokowi-Ahok sekarang Pak Ahok. Kan berarti 5 tahun yang lalu sudah mendukung Ahok," tegasnya.
"Saya dapilnya DKI Jakarta III juga, ya otomatis punya konstituen punya massa begitu. Jadi seberapa besar? Ya besar dong lebih besar daripada orang-orang yang dapilnya berbeda. Oleh sebab itu, ini adalah bagian dari demokrasi," pungkas dia.