Sok cuek dengan partai, Risma bakal dihadang koalisi 'raksasa'
Alasan membentuk koalisi besar ini, karena partai-partai besar ini melihat Risma belum sekalipun menjalin komunikasi.
Sejumlah partai di Surabaya, Jawa Timur siap membentuk koalisi besar untuk menghadang calon incumbent Tri Rismaharini di pemilihan wali kota (Pilwali) bulan Desember 2015 mendatang. Koalisi ini, dimotori oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Gerindra.
Alasan membentuk koalisi besar ini, karena partai-partai besar ini melihat Risma belum sekalipun menjalin komunikasi dengan partai-partai politik jelang Pilkada Surabaya. Bahkan, terkesan cuek merespon sikap partai politik yang berniat mengusungnya di hajatan lima tahunan tersebut.
Termasuk dengan partai pengusungnya di Pilwali 2010 lalu, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Risma terkesan acuh tak acuh, hingga akhirnya partai berlogo kepala banteng moncong putih ini memutuskan mengusung kader dari internal sendiri, ketimbang Risma.
Melihat sikap inilah muncul dugaan, Risma akan maju via perseorangan di Pilkada Surabaya nanti. Dan jika partai-partai politik tidak bersatu, maka akan sulit menggusur posisi alumni Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) ini.
Harus diakui, hingga saat ini, elektabilitas perempuan kelahiran Kediri ini, masih belum ada tandingannya. Meski maju via perseorangan, popularitas Risma masih kokoh di puncak. Untuk itu, harus ada kekuatan besar 'melawannya.'
"Ketika Bu Risma ingin berangkat sendiri tanpa partai pengusung, dan PDIP, sebagai partai pengusung sebelumnya juga ingin mengajukan calonnya dari internal sendiri, maka partai-partai lain akan membentuk koalisi besar menghadang langkah Rismaharini," kata Wakil Ketua I DPC PKB Surabaya, Satuham Akbar, Kamis (19/3).
Rencana membentuk koalisi besar ini, lanjut dia, muncul setelah Risma terkesan cuek dengan tidak merespon komunikasi politik dari partai-partai politik di Surabaya. "Partai politik akan bersatu melawan Risma, setelah komunikasi yang coba dibangun oleh partai tidak direspon olehnya," tegasnya.
Tenaga ahli Fraksi PKB DPRD Surabaya ini menjelaskan, untuk menggalang komunikasi besar, pihaknya intensif menjalin komunikasi dengan beberapa Parpol. "Selain berencana membentuk koalisi besar, kita (PKB) juga akan melakukan komunikasi politik dengan PDIP, untuk membangun koalisi," ucapnya.
"Menghadapi Pemilukada nanti, Wisnu Sakti Buana (Ketua DPC PDIP Surabaya) pernah menyatakan harus (berkoalisi) dengan PKB, dan hal tersebut juga didukung koalisi pusat yang tergabung Koalisi Indonesia Hebat," sambungnya.
Memang, diakuinya, belum ada keputusan apapun selam dua kali pertemuan antara pengurus PKB dan PDIP. Rencananya, pembicaraan koalisi dalam Pemilukada antara PKB dan PDIP akan terus dilakukan, sampai ada kesepakatan politik.
Dikatakan dia, jika PKB dan PDIP sudah benar-benar ada kesepakatan, kemungkinan ada rencana menduetkan Wisnu dengan Azetti Bilbina Huzaimi Setiawan. "Tapi sejauh ini belum ada kesepakatan. Akan ada pertemuan lagi dan semoga akan terjadi komitmen politik demi kemajuan Surabaya," harapnya.
Sementara terkait rencana membentuk koalisi besar, Satuham menegaskan, meski nantinya PKB dan PDIP jadi berkoalisi, pembentukan koalisi besar akan tetap berjalan.
"Gerindra pernah menanyakan, apakah PKB akan bersama koalisi besar atau PDIP? Wacana membentuk koalisi besar ini dimotori PKB dan Gerindra. Jadi meski tanpa PKB, koalisi besar ini akan tetap berjalan," ungkapnya.
Katanya, beberapa Parpol yang pernah menyatakan keinginannya membentuk koalisi besar menghadang kekuatan Risma, selain PKB dan Gerindra, ada Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dan jika PKB bersama PDIP, Satuham memprediksi, akan ada tiga pasangan calon yang bersaing di Pilwali Surabaya 2015 nanti. Masing-masing pasangan calon itu, satu pasangan calon yang diusung PDIP dan PKB, satu dari koalisi partai, dan yang terakhir dari calon independen, yang diperkirakan akan diisi Risma dan pasangannya.
"PKB punya kader internal berkualitas sama dengan PDIP dan Parpol-Parpol yang akan membentuk koalisi besar ini nantinya, juga sangat solid di tingkatan legislatif selama ini. Jadi kemungkinan nanti akan ada tiga pasangan calon yang akan bersaing," pungkasnya.
Terkait siap pasangan bakal calon yang akan diusung partai koalisi besar, Satuham mengungkap, itu tergantung dari elektabilitas calon dan siapa yang lebih siap untuk maju.
"Untuk pencalonan disepakati bersama, siapa yang memenuhi syarat. Koalisi besar akan memunculkan calon yang berkualitas, semua komunikasi politik tetap dilakukan," pungkasnya.
Baca juga:
Ditolak PDIP, Risma bakal ditampung dan diusung Demokrat
Gelar debat publik, 5 bakal calon dari NasDem masih keok oleh Risma
PKB berniat duetkan Arzetti-Dhani, adik Menpora jadi 'kuda hitam'
Mungkinkah Ahmad Dhani bisa kalahkan Risma jadi wali kota?
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Apa yang dilakukan anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta saat rapat paripurna? Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Cinta Mega kedapatan tengah bermain game slot saat rapat paripurna penyampaian pidato Penjabat (Pj) Gubernur terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa yang dimaksud dengan Pilkada? Pilkada adalah proses demokratis di Indonesia yang memungkinkan warga untuk memilih pemimpin lokal mereka, yaitu gubernur, bupati, dan wali kota beserta wakilnya.