'Sebelas dua belas' nasib Deddy Mizwar dan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar
'Sebelas dua belas' nasib Deddy Mizwar dan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar.
Peta politik di Jawa Barat setahun menjelang pemilihan gubernur dan wakil gubernur kian menarik. Terlebih setelah Partai Gerindra, PAN, dan PKS sepakat berkoalisi mengusung Letjen (purn) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu.
Keputusan ketiga parpol tersebut kian mengerucutkan nama selama ini digadang-gadang maju dalam Pilgub Jabar. Mereka adalah Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Siapa yang diusung Partai Golkar menjadi Cagub Jabar? Partai Golkar mengusung mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Siapa saja yang bertarung dalam Pilkada Jabar? Khusus di Jawa Barat diikuti empat pasangan calon (paslon) yang mendaftar di KPUD Jawa Barat.
-
Apa yang dilakukan Partai Golkar dalam Pilpres 2024? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Dia menyebut, Partai Golkar telah bekerja keras.
Khusus Deddy Mizwar dan Ridwan Kamil memiliki nasib hampir serupa dalam niatnya mengikuti kontestasi Pilgub Jabar. Demiz begitu biasa Deddy Mizwar disapa sebelumnya selalu dikaitkan dengan Demokrat, PAN dan PKS untuk diduetkan dengan wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu hingga menelurkan Koalisi Zaman Now.
Namun asa Demiz pupus setelah PAN dan PKS sepakat berkoalisi dengan Gerindra mengusung Sudrajat dan Ahmad Syaikhu. Dukungan itu gagal diraih setelah Demiz memutuskan memilih jadi kader Partai Demokrat.
Demiz menganggap santai manuver yang dilakukan PKS dan PAN merapat ke Gerindra. Ia menilai, hal itu merupakan bagian dari dinamika politik.
Dia tidak merasa ditinggalkan oleh PKS dan PAN yang sebelumnya menyatakan akan mengusung dirinya. Semua pihak juga menyadari bahwa setiap keputusan bisa berubah.
"Biasa saja, tidak ada yang mengejutkan. Yang pasti saya menghargai setiap kepentingan partai," katanya saat ditemui di rumah dinasnya, Jalan Ciumbuleuit, Kota Bandung, Kamis (28/12).
Akan tetapi harapan Demiz untuk memimpin tanah sunda kembali muncul setelah Partai Demokrat mencoba membangun koalisi dengan Golkar. Kedua parpol mewacanakan menduetkan Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar.
Partai berlambang mercy dan pohon beringin menamakannya dengan Koalisi Sejajar. Mereka masih membuka diri untuk partai lain yang ingin bergabung.
"Alhamdulillah setelah salat ashar, terjadi komunikasi antara Demokrat dengan Golkar, intinya kami punya satu kesepahaman dalam pilgub jabar 2018. Akhirnya, kami sepakat untuk bersama mengarungi perpolitikan di Jabar," kata Ketua DPD Demokrat Jabar, Irfan Suryanegara dan Ketua DPD Jabar, Dedi Mulyadi di kawasan Pasteur, Kota Bandung, Rabu (27/12) malam.
Di tempat sama, Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi menambahkan, koalisi sejajar mempunyai filosofi bahwa dalam kerja sama yang terjalin tidak ada posisi lebih tinggi atau rendah. Menurutnya, Partai Golkar dekat dengan semua partai, termasuk Demokrat. Komunikasi pun sudah terjalin sejak lama. Hingga akhirnya, tercapai kesepakatan untuk membangun koalisi sejajar.
"Semuanya punya hak yang sama. Sama-sama ingin membangun Jabar ke arah yang lebih baik," ujarnya.
Pembahasan pun akan dilakukan mengenai calon yang akan diusung. Kedua partai perlu mengetahui setiap kelebihan dan kekurangan dari nama yang akan diduetkan di Pilgub Jabar.
Nasib Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 'sebelas dua belas' seperti dialami Demiz. Kang Emil begitu Ridwan Kamil disapa sebelumnya didukung Golkar sebelum memilih Dedi Mulyadi. Keputusan mencabut dukungan tak lepas dari pergolakan di tubuh Golkar hingga posisi Setya Novanto sebagai ketua umum lengser setelah terseret kasus korupsi e-KTP. Posisi Setya Novanto digantikan Airlangga Hartarto.
Akan tetapi nasib Kang Emil lebih baik setelah NasDem, PPP dan PKB tak mencabut dukungannya. Bahkan suara terhadap sang arsitek semakin gemuk setelah Partai Hanura menyatakan memberikan dukungan.
"Hanura sudah secara resmi mendukung Ridwan Kamil di Jawa Barat," ujar Ketua Tim Pilkada Partai Hanura, Hari Untung Siregar saat dikonfirmasi, Kamis (28/12).
Dukungan terhadap Kang Emil kemungkinan bisa bertambah setelah PDIP memiliki opsi merapatkan barisan. Wasekjen PDIP Eriko Sutarduga mengatakan, partainya menyiapkan tiga opsi.
Pertama, PDIP akan berjuang sendiri dan mengusung skenario pasangan kader internal dengan internal atau kader internal dengan eksternal. Nama-nama kader internal yang dilirik diantaranya Ketua DPD Jawa Barat, TB Hasanuddin, Puti Guntur Soekarnoputra, Bupati Majalengka Sutrisno hingga Rieke Diah Pitaloka.
Sementara di kalangan eksternal, ada nama Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa, Wakalemdikpol Anton Charliyan. Eriko menyebut opsi kedua yakni berkomunikasi dengan PPP, PKB dan Hanura untuk membicarakan kemungkinan koalisi sekaligus menentukan cagub Jabar baru.
Atau, opsi terakhir, kata Eriko adalah membuka peluang kembali mendukung Ridwan Kamil bersama PPP, PKB dan NasDem. Eriko menuturkan, opsi ini terbuka jika Emil sapaan Ridwan Kamil belum menentukan calon wakilnya.
Meski demikian, lanjut Eriko, saat ini partainya belum menjalin komunikasi dengan PKB, PPP, NasDem, Hanura hingga Golkar. PDIP masih mengevaluasi dinamika di Jabar dan membuka diri bagi partai lain yang ingin bergabung.
"Kami membuka diri bila mana RK melakukan komunikasi dengan kita. Karena dengan PPP, PKB belum ada kepastian masalah wakil," kata Eriko saat dihubungi, Kamis (28/12).
Baca juga:
Hanura akhirnya pilih dukung Ridwan Kamil di Pilgub Jabar
Antisipasi PDIP bergabung, PKB ingin cawagub Ridwan Kamil segera disepakati
Sering main media sosial, Ridwan Kamil mampu pikat generasi millenial
Golkar akhirnya usung Dedi Mulyadi di Jabar, Ridwan Kamil ikut gembira
Cerita Deddy Mizwar ditelepon Presiden PKS ucapkan 'putus' di Pilgub Jabar
Bersama Dedi Mulyadi, Demiz sebut sudah diputuskan siapa cagub-cawagub
Sekjen PPP sebut cuma PKB yang keberatan Uu Ruzhanul dampingi Ridwan Kamil