Sekjen Gerindra: Dukungan SBY dan Demokrat pada Prabowo luar biasa
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan, dukungan Partai Demokrat kepada pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi sangat luar biasa, walaupun beberapa gubernur kader Demokrat mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf. Gerindra juga tak merasa Demokrat berdiri di dua kali dalam Pilpres 2019.
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan, dukungan Partai Demokrat kepada pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi sangat luar biasa, walaupun beberapa gubernur kader Demokrat mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf. Gerindra juga tak merasa Demokrat berdiri di dua kali dalam Pilpres 2019.
"Kami merasa support dan dukungan Pak SBY dan kader Demokrat ke Pak Prabowo-Sandi luar biasa," jelas Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, di rumah Prabowo di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (11/9) malam.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Partai apa yang menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Prabowo, kata Muzani, juga telah mendapat penjelasan terkait kader Demokrat yang mendukung Jokowi-Ma'ruf. Prabowo juga memahami keputusan politik para kader Demokrat tersebut. Hal itu dinilai sebagai hak wajar dalam demokrasi.
"Jadi pembelahan partai terjadi dalam pemilihan bupati, walikota, gubernur. Selalu ada. Karena pemilihan kepala daerah adalah gabungan antara pemilihan figur dan parpol. Karena pemilihan figur dan parpol, selalu saja orang oleh partai yang sama atau yang bersangkutan berbeda pilihan," jelasnya.
Perbedaan pilihan ini banyak sebabnya. Misalnya ada hubungan saudara dengan figur yang berbeda dengan parpolnya atau ada kepentingan yang berbeda.
"Itulah yang menyebabkan pembelahan tidak dapat dihindari. Sehingga dalam setiap pemilihan kepala daerah ada partai yang solid hampir tidak ada dalam catatan kami, termasuk dalam Pilpres. Sejak pemilihan langsung 2004, 2009, 2014 itu tidak ada parpol yang solid dalam Pilpres," jelasnya.
Muzani mengatakan, Prabowo sangat memahami itu sebagai sebuah keadaan demokrasi. Pihaknya pun tak bisa memaksa pilihan-pilihan pribadi seseorang.
"Pak Prabowo juga sama sekali tidak memaksa gubernur dari Gerindra yang kita usung harus menentukan pilihan politiknya," kata Muzani.
Kader Gerindra yang menang dalam Pilkada serentak lalu didorong untuk
menjalankan fungsinya yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Termasuk melaksanakan janji selama kampanye.
"Kita tidak minta dia masuk dalam tim sukses," ujarnya.
"Kalau dalam pengusungan presiden kami tidak akan tarik-tarikan dia ke hal itu. Karena itu menjadi gawe kami dan seterusnya," tutupnya.
Baca juga:
Demokrat tak incar posisi ketua tim pemenangan Prabowo-Sandiaga
Wasekjen Gerindra nilai dua kaki Demokrat wajar demi amankan suara di Pileg
Tokoh luar koalisi yang dukung Jokowi dijanjikan dapat posisi di tim kampanye
Soal main dua kaki, SBY akan sampaikan sikap di HUT Puncak Demokrat
Ketum PAN: Demokrat memang dua kaki, di Prabowo dan Sandi