Serangan-serangan atas pernyataan Jokowi dalam debat
Dalam debat kemarin, sejumlah kalangan menilai capres Prabowo paling menguasai isu.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menggelar debat capres putaran ketiga dengan tema Ketahanan Nasional dan Politik Internasional. Seperti biasanya, usai debat selalu ada isu yang dikritisi dari penampilan Prabowo Subianto ataupun Joko Widodo (Jokowi).
Dalam debat kemarin, sejumlah kalangan menilai capres Prabowo paling menguasai isu. Hal ini tampak wajar, sebab Prabowo adalah mantan prajurit yang sempat menjabat sebagai Danjen Kopassus di TNI AD.
Sementara Jokowi, tampak kelabakan berbicara soal isu ketahanan nasional dan politik internasional. Serangan pun kian gencar dari pernyataan-pernyataan yang diungkapkan Jokowi dalam debat.
Salah satunya, soal konflik Laut China Selatan yang menurut Jokowi, Indonesia tidak terkena dampak tersebut. Padahal kenyataannya, Indonesia punya Pulau Natuna yang sebagian wilayahnya di klaim oleh negara bersengketa yakni China, Vietnam dan Taiwan itu.
Berikut serangan-serangan terhadap pernyataan Jokowi di debat putaran ketiga:
-
Kenapa Prabowo Subianto begitu rileks menghadapi debat capres? "Beliau sangat rileks, sangat santai menghadapi debat ini, karena kan memang materinya beliau pasti sangat mengetahui dan menguasai ya," Habiburokhman menandasi.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa saja yang ikut berdebat di debat capres ketiga? Debat akan menghadirkan seluruh kandidat calon presiden, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.
-
Kapan debat capres ketiga ini diadakan? Debat ketiga Pilpres akan digelar malam ini di Istora Senayan, Minggu (7/1).
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
Prabowo menang karena tak nyontek seperti Jokowi
Sekjen Partai Golkar yang juga Tim Pemenangan Prabowo - Hatta, Idrus Marham menyindir penampilan Capres Joko Widodo (Jokowi) dalam debat capres jilid III tadi malam. Idrus mengatakan, dalam ajang adu pendapat tadi malam nampak Prabowo Subianto lebih menguasai panggung ketimbang Jokowi.
Menurut Idrus, Prabowo tadi malam bicara lebih lantang tanpa dipandu catatan khusus.
"Dilihat sendiri kan siapa yang menguasai debat. Yang satu lihat terus catatan. Jadi kelihatan siapa yang bicara dengan otentisitas," kata Idrus kepada awak media di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (23/6).
Dia menegaskan dari penampilan debat masing-masing capres tadi malam, Prabowo lebih unggul ketimbang Jokowi.
"Saya kira Prabowo menguasai debat," ujar Idrus.
Jawaban Jokowi soal konflik Laut China Selatan enggak nyambung
Ketua Tim Pemenangan Prabowo - Hatta, Mahfud MD mengomentari jalannya debat pilpres ketiga antara Prabowo Subianto dengan Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, Prabowo mendominasi jalannya debat bertema politik internasional dan ketahanan nasional yang berlangsung di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Minggu (22/6).
Dia mengkritisi jawaban Jokowi soal isu terhangat kawasan, seperti soal konflik Laut China Selatan antara Vietnam dengan China. Menurutnya, Jokowi yang selama ini dianggap mengerti soal-soal praktis, namun pada debat tadi malam dinilai tidak mengerti banyak soal politik internasional.
"Ditanya Laut China Selatan, karena dia tidak mengerti Laut China Selatan itu ada kasus apa, jawabnya enggak nyambung, malah umum sekali," kata Mahfud kepada wartawan di Jakarta, Minggu (22/6).
Kedua, ketika ditanya postur angkatan bersenjata dengan anggaran pemerintah yang tidak mencukupi, Jokowi malah menjawab mau mengangkat TNI sebanyak mungkin padahal tidak mempunyai uang.
"Ketika ditanya kalau kita enggak punya uang, gimana cara angkat TNI? Jokowi mau angkat TNI sebanyak mungkin. Sudah bilang enggak punya uang, masih mau angkat TNI," kata dia.
Dukung Palestina merdeka, Jokowi disebut tidak tahu sejarah
Dalam debat capres, Jokowi juga sempat mendengungkan akan mendukung penuh Palestina merdeka. Namun niatan ini dipandang biasa saja. Sebab dari sejak Orde Baru Indonesia sudah mendukung Palestina merdeka.
"Palestina itu komitmen sejak zaman Orde Baru, tidak perlu disebut lagi. Jadi kalau ada yang meresonansikan, itu tidak tahu sejarah. Politik luar negeri kita selalu membela Palestina. Dan tidak pernah berubah hingga saat ini. Itu cuma menjadi trik membela palestina. Dari zaman Pak Harto, Palestina itu dibela. Itu cuma trik saja," ujar Waketum Gerindra Fadli Zon mengomentari pernyataan Jokowi usai debat di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Minggu (22/6).
Fadli menambahkan, soal penyelesaian masalah Palestina, Prabowo dinilainya punya keunggulan karena dekat dengan Yordania. "Apalagi Pak Prabowo dekat dengan Yordania, dan di sana itu separuhnya adalah orang Palestina," tukasnya.
Jokowi tidak paham arti ketahanan dan pertahanan
Ketua tim pemenangan pasangan Prabowo-Hatta Mahfud MD menilai capres Jokowi tak paham tema yang diperdebatkan. Jokowi tak mampu membedakan konsep pertahanan dan ketahanan nasional.
"Tadi Jokowi tidak paham ketahanan dan pertahanan. Ketahanan itu menyangkut urusan kita, kalau pertahanan terkait tentara," kata dia usai debat di Hotel Holiday Inn Jakarta, Minggu (22/6).
Menurutnya jika Jokowi tak paham kedua hal tersebut sulit membuat kebijakan politik luar negeri. Jokowi, kata Mahfud selalu bicara postur tentara.
"Jadi memang agak susah membuat politik luar negeri kalau ketahanan dan pertahanan gak bisa bedain. Kalau ketahanan menyangkut air, kekayaan bumi tapi Pak Jokowi selalu bicara postur tentara," cetus Mahfud.
Jokowi mau beli Indosat? Harganya sudah 4 kali lipat
Dalam debat capres putaran ketiga, Joko Widodo (Jokowi) mengutarakan niatnya untuk kembali membeli Indosat yang sudah dijual oleh mantan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2002 lalu. Pembelian ini yang dinilai hanya akan menghamburkan uang negara karena nilai Indosat sekarang diperkirakan sudah empat kali lipat dari harga jual 12 tahun lalu.
Jubir Tim Pemenangan Prabowo - Hatta, Dradjad Wibowo mengkritisi niatan Jokowi tersebut. Karena itu dia menilai, gagasan Jokowi ini akan merugikan negara.
"Mau buy back? Harganya sekarang sudah empat kali lipat harga jual kita," jelas Dradjad kepada merdeka.com, Senin (23/6).
Selain itu, lanjut dia, prinsip Jokowi yang boleh saja menjual aset negara jika kondisi ekonomi Indonesia sedang krisis. Apalagi, jika nanti Jokowi menjual aset negara yang sangat penting seperti Indosat yang dilakukan Megawati dulu.
"Yang paling salah adalah prinsip yang dipegang. Jokowi nyatakan karena krisis kita jual aset-aset kita, bahkan aset strategis sekalipun, nanti buy back lagi. Ini prinsip yang sangat berbahaya," tegas dia.