Tak cuma Mahyudin, Yorrys yakin loyalis Ical di daerah juga merapat
Yorrys menilai terpecahnya suara daerah selama ini hanya karena bingung belum ada putusan Kemenkum HAM.
Partai Golkar kubu Agung Laksono merasa yakin jika pada akhirnya pengurus partai daerah akan bergabung. Meskipun awalnya dukung Aburizal Bakrie (Ical), keputusan Kemenkum HAM yang sahkan kubu Agung diyakini membuat pengurus daerah akan merapat dan bersatu.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar kubu Agung Laksono, Yorrys Raweyai menyatakan, seluruh kader selama ini hanya bingung mana pengurus yang sah antara Ical dan Agung. Karena itu, pasca keputusan Menkum HAM, dia yakin pengurus daerah seluruhnya akan merapat ke Agung Laksono.
"Pastilah itu (merapat semua), selama ini dia hanya bingung, kader pengurus daerah kan hanya akan berorientasi pada kepatuhan legalitas hukum," kata Yorrys saat dihubungi, Senin (16/3).
Yorrys mengakui memang kubu Ical masih melakukan gugatan ke pengadilan terkait keputusan Kemenkum HAM ini. Akan tetapi, dia menilai, itu bagian yang berbeda. Keputusan Menkum HAM, lanjut dia, sudah menjelaskan bahwa kepengurusan Agung Laksono yang sah.
"Itu gugatan lain lagi, Kami sesuai dengan pengesahan Kumham, berdasarkan mahkamah partai yang dianggap sah," terang dia.
Sejauh ini sudah ada beberapa pengurus daerah yang balik dukung Agung Laksono dan meninggalkan Ical. Termasuk Wakil Ketua Umum Golkar kubu Ical yang juga Wakil Ketua MPR, Mahyudin yang balik dukung Agung Laksono.
"Kalau Mahyudin dan Setya Novanto kemudian Airlangga Hartarto kan mereka sudah bikin statemen sendiri. Mereka ngomong ditelevisi, dia bikin press rilis ke wartawan," kata Yorrys.
Menanggapi hal ini, Bendahara Umum Partai Golkar kubu Ical, Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai kader partai beringin yang menyeberang ke kubu Agung Laksono adalah pengkhianat. Mereka adalah politisi yang tidak mempunyai komitmen dalam perjuangan.
"Dalam politik, integritas, loyalitas dan komitmen adalah modal utama. Itulah sebabnya ketika tiba-tiba seorang politisi kehilangan jati diri dan kecerdasannya hanya karena diiming-imingi atau terancam kedudukan serta jabatannya, lalu berubah sikap 180 derajad. Maka politisi itu layak disebut lonte politik atau politisi KKO (kanan kiri oke)," kata Bambang Soesatyo lewat pesan singkatnya kepada wartawan, Minggu (15/3).
Menurutnya, loyalis Ical yang memastikan diri mendukung kepengurusan Agung Laksono adalah Mahyudin dan Airlangga Hartarto. Sikap keduanya disayangkan karena tergesa-gesa menyerah untuk mencari pengakuan pemerintah atas kepengurusan Golkar hasil Munas di Bali.
"Satu-dua pengurus partai versi Ketum Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie ada yang mbalelo dan merapat ke Ketum Golkar versi Ancol Agung Laksono. Bahkan, ada yang sudah memastikan berpindah haluan dan masuk dalam formasi kepengurusan kubu Agung seperti Wakil Ketua MPR Mahyudin dan Airlangga Hartarto. Padahal permainan belum selesai. The game is not really over yet. Istilah Betawinya, Belanda masih jauh. Masih terbuka lebar terjadinya perubahan cuaca antara KMP, Tengku Umar dan Medan Merdeka Utara," terang.