Santainya partai pendukung Jokowi saat Prabowo nyapres lagi di 2019
Berkaca pada pengalaman Pilpres 2014 lalu, Fadli menyebut persiapan partai relatif singkat. Meski begitu, Prabowo berhasil meraup dukungan yang cukup besar sehingga perbedaan suara dengan Jokowi relatif tipis alias kecil.
Partai Gerindra berencana mengusung kembali Prabowo Subianto menjadi Calon Presiden pada Pemilu 2019 mendatang. Semua kader Partai Gerindra berikrar siap bekerja keras untuk mengantarkan Prabowo menjadi Presiden pada tahun 2019.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menegaskan, seluruh kader optimis Prabowo bakal memenangi persaingan dan menjadi orang nomor satu di Indonesia. Seluruh mesin partai telah disiapkan untuk memenangkan kontes Pilpres 2019 yang masih menyisakan waktu dua tahun lagi.
Berkaca pada pengalaman Pilpres 2014 lalu, Fadli menyebut persiapan partai relatif singkat. Meski begitu, Prabowo berhasil meraup dukungan yang cukup besar sehingga perbedaan suara dengan Jokowi relatif tipis alias kecil.
Bagaimana dengan sikap partai-partai pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait niat Partai Gerindra mengusung kembali Prabowo sebagai Capres 2019?
Hampir semua partai pendukung pemerintahan Jokowi terlihat santai. Sebut saja Partai Hanura yang tidak mempersoalkan Prabowo maju sebagai calon presiden di 2019 mendatang.
"Itu dinamika yang berkembang, bagaimana pilihan rakyat namun dia belum menang. Ya tentunya dia akan melihat peluang dan kelemahan-kelemahan yang akan diperbaiki," Wakil Ketua Umum Partai Hanura Nurdin Tampubolon di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/1).
Meski begitu, Nurdin memberikan sinyal Hanura bakal kembali mendukung Joko Widodo di gelaran Pilpres 2019 mendatang. Nurdin menilai, kepemimpinan Jokowi harus dilanjutkan karena telah cukup berhasil memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
"Dan Hanura siapa saja yang terbaik ya kita dukung sebagai partai pengusung pemerintah. Dan presiden sekarang bisa memberikan kesejahteraan yang baik bagi masyarakat ya kita akan melanjutkan," terangnya.
Sedangkan Partai Amanat Nasional (PAN) belum menentukan sikap akan mengusung atau mendukung calon tertentu. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan, partainya akan menunggu momentum yang tepat untuk menentukan sikap politik terkait Pilpres 2019.
"Kita hormati penuh haknya Gerindra untuk mendukung Pak Prabowo. Kita ucapkan selamat. Itu hak masing-masing. Tapi kalau kami belum. Nanti, pada saatnya momentum yang tepat," kata Zulkifli.
Sikap santai juga diperlihatkan partai besutan Megawati Soekarnoputri, PDI Perjuangan. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menganggap kembali majunya Prabowo dalam Pilpres 2019 bukanlah merupakan sebuah ancaman bagi partainya.
"Kami tidak pernah merasa ada ancaman. Kami hanya kokoh berdiri ketika ada pihak-pihak yang mau mengingkari Pancasila dan kebhinekaan konstitusi kita. Kami berdiri kokoh dengan seluruh tenaga yang dimiliki PDI Perjuangan dari Sabang sampai Merauke," kata Hasto.
Hasto menambahkan, dalam dunia politik merupakan hal yang biasa dalam berkompetisi. Rakyat, kata dia, juga butuh alternatif untuk dapat memilih pemimpinnya dalam gelaran Pemilu 2019 mendatang.
"Kita sudah biasa dalam bekerja sama dan juga di dalam berkompetisi. Itu hal yang biasa terjadi sehingga pilkada dan pemilu legislatif serta Pemilu Presiden, rakyat sudah menunjukkan kedewasaan politiknya. Kita tidak perlu memperlebar perbedaan-perbedaan yang ada. Karena semua proses untuk mencari pemimpin untuk bangsa," katanya.
Sementara itu, partai besutan Surya Paloh memberi sinyal akan kembali mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Ketua DPP Partai NasDem Jhonny G Plate mengatakan pihaknya menyambut baik wacana Partai Gerindra yang kembali mendorong Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2019.
"Kita harap Jokowi melanjutkan tugasnya sampai tuntas. Program Jokowi cukup panjang, kalau 5 tahun, ganti visi misi negara lagi enggak presiden baru, kontinuitas akan terpotong. Setidaknya Nawacita sampai 2 periode seperti yang dibolehkan UU," ujarnya.
Baca juga:
Prabowo nyapres lagi 2019, Hanura banggakan kinerja Jokowi
Gerindra usung Prabowo nyapres lagi, PAN masih tunggu momentum
Prabowo nyapres lagi di 2019, NasDem tetap dukung Jokowi
Fadli soal Prabowo nyapres: Abraham Lincoln saja berkali-kali gagal
'Jokowi-Prabowo tahu kapan bersaing dan kapan harus bersatu'
Kembali jadi capres, Prabowo akan deklarasi saat HUT Partai Gerindra
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.
-
Bagaimana Presiden Jokowi mengenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih? Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan dan acara selalu mengenalkan Prabowo Subianto selaku calon presiden terpilih.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.