Survei Disebut 'Framing Politik', Median Minta Kubu Jokowi Tak Buruk Sangka
Kubu Jokowi-Ma'ruf tak percaya survei Median yang menyebut selisih elektabilitas dengan Prabowo-Sandiaga hanya tinggal 9,2 persen saja. Bahkan, kubu Jokowi menuding survei tersebut dipesan oleh kubu Prabowo untuk membuat framing di Pilpres 2019.
Kubu Jokowi-Ma'ruf tak percaya survei Median yang menyebut selisih elektabilitas dengan Prabowo-Sandiaga hanya tinggal 9,2 persen saja. Bahkan, kubu Jokowi menuding survei tersebut dipesan oleh kubu Prabowo untuk membuat framing di Pilpres 2019.
Terkait hal itu, Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun berani menjamin hasil surveinya valid. Tidak ada terkait satu pun timses capres-cawapres di Pilpres 2019 yang mendanai survei tersebut.
-
Kenapa FAPTI melakukan survei pilpres? FAPTI memandang penting untuk melakukan survei, guna memberikan gambaran kepada alumni perguruan tinggi terkait pilihan dan jenis isu yang dianggap penting oleh masyarakat. “Sehingga, para alumni dapat lebih bisa berkontribusi dalam hajatan nasional lima tahunan yang penting ini,” pungkasnya.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada Jateng berdasarkan survei LSI? Survei LSI: Kaesang Unggul di Pilkada Jateng Berkat Pengaruh Presiden Jokowi Djayadi menegaskan, Pilkada Jawa Tengah masih sangat cair.
-
Bagaimana metode survei Litbang Kompas dilakukan? Survei dilakukan Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak. Metode penelitian yaitu dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
-
Siapa yang paling teratas dalam survei? Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran yang paling teratas.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Bagaimana cara SMRC menentukan sampel untuk survei Pilgub Sulteng 2024? Sampel sebanyak 2420 responden dipilih secara acak dengan metode stratified multistage random sampling dengan jumlah proporsional dari populasi tersebut.
"Kubu Jokowi jangan kebiasaan buruk sangka. Jika mereka jernih melihat, itu data sudah cover both side, untuk dua pasangan," kata Rico kepada merdeka.com, Selasa (22/1).
Dia mengatakan, hanya survei Median yang berani mengungkap kelemahan dua pasang calon di Pilpres 2019. Karena, dia menjamin, hasil survei itu tidak ada pesanan dari kubu Jokowi maupun Prabowo.
Rico mengatakan, survei Median itu bisa disebut bahan evaluasi gratis bagi Jokowi dan Prabowo. Sehingga dia menyayangkan tuduhan framing dari hasil survei yang disebutnya independen itu.
"Itu bahan gratis buat Jokowi dan Prabowo. Jangan mengulang kesalahan saat Pilgub DKI dulu. Dulu Median banyak dibully saat mengatakan yang sesungguhnya tentang dinamika seputar Pak Ahok dan DKI. Orang jadi hilang perspektif tentang data. Akhirnya kalah kan? Sesuai prediksi," imbuh Rico lagi.
Rico pun mengajak diskusi bagi kedua pasang calon baik Jokowi maupun Prabowo untuk memahami data tersebut. Agar, tak lagi meragukan survei yang telah dilakukan Median.
"Harusnya mereka terima kasih, dapat data gratis," sambung Rico.
Diketahui, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Ace Hasan Syadzily meragukan hasil survei Median. Sebab, dibandingkan beberapa lembaga survei yang sudah duluan merilis, hanya Median yang menyatakan elektabilitas inkumben Jokowi di bawah 50 persen, dengan selisih di bawah 10 persen.
Oleh sebab itu, Ace mengatakan, publik perlu mengkritisi lembaga survei partisan. Caranya dengan menyandingkan hasil survei dengan yang lain.
"Kalau hasil surveinya nyeleneh sendiri patut diduga lembaga survei tersebut sedang membangun framing politik," ujar Ace dalam keterangan tertulis, Selasa (22/1).
Politisi Partai Golkar itu menjelaskan, rata-rata hasil survei menyebut selisih Jokowi dengan Prabowo Subianto, sebesar 20 persen. Seperti yang terakhir diungkap Charta Politika. Ace menyebut, timses Prabowo-Sandiaga mengklaim hasil survei internal selisih 10 persen, menanggapi hasil survei yang menyebut selisih 20 persen.
"Paslon 02 bertahan dengan mengangkat framing bahwa jarak antara palson 01 dengan 02 tinggal 10 persen atau satu digit. Timses paslon 02 menyebut angka itu adalah survei internal yang tidak dipublikasikan," jelasnya.
Dalam hasil survei Median, Jokowi-Ma'ruf meraih 47,9 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 38,7 persen. Jarak antar kedua pasangan ini hanya sekitar 9,2 persen.
"Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin 47,9 persen, Prabowo-Sandiaga 38,7 persen dan undecided sebesar 13 persen. Selisih suara 01 dan 02 sudah selisih satu digit, dengan 'gap' nya kurang lebih 9,2 persen," kata Rico di kawasan Cikini, Jakarta, Senin (21/1).
Survei dilakukan 6-15 Januari 2019 dengan 1.500 responden yang tersebar di semua provinsi. Margin of error +- 2,5 persen. Metodologi yang digunakan adalah multistage random sampling dan proporsional.
Baca juga:
TKN Yakin Prabowo Tak Bisa Kejar Elektabilitas Jokowi
Ma'ruf Amin: Sudah Lama Kader NU Tak Jadi Pemimpin Nasional Sejak Gus Dur
Percaya Median, Fadli Zon Sebut Lembaga Survei Lain Tak Jelas Donaturnya
Diduga Orasi Bernuansa Kampanye, Ketua PA 212 Diperiksa Bawaslu Solo
Kasus Najib, Nelayan yang disebut Korban Persekusi Oleh Sandiaga Uno
Ma'ruf Amin Ibaratkan Ulama Seperti Daun Salam & Pemadam Kebakaran
Dibilang Kurang Ofensif, BPN Sebut Prabowo Tak Mau Menjatuhkan Jokowi