Terancam isu SARA, Jokowi disarankan pilih Cawapres dari TNI
Dia menegaskan, walaupun Ketua Umumnya yaitu Prabowo Subianto berlatar belakang TNI pihaknya tetap akan mengusung sebagai calon presiden. Dan akan mencari calon yang bisa menguatkan Prabowo.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Puyono menyarankan agar Joko Widodo lebih baik memilih calon wakil presiden untuk maju di Pilpres 2019 berlatar belakang TNI. Dia menjelaskan, kriteria tersebut dapat melengkapi Jokowi untuk menguatkan keamanan salah satunya ancaman isu SARA.
"Kalau boleh saran, kita harus lihat sekarang. Jokowi harus bisa membuat stabilitas keamanan. Ancaman itu banyak di era dia. Seperti ancaman SARA. Bisa ngambil dari kader TNI," katanya di diskusi Kopi Politik dengan tema '2019, Jokowi dengan siapa? Di mata aktivis' di Jakarta Selatan, Sabtu (3/3).
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Apa usulan PKS untuk Presiden Jokowi terkait capres 2024? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
"Kalau Pak Prabowo kan sudah TNI, jadi tidak usah diragukan," tambah dia.
Dia menegaskan, walaupun Ketua Umumnya yaitu Prabowo Subianto berlatar belakang TNI pihaknya tetap akan mengusung sebagai calon presiden. Dan akan mencari calon yang bisa menguatkan Prabowo.
"Tapi saya yakin Prabowo akan maju jadi Capres dan tidak akan bersama Jokowi," tegas Arief.
Diketahui sebelumnya, nama Gatot Nurmatyo sebagai sosok yang berlatar belakang TNI selalu disebut-sebut cocok bersanding dengan Jokowi. Dalam rilis survei Alvara Research Center sebanyak 61,9 persen responden menyatakan setuju bila Jokowi menggandeng Gatot Nurmantyo yang merupakan mantan Panglima TNI.
Survei tersebut dilakukan dengan metode multi-stage random sampling dengan margin of error sebesar 2 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei melalui wawancara tatap muka pada dari tanggal 17 Januari hingga 7 Februari. Responden survei ini melibatkan 2.203 orang dengan 50.5 persen merupakan generasi milenial.
Baca juga:
Basarah: Pak Jokowi hanya dukung Gus Ipul-Puti Guntur bukan yang lain
Basarah: Jokowi capres satu paket dengan Gus Ipul-Puti Guntur
Gerindra nilai Jokowi istimewakan PSI
Waketum Gerindra nilai Jokowi lakukan kampanye dengan memanggil PSI ke Istana
Peneliti KedaiKOPI sebut Jokowi kalah jika lawan kotak kosong
Wasekjen Demokrat kritik keras pertemuan PSI & Jokowi di Istana