Tak mau takabur soal Pilgub Jatim, Anas tawaduk putusan PDIP
Sebagai pendatang baru, nama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas boleh dibilang cukup moncer di bursa Pilgub Jawa Timur 20018. Lihat saja hasil riset beberapa lembaga survei. Anas dinilai sebagai salah satu bakal calon gubernur paling potensial.
Sebagai pendatang baru, nama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas boleh dibilang cukup moncer di bursa Pilgub Jawa Timur 20018. Lihat saja hasil riset beberapa lembaga survei. Anas dinilai sebagai salah satu bakal calon gubernur paling potensial.
Namun, Anas tidak ingin jumawa. Dia menanggapi hasil survei itu cukup bijak.
"Rasanya tidak pas ya kalau saya mengomentari hasil survei, karena yang punya wewenang itu pimpinan partai. Kita tidak boleh mendahului kajian dan keputusan pimpinan partai," ucapnya saat dihubungi melalui aplikasi pesan instan, Rabu (6/9).
Seperti diketahui, dari hasil survei Surabaya Survey Center (SSC), The Initiative Institute, Charta Politika, Berpikir Institute, dan Poltracking, selalu selalu menempatkan nama Anas di posisi empat besar.
Bersama Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa, Wagub Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul), dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Anas menjadi kandidat calon gubernur yang cukup diperhitungkan publik.
Khususnya sebagai calon wakil gubernur. Nama Anas menempati posisi tertinggi, bersaing dengan kandidat lain semacam Ketua DPD PDIP Jawa Timur, Kusnadi; anggota DPR RI Hasan Aminuddin; Bupati Ngawai, Budi ‘Kanan’ Sulistiyono, dan juga beberapa nama top lainnya.
"Ya saya berterima kasih. Hal itu menunjukkan ada apresiasi publik atas kerja-kerja yang kami lakukan bersama-sama warga untuk membangun Banyuwangi," katanya lagi.
Mantan Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ini menambahkan, survei adalah pendekatan ilmu pengetahuan pada proses politik. Sebagai bagian dari masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan, hasil survei perlu dilihat sebagai masukan.
"Namun sekali lagi saya sampaikan, meski nama saya ada di survei, saya tidak berkomentar dan melakukan langkah-langkah lebih lanjut. Saya dalam posisi pasif menunggu arahan pimpinan partai," tegas bupati 44 tahun ini.
Selain enggan menanggapi hasil survei, suami Ipuk Fiestiandani ini juga irit berkomentar soal Pilgub Jawa Timur. Meski namanya masuk seleksi Partai Demokrasi Indoensia Perjuangan (PDIP) dan ikut daftar penjaringan, Anas bergeming.
"Soal Pilgub ini, seperti yang lalu-lalu. Saya belum ada komentar apapun. Kan sekarang pimpinan partai masih mengkaji. Nanti pada saatnya akan diumumkan keputusannya. Kami menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri. Jadi mari kita tunggu sama-sama," tandasnya.
Nama Anas cukup diperhitungkan di Pilgub Jawa Timur, karena prestasi yang diraihnya selama memimpin Banyuwangi dua periode. Salah satu prestasinya adalah adnya lonjakan pendapatan per kapita warga dari Rp 20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp 41,46 juta per orang per tahun pada 2016 atau ada kenaikan 99 persen.
Kemudian kemiskinan di Banyuwangi juga mengalami penurunan drastis menjadi 8,79 persen. Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa juga berhasil membuka aksesabilitas dengan pengoperasian bandara yang kini ada enam kali penerbangan per hari ke Banyuwangi dari Jakarta dan Surabaya.