Tanggapan Kubu Jokowi dan Prabowo soal Tes Baca Alquran
Rencana tes baca Alquran untuk Capres-Cawapres menuai komentar dari kubu Jokowi dan Prabowo.
Dewan Ikatan Dai Aceh mengundang dua pasangan Capres-Cawapres, Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk mengikuti uji kemampuan membaca Alquran. Nantinya Hasil tes membaca Alquran tidak akan mempengaruhi keputusan KPU.
"Tes membaca Al Quran, Surat Al-Fatihah dan surat pendek lainnya akan dilaksanakan di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pada tanggal 15 Januari 2019," kata Ketua Dewan Ikatan Dai Aceh Tgk Marsyuddin.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
Rencana itu langsung mendapat tanggapan beragam dari kubu Jokowi dan Prabowo. Berikut tanggapannya:
Bukan Negara Syariah
Koalisi Prabowo adalah pihak yang menolak adanya tes membaca Alquran. Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Ferdinand Hutahaean mengatakan tes baca Alquran bukan hal tepat untuk memilih pemimpin nasional. Dia menuturkan, ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila yang menyatukan berbagai macam keberagaman dan kemajemukan.
Karena itu tidak diperlukan tes Alquran. Sebab, yang dibutuhkan bangsa adalah pemimpin adil, makmur dan membawa masyarakat sejahtera. "Tapi kita harus melihat bahwa capres bukan pemimpin negara syariah. Bahwa kita sedang mencari pemimpin nasional, seorang presiden yang memimpin kemajemukan," kata Ferdinand.
Tes Baca Alquran Tidak Tepat
Amien Rais menganggap undangan tes membaca Alquran bagi pasangan capres-cawapres sebagai hal lucu. Menurutnya, tes baca Alquran bukan ukuran untuk menentukan siapa yang lebih baik.
Amien menyebut jika usulan tes membaca Alquran lebih tepat dipakai untuk pimpinan pondok pesantren atau organisasi Muhammadiyah. Syarat membaca Alquran itu dipandang Amien lebih cocok untuk memilih pimpinan organisasi yang punya basis agama.
"Kalau pimpinan pondok boleh lah ya. Jadi memaksa harus ujian Alquran itu enggak tepat. Tapi kalau misalnya Muhammadiyah mau muktamar, supaya PP (Pengurus Pusat) yang dipilih yang bisa baca Alquran, saya setuju," kata Amien.
Tes Baca Alquran Bukan Politik Identitas
Jika kubu Prabowo menolak untuk tes baca Alquran, berbeda dengan kubu Jokowi yang akan menerima tes tersebut. Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menilai tes membaca Alquran bukan politik identitas.
Sebab, ide itu datang langsung dari masyarakat, bukan diusulkan pasangan calon. Atas dasar itulah, menurutnya, kubu Prabowo-Sandi tak perlu menolak tes tersebut. "Uji baca Alquran yang diajukan ulama dan masyarakat Aceh kepada para capres cawapres bukanlah politik identitas karena ia datang dari keinginan masyarakat sendiri," jelas Kadir.
Siap Penuhi Undangan Tes Baca Alquran
Cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin mengaku siap memenuhi undangan dari masyarakat Aceh. "Jadi kalau saya diundang untuk dites, siap sekali," jelasnya di kediamannya di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/12).
Ma'ruf menyadari, ini adalah keinginan dari masyarakat Aceh meskipun tes membaca Alquran bukan syarat bagi calon pemimpin. "Kita tak ingin bilang perlu atau tak perlu. Tapi kalau ada ide, kita diundang, kita siap. Bukan soal perlu atau tidak perlu. Itu kan keinginan masyarakat sendiri," ujarnya.
(mdk/has)