Satu keluarga dibakar jaringan narkoba, DPR minta pelaku dihukum mati
Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan meminta Kepolisian untuk mengusut tuntas kasus satu keluarga di Makassar, Sulawesi Selatan yang dibakar hidup-hidup oleh jaringan bandar narkoba. Menurutnya, aksi ini merupakan tindakan yang sadis dan mengarah ke tindakan persekusi.
Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan meminta Kepolisian untuk mengusut tuntas kasus satu keluarga di Makassar, Sulawesi Selatan yang dibakar hidup-hidup oleh jaringan bandar narkoba. Menurutnya, aksi ini merupakan tindakan yang sadis dan mengarah ke tindakan persekusi.
"Tindakan ini sudah biadab dan tak bisa ditoleransi. Bukan hanya kasus kebakarannya saja yang diusut, tapi juga bandar narkoba. Bahkan bandar narkoba dari pimpinan sampai ke akar-akarnya harus diberantas," tegas Taufik kepada wartawan, Rabu (15/8).
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Bagaimana narasi Prabowo menolak Kaesang menyebar? Beredar sebuah video bernarasikan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta.Video yang diunggah akun YouTube ONE NATION pada 6 Juni 2024, bernarasi; TEPAT MALAM JUMAT:bangbang:PRABOWO MELAWAN PERINTAH JKW, TOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKIKABAR MENGGEMPARKANPRABOWO LAWAN PERINTAH JKWTOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKI
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Apa yang terbakar di Kebagusan? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
Taufik meminta, jaringan narkoba dimanapun harus diberantas. Pasalnya, peredaran narkoba ini sudah sangat mengkhawatirkan. Ia meminta petugas untuk tidak bermain-main terkait pemberantasan narkoba. Apalagi, banyak gembong narkoba masih dibiarkan hidup di dalam penjara.
"Eksekusi mati kepada para gembong narkoba ini harus disegerakan, ini dalam kaitan pemberantasan narkoba. Karena gembong narkoba kadang masih mengendalikan narkoba dari penjara. Hukuman seumur hidup rasanya sudah tidak ampuh. Sepertinya eksekusi mati bisa lebih memberikan efek jera," tegas Waketum PAN itu.
Dalam kasus itu, lima pelaku telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Kini dalam pengembangan penyidik untuk mengejar beberapa orang lagi ditetapkan sebagai buronan.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Irwan Anwar menyebutkan, pelaku ditangkap itu masing-masing Akbar Ampuh, (32), Andi Ilham Agsari, (23), Wandi, (23), Haidir Muttalib, (25) dan Riswan Idris, (23).
Kejadian berawal saat Akbar Ampuh memberikan narkoba sebanyak sembilan paket ke Muhammad Fahri melalui salah seorang rekannya. Tapi uang hasil penjualan tidak diserahkan Muhammad Fahri sehingga Akbar Ampuh menugasi Andi Ilham Agsari untuk menagih.
Kemudian pada Sabtu (4/8) malam, Andi Ilham Agsari bersama Rahman alias Appang mendatangi Fahri di rumahnya untuk menagih. Namun yang bersangkutan mengelak sehingga dianiaya.
Fahri kemudian bersembunyi ke rumah kakeknya, Haji Sanusi yang tidak jauh dari rumah. Akhirnya terjadilah peristiwa mengenaskan, Senin (6/8) dini hari itu.
6 Orang tewas terbakar di dalam rumah, yaitu pasangan suami-istri Sanusi (70) dan Bondeng (65), anaknya, Musdalifa (30), Fahril (24), dan Namira (24), serta cucunya, Hijas, yang masih berusia 2,5 tahun.
(mdk/rnd)