Sinyal Djarot tak ingin Risma ke Jakarta
Tanda-tanda persaingan Djarot terhadap Risma pun bermunculan.
PDIP masih belum memutuskan bakal mengusung siapa di Pilgub DKI. Sejumlah nama dari internal terus berhembus seperti Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Boy Sadikin.
Namun, nama Risma paling mencuat meski dia sendiri menolak maju di DKI. Tanda-tanda persaingan Djarot terhadap Risma pun bermunculan.
Dulu, Djarot menyarankan agar Risma fokus membangun Surabaya. Dia berharap PDIP tak memboyong Risma untuk bersaing di Pilgub DKI Jakarta 2017 mendatang.
"Wah kalau Bu Risma kan di Surabaya ya. Biar konsentrasi di Surabaya lah," kata Djarot.
Ucapan serupa juga dia sampaikan pada pekan lalu. Djarot meminta semua pihak tidak mengganggu Risma yang sedang fokus bekerja di Surabaya.
"Biarlah Bu Risma itu fokus di Surabaya, jangan diganggu dengan berbagai macam informasi yang enggak benar. Ini malah jadi repot," kata dia.
Djarot mengatakan, Risma sudah terikat kontrak dengan masyarakat di Surabaya dan baru saja terpilih kembali. "Sekarang biarlah fokus kerja, jangan diganggu. Apalagi dengan berbagai macam informasi yang enggak benar," ujar Djarot.
Meski demikian, Djarot menyatakan dirinya bukan berarti tidak setuju jika Risma menjadi cagub pilihan PDIP yang akan diusung pada Pilkada DKI. "Daripada gaduh-gaduh, lebih baik berikan kesempatan Bu Risma untuk fokus bekerja di sana," ucapnya.
Teranyar, Djarot mengatakan PDIP akan melihat kepentingan yang lebih besar dalam memutuskan siapa bakal diusung dalam pesta demokrasi tersebut. "Makanya ini ya, kita kan partai juga akan melihat itu ya, lihat kepentingan yang lebih besar," katanya.
Dia mengungkapkan, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah menunjuk Risma menjadi juru kampanye nasional (Jurkamnas) pada Pilkada serentak 2017 mendatang. Sedangkan mengenai siapa yang akan diusung sebagai calon Gubernur DKI masih belum ada keputusan.
"Yang benar Ibu Risma sebagai jurkamnas," terangnya.
Namun, Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan, kemungkinan Risma untuk menjadi cagub DKI memang masih bisa terjadi sebelum muncul rekomendasi dari DPP dan Megawati.
"Aduh, kalau peluang macam-macam, semua ada peluang sebelum rekomendasi DPP dan Ketum," tutup Djarot.
Baca juga:
Sekjen PDIP sebut masuk koalisi kekeluargaan bukan instruksi Mega
Sekjen PDIP soal Cagub DKI: Kita cari momentum dan hari yang baik
Tanda Megawati tak usung Ahok di Pilgub DKI Jakarta
Jalan Risma tak semulus Jokowi menuju DKI
Tak pikir koalisi, Sandiaga diminta Prabowo blusukan ke seluruh DKI
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Apa yang dilakukan anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta saat rapat paripurna? Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Cinta Mega kedapatan tengah bermain game slot saat rapat paripurna penyampaian pidato Penjabat (Pj) Gubernur terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
-
Siapa yang memimpin PDRI? Syafruddin Prawiranegara tercatat menjadi Ketua PDRI dalam waktu yang singkat, yaitu dari 22 Desember 1948 sampai 13 Juli 1949, namun hal ini sangat menentukan eksistensi Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat.
-
Apa yang dibahas dalam rapat pimpinan sementara DPRD Provinsi DKI Jakarta? "Pembahasan dan penetapan usulan nama Calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta dari masing-masing Partai Politik DPRD Provinsi DKI Jakarta," demikian informasi tersebut.