Soal tim pemenangan Ahok, Hanura bilang 'Ibu Mega harus dihormati'
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hanura DKI Mohamad Ongen Sangaji membantah bila partai-partai pengusung Ahok tidak kompak alias saling sikut. Justru, klaim dia, masuknya PDIP ke tim pemenangan Ahok-Djarot merupakan tambahan energi untuk memenangkan pertarungan satu putaran.
PDI Perjuangan telah mendeklarasikan diri untuk mengusung pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat dalam Pilgub 2017 mendatang. Dukungan terhadap Ahok diberikan setelah tiga partai yakni Golkar, NasDem dan Hanura lebih dulu mengusung mantan Bupati Belitung Timur itu.
PDIP yang merasa memiliki jumlah kursi DPRD DKI paling banyak yakni 28 kursi, menyatakan sebagai pengusung utama Ahok dan Djarot. Oleh sebab itu, partai besutan Megawati Soekarnoputri ini ingin menjadi ketua tim pemenangan. Tiga partai yang telah terlebih dahulu mengusung Ahok menjadi gerah.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hanura DKI Mohamad Ongen Sangaji membantah bila partai-partai pengusung Ahok tidak kompak alias saling sikut. Justru, klaim dia, masuknya PDIP ke tim pemenangan Ahok-Djarot merupakan tambahan energi untuk memenangkan pertarungan satu putaran.
"Tidak ada pertentangan. Semua kondusif dan satu tujuan menangkan Ahok-Djarot," kata Ongen di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (23/9).
Menurutnya, terkait Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Megawati Soekarnoputri memakaikan jas ke Ahok itu merupakan hal positif. Sebab, itu sama saja seorang ibu sayang terhadap anaknya. Kenapa, masalah tersebut dipermasalahkan.
Bahkan, Ongen menegaskan, ketika Ahok ke NasDem dan Hanura juga dilakukan hal yang sama. Yakni, Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum Hanura memberikan jaket partai masing-masing.
"Ibu Mega kan orang tua yang harus dihormati. Mari rapatkan barisan menangkan Ahok-Djarot untuk Jakarta lebih baik," ujarnya.
Ketua Fraksi Hanura DPRD DKI itu menerangkan, saat ini tim sudah fokus melakukan konsolidasi pemenangan secara bersama dengan koalisi PDIP, Hanura, Golkar, dan Nasdem. Dia menambahkan, adanya perubahan struktural tim pemenangan yang kini dipimpin Djarot sudah tidak ada masalah.
"Sudah menerima semua dan tidak ada pertentangan," tutup Ongen.