Tensi Meninggi Sandiaga Uno vs Gerindra
Hubungan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno dengan partai pimpinan Prabowo Subianto memanas. Sandiaga dikabarkan segera hengkang dari Gerindra untuk berlabuh di PPP.
Hubungan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno dengan partai pimpinan Prabowo Subianto memanas. Sandiaga dikabarkan segera hengkang dari Gerindra untuk berlabuh di PPP.
Kabar awal kepindahan Sandiaga ke PPP didengar Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Dasco mendapatkan informasi dari internal Fraksi PPP DPR RI.
-
Di mana Sandiaga Uno kuliah dulu? Beginilah potret lawas Sandiaga Uno saat masih mengenyam pendidikan di Amerika.
-
Siapa yang dibantu Sandiaga Uno di Pancoran? Sandiaga menyasar warga dan juga sekaligus merangkul lansia untuk budidaya lele.
-
Kenapa Ganjar mengucapkan terima kasih kepada Sandiaga Uno? Dalam pidatonya, Ganjar secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Sandiaga.
-
Apa yang dibahas Anies Baswedan dan Sandiaga Uno? Menarik ya karena waktu kami sempat bermitra didukung partai Gerindra dan PKS saat itu, kita pernah berdiskusi tentang mendirikan partai,
-
Kapan Sandiaga Uno dan Nur Asia menikah? Sandi menikahi Nur pada 28 Juli 1996.
-
Kapan Sandiaga Uno menyampaikan pesan ini kepada para calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Jakarta? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga Mantan Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno, mengingatkan kepada para pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta untuk membenahi permasalahan biaya hidup rakyat.
"Saya sudah mendengar kabar dari teman-teman Fraksi PPP bahwa Pak Sandi itu sebentar lagi sudah resmi menjadi anggota PPP," ujar Dasco di DPR RI, Rabu 28 Desember 2022.
Penyebab kepindahan Sandiaga dikabarkan karena keinginan Menparekraf itu menjadi calon presiden. Tiket calon presiden Gerindra hanya untuk Prabowo semata.
Di sisi lain, Sandiaga beberapa kali menyatakan siap menjadi calon presiden. Pesan itu sering disampaikan bekas calon wakil presiden 2019 ini di hadapan kader PPP.
"Saya pikir begini bahwa hak seseorang itu kemudian untuk mencalonkan dan dicalonkan bahwa kemudian yang bersangkutan mencalonkan diri sebagai capres atau cawapres itu silakan saja. Namanya juga ada keinginan bahwa kemudian di Gerindra tentunya sudah pasti slotnya cuma satu, Pak Prabowo," ujar Dasco.
Bantahan Sandiaga
Sandiaga sendiri masih mengaku sebagai kader Gerindra. Ia membantah ada rencana untuk pindah ke PPP. Dia menyatakan akan patuh kepada Gerindra dan Prabowo dalam keputusan soal calon presiden.
Sebagai kader yang patuh, Sandiaga mengikuti arahan Prabowo dengan turun ke bawah bertemu masyarakat. "Saya patuh tegak lurus dengan keputusan partai dan Ketua Umum Bapak Prabowo Subianto," tegas Sandiaga.
Loyalitas Sandiaga itu kembali dipertanyakan Dasco. Menurut wakil ketua DPR RI ini, kalau Sandiaga masih patuh menjadi anggota partai, seharusnya mengikuti arahan Gerindra, yaitu tegak lurus pada keputusan politik untuk mengusung Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024.
Malah, sindir Dasco, Sandiaga hobi mengikuti acara partai politik di luar Gerindra, khususnya PPP, dan memanfaatkan acara tersebut untuk sosialisasi sebagai calon presiden.
"Kita lihat bahwa belakangan memang yang bersangkutan lebih banyak hadir di acara-acara partai lain dan untuk melakukan sosialisasi capres," ucap Dasco.
Instruksi Perkalian Nol
Di tengah konflik dengan Sandiaga, Dasco sampai mengeluarkan instruksi harian berjudul 'Perkalian Nol'. Dasco bicara soal kesetiaan dan loyalitas kader kepada Gerindra.
Dalam instruksi itu, Dasco menjelaskan ada doktrin di Gerindra yang dikenal dengan istilah perkalian nol. Artinya, kualitas kader Gerindra dinilai dari loyalitasnya menomorsatukan partai atau setia pada perjuangan partai.
Kader yang mempunyai kecerdasan, keberanian, ketangkasan, kepopuleran dan militansi memiliki nilai 20. Jika dijumlahkan secara keseluruhan kader tersebut akan mendapatkan nilai seratus.
Tetapi, bila kader Gerindra itu tidak punya kesetiaan kepada partai maka semua kelebihan tersebut dikalikan nol atau tidak memiliki nilai apa pun.
"Tetapi ada satu hal yang akan menjadi penilaian kunci yakni loyalitas. Tanpa adanya loyalitas maka nilai sempurna tersebut akan dikalikan dengan 0 (nol) alias menjadi hilang sama sekali," tegasnya.
"Loyalitas tidak bisa dibandingkan satu demi satu dengan variabel-variabel penilaian tadi. Sebaliknya loyalitas adalah menjadi variabel penentu bernilai atau tidaknya variabel-variabel yang lain," sambung Dasco.
(mdk/yan)