Terungkap Percakapan Megawati dan Vladimir Putin soal Ukraina
Megawati pernah mempertanyakan kondisi ini kepada Panglima TNI.
Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Megawati Soekarnoputri meminta Indonesia belajar dari konflik Rusia dan Ukraina yang tak kunjung selesai.
Megawati menilai Ukraina kurang cerdas karena berani melakukan pertentangan dengan Rusia. Padahal, ketika Perang Dingin terjadi sebelum 1990, Ukraina merupakan bagian dari Uni Soviet atau Union of Soviet Socialist Republics (USSR).
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Siapa yang ingin bertemu dengan Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Siapa pacar Megawati Hangestri? Dalam unggahannya itu, ia menandai akun bernama Dio Novandra yang merupakan kekasihnya.
-
Apa yang ingin dibahas Prabowo dan Megawati dalam pertemuan? Menurut Muzani baik Prabowo maupun Megawati saling menghormati. Bahkan, kata dia, Megawati menyampaikan salam kepada Prabowo dan juga sebaliknya, Prabowo menitipkan salam hormat untuk Megawati.
-
Siapa yang memuji kemampuan Megawati di lapangan? Bahkan, pelatih dari tim lawan mengakui betapa sulitnya menghadapi Megawati.
-
Siapa yang ingin mencegah pertemuan Prabowo dan Megawati? Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Immanuel Ebenezer alias Noel mengungkapkan ada sosok di internal PDIP yang berupaya menghalangi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sosok di internal PDIP itu adalah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
"Rusia dan Ukraina, coba anak-anak muda ini, coba 'kan, kasihan 'kan Ukraina? Tapi kenapa? Karena tidak bisa mikir dia. Tidak bisa mikirnya kenapa? Ya, itu 'kan (Ukraina) dahulu bagian dari Rusia, USSR," ujar Megawati dalam Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) BRIN dan TVRI di Gedung TVRI, Jakarta Pusat, Senin (12/6).
Adapun Uni Soviet merupakan negara komunis yang kuat pada zaman itu. Ukraina lantas memisahkan diri dari Rusia dan mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 24 Agustus 1991.
Menurut Megawati, Ukraina telah melupakan sejarahnya. Namun, dia tetap merasa prihatin kepada Ukraina yang telah diinvasi oleh Rusia.
Putri presiden pertama RI Ir. Soekarno itu mengaku sempat berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait dengan Ukraina. Putin mengatakan bahwa Rusia membiarkan Ukraina lepas Uni Soviet agar negara itu bisa mandiri.
"Waktu saya ketemu Presiden Putin, beliau bilang, 'Iya biar mereka mandiri karena kalau tidak, mereka bergantung pada Rusia'. Aku bilang, 'Keren, iya, loh," ungkapnya.
Megawati juga merasa heran dengan sikap Ukraina yang malah menyatakan diri ingin bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), aliansi keamanan yang didominasi negara-negara Barat.
Hal inilah yang membuat Rusia menjadi marah karena prospek berdirinya pangkalan NATO di sebelah perbatasannya.
"Orang (Ukraina) kayaknya di pintu Rusia. Nah, dia tidak bisa berpikir seperti itu, terus minta tolong kepada NATO, ya, Rusia bereaksi," ucapnya.
Untuk itu, Megawati menegaskan agar bangsa Indonesia dapat mengambil pelajaran dari kasus itu. Indonesia harus selalu siap apabila ada yang ingin mengambil kedaulatannya.
"Saya kepada Panglima (TNI) dan yang lain sebagainya mengatakan, 'Kalian jangan masuk zona nyaman meskipun ini dunia dalam keadaan damai. Akan tetapi, kalau ada orang yang mau ambil negeri kita kembali, apa strategi mu?'" tanya Megawati.
Megawati pernah mempertanyakan kondisi ini kepada Panglima TNI. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak panik dengan kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan datang.
"Kalau kita tiba-tiba di-deng begitu, kayak apa ya? Saya tidak bisa bayangkan. Masa kita mau pakai senjata-senjata yang menurut saya sudah tidak update lagi, sudah tidak sesuai. Coba bagaimana kalau republik ini tidak dijaga?" tambahnya.
(mdk/ded)