SBY klaim Jokowi selalu ajak Demokrat gabung pemerintah sejak 2014
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui hubungannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama ini baik-baik saja. Bahkan SBY mengaku enam bulan belakangan menjalin komunikasi yang intensif dengan Jokowi.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui hubungannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama ini baik-baik saja. Bahkan SBY mengaku enam bulan belakangan menjalin komunikasi yang intensif dengan Jokowi.
SBY menjelaskan hubungan baiknya dengan Jokowi sudah terjalin sejak 2014. Saat itu Jokowi baru saja terpilih menjadi Presiden. Jokowi saat itu menawarkan kepada SBY agar Partai Demokrat masuk koalisi pendukungnya di pemerintahan.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Bagaimana Presiden Jokowi mengenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih? Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan dan acara selalu mengenalkan Prabowo Subianto selaku calon presiden terpilih.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Bagaimana hubungan Budi Djiwandono dengan Prabowo Subianto? Budi adalah anak dari Joseph Sudrajad Djiwandono dan Biantiningsih Miderawati Djojohadikusumo. Sang ibu merupakan kakak dari Prabowo Subianto.
-
Bagaimana Prabowo Subianto mendapatkan dukungan dari Presiden Jokowi? Saat ini, Prabowo menjabat Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.
"Saya jawab barangkali tidak tepat bapak karena di pilpres (2014) Demokrat tidak mengusung pak Jokowi maupung Prabowo. Waktu itu Demokrat membuat konvensi capres tapi tidak berhasil lalu kami putuskan tidak mengusung capres. Rasanya pak Jokowi kalau kami ada di dalam (pemerintahan) tidak tepat," kata SBY dalam jumpa pers di kediamannya, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (25/7).
Kemudian pada 2015, SBY mengaku sempat menemui Jokowi di Istana. Saat itu SBY mengundang Jokowi untuk hadir di acara organisasi yang dipimpinnya Global Green Growth Institute (GGGI). Dalam pertemuan itu, Jokowi kembali menawarkan Demokrat untuk bergabung.
"Jawaban saya masih sama. Kemudian terus berlangsung hingga teman-teman ingat ada aksi damai 411 dan 212, saya banyak difitnah macam-macam dan saya datang ke Istana untuk klarifikasi ke Pak Jokowi. Setelah itulah sebetulnya pertemuan sering kami lakukan semangatnya jadi kalau memang cocok Demokrat bisa mengusung beliau di 2019 dengan harapan kalau beliau ditakdirkan Allah terpilih kembali dan Demokrat ada di dalam kita bisa berkontribusi, dan itu terus berlangsung hingga Mei, 2 (pertemuan) di Istana negara dan 2 di Istana Bogor. Semangatnya baik. Saya mengetahui pak Jokowi sungguh-sungguh mengajak Demokrat koalisi di pemerintahan. Kalau ada yang bilang SBY kena PHP, tidak. Pak Jokowi sungguh-sungguh ajak kami ke dalam," katanya.
SBY mengaku Jokowi memastikan parpol koalisinya akan menerima jika Demokrat masuk ke dalam koalisi. Saat itu SBY berpikir soal hubungannya dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang belum pulih dan memiliki jarak. Namun karena Jokowi yang mengajak SBY tak masalah.
"Tapi kalau pak Jokowi ajak ke dalam why not," katanya.
Baca juga:
Zulkifli Hasan mengaku pertemuan dengan SBY bahas hadirkan pemerintahan yang adil
Hinca, Amir Syamsuddin dan Syarif Hasan masuk tim kecil penjajakan koalisi Demokrat
Pertemuan hangat SBY dan Zulkifli Hasan di Mega Kuningan
Rommy klaim Jokowi sesungguhnya sudah siapkan posisi menteri buat AHY
Waketum Demokrat sebut pertemuan Zulhas dan SBY bahas logistik Pilpres
Bahas Pilpres, Zulkifli Hasan temui SBY di Mega Kuningan