Survei cagub: Popularitas Deddy Mizwar melejit, Ridwan Kamil anjlok
Tim Peneliti Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan Jaringan Masyarakat Peduli Demokrasi merilis hasil survei terbaru terkait 'Fluktuasi Popularitas & Elektabilitas Balongub Jabar 2018'. Hasilnya, popularitas Ridwan Kamil dilewati oleh Wagub Deddy Mizwar.
Tim Peneliti Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan Jaringan Masyarakat Peduli Demokrasi (JMPD) merilis hasil survei terbaru terkait 'Fluktuasi Popularitas & Elektabilitas Balongub Jabar 2018'. Hasilnya, popularitas Ridwan Kamil dilewati oleh Wagub Deddy Mizwar dan Pilgub Jabar diperkirakan maksimal akan diikuti oleh empat pasangan calon yang berasal dari partai politik.
Dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Selasa (4/7), Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Agus Salim Mansyur mengatakan, survei dilakukan pada akhir Juni 2017. Kajian Tim Peneliti memadukan pendekatan kuantitatif melalui survei 1 dan survei 2 yang diselenggarakan PPs UIN SGD Bandung dan JMPD serta pendekatan kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui observasi dan wawancara.
Berdasarkan Hasil survei ke-2 terhadap bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat untuk periode 2018-2023 dalam jangka waktu 22 Mei-4 Juni 2018 terdapat lima bakal calon yang memiliki tingkat popularitas dan elektabilitas memadai untuk mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Barat 2018. Mereka adalah Deddy Mizwar, Ridwan Kamil, Dede Yusuf, Iwa Karniwa (Sekda Jabar), dan Dedi Mulyadi (Bupati Purwakarta). Tingkat popularitas mereka, mengalami fluktuasi jika dibandingkan dengan hasil survei pertama yang diselenggarakan 20 Maret-1 April 2017.
Agus menjelaskan, dengan sampel 5.000 warga Jawa Barat yang sudah memiliki hak pilih, pada survei kedua, tingkat popularitas Deddy Mizwar berada pada rangking pertama menggeser Ridwan Kamil menjadi posisi kedua.
"Popularitas Deddy Mizwar meningkat dari 18,65% pada survei pertama, survei kedua menjadi 19,71%, sedangkan Ridwan Kamil menurun dari 24,28% pada survei pertama menjadi 18,49% pada survei kedua," ujarnya.
Demikian juga ketiga bakal calon lainnya yang mengalami pergeseran: Dede Yusuf meningkat dari 15,68% menjadi 17,41%, Iwa Karniwa meningkat dari 8,99% menjadi 13,88%, dan Dedi Mulyadi meningkat dari 10,70% menjadi 11,60%.
Untuk tingkat elektabilitas, terjadi pergeseran dari survei pertama ke survei kedua. Kendati tingkat elektabilitas Ridwan Kamil masih pada peringkat pertama pada survei kedua, tetapi mengalami penurunan yang tajam.
Pada survei pertama tingkat elektabilitas Ridwan Kamil melejit 55,11%, tetapi pada survei kedua menurun menjadi 40,40%. Deddy Mizwar pada urutan kedua dengan meningkat dari 16,30% menjadi 22,38% pada survei kedua. Dede Yusuf dari 11,68% meningkat menjadi 12,57%, Iwa Karniwa melejit dari 2,55% menjadi 10,44%, dan Dedi Mulyadi meningkat dari 6,17% menjadi 10,08% pada survei kedua.
"Berdasarkan pengamatan kami dari kelima besar bakal calon tersebut, Dede Yusuf yang nampaknya pasif tidak melakukan sosialisasi dalam bentuk apapun, sehingga kami prediksi Dede Yusuf mungkin sudah tidak tertarik lagi untuk mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Barat. Hal itu berdasarkan kesimpulan kami dari kedua survei yang kami lakukan, sehingga menurut prediksi kami akan muncul empat pasang calon gubernur pada Pilgub Jabar 2018. Walaupun hal itu masih mungkin berubah," kata Agus.
Dia menambahkan, berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada sejumlah responden, Tim Peneliti mempersepsi turunnya persentase tingkat popularitas dan elektabilitas Ridwan Kamil dipengaruhi banyak hal.
"Namun, yang tertangkap dalam kajian kualitatif Tim Peneliti untuk tingkat elektabilitas ada kecenderungan responden terpengaruh oleh pemberitaan dan informasi terkait dengan diusungnya pencalonan Ridwan Kamil oleh Partai NasDem sebagaimana tanggapan miring sejumlah citizen," ungkapnya.
Sementara itu, terkait tingkat popularitas Ridwan Kamil berdasarkan jumlah responden tidak mengalami penurunan yang signifikan; turunnya persentase popularitas Ridwan Kamil karena bakal calon lainnya, khususnya bakal calon yang empat mengalami kenaikan.
"Kenaikan calon yang empat ini, terutama Deddy Mizwar, Iwa Karniwa, dan Dedi Mulyadi karena penggerakan mereka sudah mulai melakukan sosialisasi dalam berbagai bentuk, baik bertatap muka langsung maupun menggunakan media luar ruang, seperti spanduk dan poster," papar Agus.
Adapun nama bakal calon yang persentasenya di bawah lima besar, menurut Agus, mereka dikategorikan sebagai bakal calon wakil gubernur. Dalam hasil survei kedua, mereka memiliki tingkat popularitas yang berbeda-beda. Mereka adalah Agung Suryamal, Dessy Ratnasari, Haris Yuliana, Inneu Purwadewi, Irfan Suryanagara, Iwan Sulanjana, Netty Prasetyani Hermawan, Puti Guntur Soekarno, Soetrisno, Tubagus Hasanuddin, dan Uu Ruzhanul Ulum.
"Berdasarkan hasil survei kedua, tingkat elektabilitas mereka untuk menjadi bakal calon gubernur cukup rendah, tetapi untuk menjadi bakal calon wakil gubernur meningkat," jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan Agus, jumlah responden yang diambil adalah 5.000 warga Jawa Barat yang sudah memiliki hak pilih dengan persebaran di 27 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat secara stratified random sampling di tingkat kabupaten/kota.
Pemilihan jumlah responden per-kabupaten/kota berdasarkan metode cluster dengan target komposisi secara purposif dari profesi pedagang, buruh, petani, PNS, serta pelajar & mahasiswa dengan tingkat kepercayaan minimal 95 persen, sehingga memiliki margin of error maksimal 5%.
Baca juga:
Soal Cagub Jabar, Aa Gym sebut 'Kalau Allah menetapkan, Insya Allah'
Sosok alternatif di Pilgub Jabar 2018
Aa Gym makin diminati banyak partai maju Pilgub Jabar 2018
Cak Imin: Aa Gym menarik dan potensial untuk Pilgub Jabar
Ormas Islam GPII dorong Wakil Ketua DPRD maju Pilgub Jabar
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Siapa saja yang menginginkan Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Partai KIM begitu ngotot memboyong Ridwan Kamil di Jakarta. Namun, Golkar tampaknya belum satu suara dengan Gerindra, PAN dan Demokrat soal langkah politik untuk Ridwan Kamil itu. Golkar 'si pemilik' Ridwan Kamil masih menimbang penugasan di Pilkada Jakarta atau Jawa Barat.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Siapa saja yang akan bersaing dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta? Ridwan Kamil yang berduet dengan Suswono akan menghadapi pasangan Pramono Anung - Rano Karno serta Dharma Pongrekun - Kun Wardana.