Sodorkan Cak Imin, PKB Buka Koalisi dengan Partai Manapun
Dia menuturkan, keputusan mendorong Cak Imin sebagai capres merupakan hasil keputusan seluruh DPW PKB.
Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid mengatakan, PKB terbuka membentuk koalisi dengan partai manapun di Pilpres 2024. Namun, PKB akan mendorong Ketua Umum Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai calon presiden.
Dia menuturkan, keputusan mendorong Cak Imin sebagai capres merupakan hasil keputusan seluruh DPW PKB.
-
Apa yang diklaim dalam video tersebut tentang PKB dan Cak Imin? Sebuah video berdurasi 8 menit 10 detik beredar di platform YouTube dengan klaim Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menolak uang dengan nominal fantastis sebesar Rp4 triliun.
-
Siapa yang memimpin rapat pleno PKB bersama Cak Imin? "Iya benar (datang) sebagai Dewan Syuro. Belum tahu (pembahasan apa), katanya rapat pleno," ucap Tommy singkat.
-
Apa yang diusulkan Cak Imin terkait IKN? Cak Imin mengusulkan membangun 40 kota lain untuk ditingkatkan levelnya agar menyamai Jakarta. Itu sebagai bagian pemerataan pembangunan di Indonesia.
-
Bagaimana tanggapan TKN Prabowo-Gibran terhadap protes Cak Imin? Juru bicara TKN Fanta (pemilih muda) Prabowo-Gibran, Dedek Prayudi justru bertanya alasan Cak Imin memprotes hal itu."Kenapa diprotes?" kata Dedek kepada wartawan usai peluncuran 'Buku Politik Gemoy: Keberpihakan Pemuda pada Prabowo-Gibran' di Area 47, Kamis (4/1).
-
Siapa yang mengatakan Cak Imin 'terpaksa' ikut potong tumpeng di IKN? "Cak Imin dulu belum tahu dan dalam situasi belum kontestasi terpaksa harus ikut seremonial bersama pemerintah," ujar Jubir Timnas AMIN Angga Putra Fidrian dikutip Sabtu (23/12).
-
Kapan Cak Imin ikut potong tumpeng di IKN? Gibran Rakabuming Raka mengungkit keikutsertaan Muhaimin Iskandar pada acara potong tumpeng di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"PKB sampai hari ini arahnya ingin sekali dan menjadi keputusan usulan seluruh DPW bahwa bapak Muhaimin Iskandar yang akan maju menjadi capres. Nanti dibicarakan kalau ini nanti dengan partai lain kami terbuka dibicarakan dengan partai lain," katanya saat pemaparan survei SMRC, Kamis (7/10).
Jazilul mengungkapkan, untuk mengusung pasangan calon presiden, banyak partai yang butuh berkoalisi untuk menembus ambang batas presiden. Untuk itu PKB terbuka dengan partai manapun untuk membentuk koalisi.
"Untuk itu kami dari PKB akan menjahit akan berkoalisi dengan partai-partai yang lain untuk menentukan agenda sekaligus menentukan paslon jadi ini masih lama. Dilihat dari SMRC ini belum mengerucut. Nama-nama saja dan itu nama-nama tidak bisa maju sendiri tanpa ada Koalisi. Misal ada nama tinggi tapi belum cukup syarat partai mendukung," jelas Wakil Ketua MPR RI ini.
Dalam survei elektabilitas sebagai capres, Cak Imin masih berada di angka 0,8 persen. Jazilul mengatakan, elektabilitas masih rendah karena PKB belum serius mengkampanyekan Wakil Ketua DPR RI itu.
"Pak Muhaimin belum terlalu serius kalau sudah dapat instruksi serius kita serius," tutupnya.
PDIP-Gerindra Merosot, PKB-Demokrat-PKS Naik
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis survei opini publik terbaru tentang keterpilihan partai politik. Nomor satu masih didominasi oleh partai penguasa saat ini, PDIP.
Dalam temuannya, PDIP memperoleh elektabilitas sebesar 22,1 persen. Di urutan kedua merangkak naik ada Golkar dengan 11,3 persen. Urutan ketiga ada PKB dengan 10,0 persen. Keempat Gerindra 9,9 persen dan Demokrat 8,6 persen.
Selanjutnya ada PKS 6,0 persen, NasDem dengan 4,2 persen, Perindo 2,6 persen. Kesembilan ada PPP 2,3 persen dan PAN 1,4 persen. PSI dengan 0,7 persen dan Hanura 0,5 persen.
SMRC juga melihat tren elektabilitas dari beberapa periode survei yang telah dilakukan. Meskipun PDIP tertinggi, tapi tren keterpilihannya terus turun. Oktober 2020 masih di 27,4 persen, lalu merosot jadi 24,9 persen pada Maret 2021. Naik sedikit pada Mei dengan 25,9 persen, lalu merosot lagi pada September menjadi 22,1 persen.
Tren Gerindra juga terlihat anjlok. Pada Maret 2020 elektabilitas berada di 13,6 persen. Kemudian merosot pada Oktober 2020 menjadi 7,7 persen. Merangkak naik jadi 11,6 pada Maret 2021, turun lagi menjadi 10,7 pada Mei 2021. Kini berada di 9,9 persen.
"Dalam dua tahun terakhir pasca pemilu 2019, pilihan rakyat pada PDIP cenderung menurun meskipun tetap paling atas. Demikian juga pilihan rakyat pada Gerindra. Sementara Golkar cenderung menguat," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, Kamis (7/10).
Untuk informasi, survei dilakukan pada periode 15-21 September 2021. Responden survei mencakup seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam Pemilu. Total responden adalah 1220 orang dan dipilih secara random (multistage random sampling).
Margin of error dari survei ini adalah 3,19% dengan tingkat kepercayaan mencapai 95%. Sebagai catatan, response rate yang valid sebesar 981 orang atau 80%. Mereka dianalisis dan diwawancara tatap muka.
SMRC melihat tren kenaikan yang kuat terjadi pada PKB, PKS dan Demokrat. Pada Maret 2021, PKB berada di posisi elektabilitas 7,5 persen, lalu naik menjadi 9,7 persen pada Mei. Kini menjadi 10,0 persen.
Sementara Demokrat, Maret ada pada 7,7 persen. Turun menjadi 6,6 persen pada Mei 2021. Lalu naik tinggi kini menjadi 8,6 persen. Begitu juga dengan PKS, Maret 5,2 persen, lalu Mei menjadi 4,6 persen. Kini naik drastis menjadi 6,0 persen.
"Kecenderungan menguat juga terlihat pada PKB, Demokrat, dan PKS," kata Deni.
Baca juga:
Survei SMRC: PDIP Sulit Menangkan Prabowo di Pilpres 2024
Golkar Sebut Survei Naik Karena Soliditas Kader di Bawah Kepemimpinan Airlangga
Pengamat Nilai Keinginan Anies Berkeliling Indonesia untuk Kampanye
Survei SMRC: Dukungan Publik Ke Prabowo Turun, Ganjar & Anies Naik
SMRC: Tokoh Potensial Jadi Capres 2024 Didominasi Non-elite Parpol
Survei indEX: Ganjar, Prabowo & Ridwan Kamil Masuk Tiga Besar Bursa Capres 2024