Tidak ingin calon tunggal, PAN kirim sinyal tak dukung Jokowi di Pilpres 2019
Partai berlambang matahari terbit ini menginginkan ada calon alternatif di Pilpres 2019. PAN masih melakukan penjajakan koalisi dengan Gerindra. Selain itu, tidak menutup kemungkinan melahirkan poros baru bersama partai yang belum menentukan arah dukungan politik.
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) mengirim sinyal partainya kemungkinan tidak akan merapat dan memberi dukungan pada Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019. Alasannya, PAN tidak ingin Jokowi menjadi calon tunggal di Pilpres.
"Kecenderungan kuat kita insya Allah di luar pak Jokowi, kecenderungan kuat ya. Karena tadi, kita juga tidak mau calon tunggal. Kalau semua bergabung ke pak Jokowi ya bisa calon tinggal," kata Yandri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/3).
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Partai apa yang menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
PAN sebenarnya tidak masalah dengan Jokowi, PDIP atau partai pendukung lainnya. Hanya saja, PAN mengakui jika bergabung mendukung Jokowi akan membuatnya menjadi calon tunggal.
Partai berlambang matahari terbit ini menginginkan ada calon alternatif di Pilpres 2019. Namun, keputusan mendukung calon presiden akan diputuskan melalui forum rakernas dan rapimnas.
"Nah sampai hari ini kecenderungan kuat itu di atas 80 persen. Kita ingin hadirkan calon alternatif. Bukan karena benci Pak Jokowi, kalau calon tunggal malah enggak elok," tegas dia.
Dia menambahkan, sejauh ini PAN masih melakukan penjajakan koalisi dengan Gerindra. PAN dan Gerindra saja sudah memenuhi syarat ambang batas pencalonan Presiden 20 persen. Nama yang kemungkinan akan didukung adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"PAN sama Gerindra saja sudah cukup. Lebih malah, 9 kursi lebihnya. Artinya kami mau dengan Gerindra saja bisa juga, yang lain buat poros baru, atau nanti dengan Gerindra siapa yang lain dengan poros baru," ujar dia.
"Nah ini masih dalam penjajakan, komunikasi yang intensif karena memang waktunya terbatas 4 Agustus sudah perlu mendaftar," sambungnya.
Selain itu, Wakil Ketua Komisi II ini tidak menutup kemungkinan melahirkan poros baru di luar pendukung Jokowi dan Prabowo. PAN masih menimbang akan bergabung dengan Gerindra atau membuat poros baru. Poros baru bisa dibentuk dari komposisi tiga partai yang belum menentukan arah dukungan politik. Yaitu PKB, Demokrat dan PKS.
Dengan demikian, ketiga poros itu diantaranya poros pendukung Prabowo yang diisi oleh Gerindra dan PAN. Kemudian, poros pendukung Jokowi yang diisi PDIP, Golkar, NasDem, Hanura dan PPP. Serta poros PKB, PKS dan Demokrat.
"Nah hari ini belum ada yang terjawab. Tapi kalau PAN Insya Allah bisa membangun poros baru atau PAN dan Gerindra seperti saya biang tadi, sudah cukup," tuturnya.
Yandri menambahkan, ada sejumlah sosok alternatif di luar Jokowi dan Prabowo yang layak dipertimbangkan menjadi capres. Mereka adalah mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Banyak sih, kan ada Pak Gatot, Anies, Muhaimin, Bang Zul, AHY. Tinggal formatnya gimana nanti," tambah Yandri.
Baca juga:
Fadli Zon soal Prabowo: Enggak ada itu akan jadi king maker atau cawapres
Setnov soal cawapres Jokowi: Kalau di Golkar, Pak JK masih bagus
Surya Paloh yakin Jokowi tak akan kalah lagi di Jawa Barat
Dekat dengan Gus Dur, Cak Imin dinilai cocok jadi Cawapres di Pilpres 2019
Rayu PDIP, Gerindra sebut Puan, Puti dan Risma cocok dampingi Prabowo