Prabowo-Sandi Kesulitan Dapat C1 di Jateng dan Jatim
"Ada gambaran agak sulit C1 dari Jateng dan Jatim. Ya itu memang pada hari H seolah macet laporan di Jateng, Jatim. Seolah nggak bisa keluar. Semuanya terhambat," kata Ferry di Media Center Prabowo-Sandi, Sriwijaya, Jakarta Selatan, Selasa (23/4).
Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) 02, Ferry Mursyidan Baldan, mengendus kecurangan Pemilu ada pada unsur para petugas kelompok panitia pemungutan suara (KPPS). Selain hasil salah input yang diklaimnya masif disengaja dan bukan keteledoran, pihaknya mengaku dipersulit mendapat salinan form C1.
"Ada gambaran agak sulit C1 dari Jateng dan Jatim. Ya itu memang pada hari H seolah macet laporan di Jateng, Jatim. Seolah nggak bisa keluar. Semuanya terhambat," kata Ferry di Media Center Prabowo-Sandi, Sriwijaya, Jakarta Selatan, Selasa (23/4).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan Sandiaga Uno menyampaikan pesan ini kepada para calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Jakarta? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga Mantan Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno, mengingatkan kepada para pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta untuk membenahi permasalahan biaya hidup rakyat.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
Dari hasil hitung sementara KPU melalui sistem Situng, Prabowo-Sandiaga kalah telak di Jateng dan Jatim. Bahkan selisih suara Prabowo dengan Jokowi mencapai 2 juta.
Ferry mendorong, kepada relawan BPN 02 agar dapat melaporkan dugaan tindak kecurangan yang terjadi saat penghitungan suara. Menurut dia, banyak laporan rekapitulasi dilakukan tidak terbuka, tidak ada saksi, jauh dari azas Pemilu yang luber dan jurdil.
"Tolong catatkan di kecamatan mana kejadiannya, tempat mana peristiwanya. Itu kan jadi merusak Pemilu ini," gusar dia.
Ferry melanjutkan, saat ini masyarakat sudah pintar dan berada di area keterbukaan informasi. Semua bisa mengabadikan apa yang terjadi di lapangan dan mengunggahnya ke platform resmi BPN 02 atau media sosial pribadi mereka.
"Hari ini hampir semua masyarakat memiliki HP yang punya kamera. Jadi mereka merekam, memotret. Pada KPU kita menyerukan supaya kembali pada suara masyarakat sebagaimana aslinya sebagaimana adanya secara jujur," pinta Ferry.
Sekretaris DPD Gerindra Jawa Tengah, Sriyanto Saputro mengakui jagoannya 'babak belur' di wilayah yang biasa disebut kandang banteng tersebut. Namun, dia melihat sejumlah kejanggalan terjadi dalam proses pencoblosan pada 17 April lalu.
Sriyanto mengatakan, saat ini dirinya tengah mengumpulkan bukti-bukti kecurangan di Jawa Tengah. Saat ini tim tengah bekerja mengumpulkan hal tersebut untuk segera ditindaklanjuti.
"Termasuk dugaan money politics gila-gilaan. Ada juga seperti yang terjadi di Boyolali nyoblosi surat suara, kemudian yang lain ada rekapan salah entry data, tapi yang paling besar, tapi kami belum bisa menyimpulkan, banyak info adanya serangan fajar," jelas Sri kepada merdeka.com.
Dia melihat ada dugaan money politics yang sangat masif terjadi di Jawa Tengah. Dia tak menyebut angkanya, tapi menurutnya, politik uang yang dilakukan di Jateng tidak masuk akal.
"Hampir merata (terjadi politik uang), bukan kita cari kambing hitam, tapi fakta kami dapat seperti sangat masif terjadi. Itu istilahnya untuk memikirkan saja kami enggak mampu, baru kali ini selama pemilu terjadi yang seperti ini," terang Sri.
Terkait tuduhan tersebut, Sri menegaskan, pihaknya kini tengah mengumpulkan bukti-bukti adanya berbagai kecurangan. Bahkan, kata dia, caleg-caleg dari Partai Gerindra, tak mampu melawan money politics yang terjadi tersebut.
"Caleg kami tidak berdaya, akan kita dalami informasi itu," tutup dia.
Sementara itu, Sekretaris DPD Gerindra Jawa Tengah, Sriyanto Saputro mengakui jagoannya 'babak belur' di wilayah yang biasa disebut kandang banteng tersebut. Namun, dia melihat sejumlah kejanggalan terjadi dalam proses pencoblosan pada 17 April lalu.
Sriyanto mengatakan, saat ini dirinya tengah mengumpulkan bukti-bukti kecurangan di Jawa Tengah. Saat ini tim tengah bekerja mengumpulkan hal tersebut untuk segera ditindaklanjuti.
"Termasuk dugaan money politics gila-gilaan. Ada juga seperti yang terjadi di Boyolali nyoblosi surat suara, kemudian yang lain ada rekapan salah entry data, tapi yang paling besar, tapi kami belum bisa menyimpulkan, banyak info adanya serangan fajar," jelas Sri kepada merdeka.com.
Dia melihat ada dugaan money politics yang sangat masif terjadi di Jawa Tengah. Dia tak menyebut angkanya, tapi menurutnya, politik uang yang dilakukan di Jateng tidak masuk akal.
"Hampir merata (terjadi politik uang), bukan kita cari kambing hitam, tapi fakta kami dapat seperti sangat masif terjadi. Itu istilahnya untuk memikirkan saja kami enggak mampu, baru kali ini selama pemilu terjadi yang seperti ini," terang Sri.
Terkait tuduhan tersebut, Sri menegaskan, pihaknya kini tengah mengumpulkan bukti-bukti adanya berbagai kecurangan. Bahkan, kata dia, caleg-caleg dari Partai Gerindra, tak mampu melawan money politics yang terjadi tersebut.
"Caleg kami tidak berdaya, akan kita dalami informasi itu," tutup dia.
PDIP Tegas Membantah
Namun hal itu dibantah tegas oleh Bambang Wuryanto. Dia merasa tuduhan politik uang di daerahnya tidak masuk akal. Terlebih, jumlah DPT di Jateng sebanyak 27,9 orang. Dia mempertanyakan, siapa orang yang mau mengeluarkan duit sebanyak itu.
"Yang dipakai money politik itu uangnya siapa? Pemilih 27,9 juta lho. Mau dikasih uang berapa? jelas Bambang.
Dia pun curiga, bahwa tuduhan ini terjadi karena orang yang menuduh itu biasa melakukan politik uang. Dia menegaskan, PDIP tak memakai cara curang untuk memenangkan pertarungan di Jateng.
"Saya khawatir yang menuduh tersebut pernah melakukan money politik dan menang," tambah Bambang lagi.
Baca juga:
Wapres JK Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo Tak Perlu Mediator
90 Petugas KPPS Meninggal, Sandiaga Nilai Sebuah Bencana
Sudah 40 Orang Petugas Pemilu di Jawa Barat Meninggal Dunia
Bertemu Kwik, Sandiaga Mengaku Tak Bahas Politik
Selain Prabowo-Sandiaga, Ma'ruf Amin Ingin Bertemu Tokoh Ormas Islam
Bawaslu: 33 Pengawas Meninggal Usai Bertugas Saat Pemilu