Prabowo Mengaku Ikut Sarankan Soeharto Mundur dari Jabatan Presiden
"Waktu itu saya ikut menyarankan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri, bukan karena saya tidak loyal sama Pak Harto. Justru karena saya loyal sama Pak Soeharto, justru karena saya cinta sama Pak Harto," ucapnya.
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengakui bahwa dirinya ikut menyarankan supaya Presiden ke-2 RI Soeharto mundur dari jabatannya pada tahun 1998.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam acara Gerakan Elaborasi Rektor Akademisi Alumni & Aktivis Kampus Indonesia di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (5/4) malam.
-
Kapan Titiek Soeharto menjenguk Prabowo Subianto? Dalam keterangan unggahan beberapa potret yang dibagikan, terungkap jika momen tersebut berlangsung pada Senin (1/7) kemarin.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Apa yang dilakukan Prabowo saat acara syukuran ulang tahun Titiek Soeharto? Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus capres suara terbanyak Prabowo Subianto menghadiri acara ulang tahun Siti Hediati Hariyadi atau kerap disapa Titiek Soeharto yang ke 65 tahun di kediaman Jl. Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (14/4) malam. Prabowo nampak hadir pukul 20:00 WIB mengenakan pakaian batik lengan panjang bermotif nuansa warna cokelat dan hitam. Kedatangannya pun disambut langsung oleh anak semata wayangnya Ragowo Hediprasetyo atau Didit dan Sekjen Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
Awalnya, Prabowo mengatakan negara saat ini sedang sakit. Penyakit tersebut disebabkan para elite Indonesia yang menyebabkan kekayaan Indonesia mengalir keluar negeri. Prabowo pun ikut bersalah sebagai elite militer dalam hal tersebut. Maka dari itu, dia ikut mengoreksi keadaan yang ada.
"Saya dulu jenderal. Saya elite tentara dulu, saya bagian dari suatu rezim yang berkuasa, saya berusaha mengoreksi rezim itu dari dalam. Dengan kawan-kawan kami melancarkan, kami mendukung gerakan reformasi waktu itu, walaupun pemimpin rezim yang berkuasa pada saat itu adalah mertua saya sendiri," kata Prabowo.
Mantan Danjen Kopassus itu pun sempat dilema apakah membela keluarga atau membela kesetiaan yang lebih tinggi dari sekadar kekeluargaan. Akhirnya, Prabowo pilih setia kepada negara bangsa dan rakyat Indonesia.
"Waktu itu saya ikut menyarankan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri, bukan karena saya tidak loyal sama Pak Harto. Justru karena saya loyal sama Pak Soeharto, justru karena saya cinta sama Pak Harto," ucapnya.
Pasalnya, Prabowo tak tega melihat Soeharto yang sudah berusia lanjut masih memikul beban yang berat. Sebagai seseorang yang mencintai orang tua, dirinya menyarankan Soeharto mundur di tahun 1998.
"Mungkin dari segi kapasitas fisik, kapasitas usia sudah saatnya orang tua kita istirahat, dari pada duduk di depan mengemudikan kendaraan ibaratnya, serahkan kepada mungkin yang lebih muda yang bisa menghadapi kondisi pada saat itu," terang Prabowo.
"Inilah sesuatu yang saya alami sendiri, karena itu pada saat terjadi perubahan tahun 98-99 saya mulai sebagai warga negara sebagai seorang patriot saya mulai menganalisa apa yang terjadi," tandas Prabowo.
Baca juga:
Prabowo: Kita Harus Menang dengan Selisih 25 Persen
Prabowo Kelelahan, Fahri Hamzah Minta Para Pendukung Mengerti
Gara-Gara 'Prabowo Ditinggalkan Pendukungnya', Metro TV Digugat ke Dewan Pers
Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di GBK Minggu Lusa
PDIP Sebut Isu Pesawat Diadang Bukti Kubu Prabowo Tertekan Karena Kalah di Survei