Suara swing voters penentu paslon masuk putaran kedua Pilgub DKI
Suara swing voters penentu paslon masuk putaran kedua Pilgub DKI. Ardian Sopa selaku pembicara LSI mengatakan angka swing voters itu didapat dari penjumlahan pemilih yang belum menentukan pilihan ditambah pemilih yang masih ragu dengan paslon yang dijagokannya.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei lima hari jelang perhelatan Pilgub DKI Jakarta 2017. Dari hasil survei disimpulkan, Pilgub berlangsung dua putaran dan para calon bisa memenangkan Pilgub jika kedua calon yang lolos ke putaran kedua berhasil mengambil swing voters atau pemilih yang belum menentukan pilihannya sebesar 22,6 persen.
Ardian Sopa selaku pembicara LSI mengatakan angka swing voters itu didapat dari penjumlahan pemilih yang belum menentukan pilihan ditambah pemilih yang masih ragu dengan paslon yang dijagokannya.
"Yang belum menentukan sikap 8,5 persen ditambah pemilih yang sudah menentukan pilihannya tapi masih ragu, untuk Agus-Sylvi soft supporter di dalamnya ada 6,3 persen, untuk Ahok-Djarot ada 3,5 persen dan Anies-Sandi ada 4,3 persen," kata Ardian di Kantor LSI, Jakarta, Jumat (10/2).
Ardian menyebut dengan banyaknya persentase swing voters itu, Pilkada DKI dapat diibaratkan sebagai lapangan yang belum bertuan. Apalagi, belum ada satu calon pun yang memperoleh suara telak di atas 50 persen.
Dijelaskannya, mayoritas swing voters adalah pemilih umat muslim dan pada umumnya masyarakat beretnis Jawa dan Sunda. Bahkan, dia mengatakan swing voters juga lebih tinggi pada segmen pemilih yang melihat kesamaan agama adalah hal terpenting.
Oleh karenanya, Ardian menuturkan dalam kondisi persaingan ketat ini swing voters jadi penentu dalam Pilgub DKI. "Ini patokan sederhana namun sangat penting untuk menang," ujarnya.
Bukan hanya itu, dia menjelaskan bila salah satu calon yang lolos ke dua putaran nantinya bisa menarik simpatik swing voters maka bisa dipastikan tiket untuk masuk ke putaran kedua akan didapat oleh paslon tersebut. Dan sebaliknya, jika paslon tidak mampu mengambil simpatik swing voters maka paslon itu akan tersingkir.
"Dua kandidat yang paling mampu menarik simpati swing voters akan menjadi dua kandidat yang akan masuk ke putaran kedua dan yang paling sedikit akan tersingkir di putaran kedua," pungkas dia.
Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei lima hari menjelang Pilgub DKI Jakarta. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan melakukan wawancara tatap muka terhadap 1200 responden yang digelar pada 8-9 Februari 2017.