PPP minta kubu Prabowo buktikan tuduhan ada 25 juta pemilih ganda
Kubu bakal capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno menentang penetapan data pemilih sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pilpres 2019 yang akan dilakukan Rabu 5 September nanti. Sebab dari data yang mereka miliki, ada 25 juta pemilih ganda dari 137 juta data pemilih sementara.
Kubu bakal capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno menentang penetapan data pemilih sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pilpres 2019 yang akan dilakukan Rabu 5 September nanti. Sebab dari data yang mereka miliki, ada 25 juta pemilih ganda dari 137 juta data pemilih sementara.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menantang kubu Prabowo-Sandiaga membuktikan tuduhan tersebut. Dia pun meminta data sampel yang dimiliki kubu Prabowo.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Saya ingin menanggapi kalau memang itu (ada), berikan buktinya, jadi jangan berstatemen berbasis katanya-katanya, berikan saja buktinya mana 25 juta yang berganda itu minimal dengan random sampling, gitu dong," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senyan, Jakarta, Selasa (4/9).
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan capres-cawapres Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin ini menghormati jika kubu Prabowo menolak data tersebut. Tetapi dia menegaskan, semua penolakan itu harus juga didasari bukti dan fakta yang kuat.
"Menolak itu hak, jadi itu tetap harus dihormati, tetapi dalam menggunakan hak itu harus berdasarkan fakta dan bukti, kan itu, tidak berbasis temuan," ungkapnya.
"Kalau ternyata masalahnya dan ada temuan tapi ternyata enggak 25 juta ya mari kita lihat, perlu dikoreksi apa benar 25 juta," ucapnya.
Sebelumnya, kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menolak rencana KPU menetapkan daftar pemilih sementara (DPS) pada pleno yang akan dilakukan Rabu (5/9). Sebab, pihaknya menemukan masih ada 25 juta data pemilih ganda dari 137 juta data pemilih sementara (DPS) yang mereka terima.
"Kami konfirmasi lagi ke KPU dari data itu, dari 137 jutaan pemilih dalam DPS terdapat 25 jutaan pemilih ganda," kata Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (2/9).
Baca juga:
Didampingi Rommy, Ma'ruf Amin temui Mbah Moen di Pesantren Al Anwar
AHY masuk dalam juru kampanye nasional Prabowo-Sandi
Kubu Jokowi sanjung Erick Thohir karena Asian Games 2018 sukses
Jika jadi presiden, Prabowo akan tanami hutan rusak dengan pohon aren
Jelang Pilpres 2019, ribuan warga Karawang antre buat e-KTP
Kesuksesan Asian Games wajar membawa keuntungan buat Jokowi
Moeldoko akan pimpin rapat bahas tim kampanye Jokowi-Ma'ruf di daerah