Tolak opsi duet dengan Jokowi, Fadli tegaskan capres Prabowo harga mati
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyebut peluang memasangkan Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden 2019 sudah tertutup rapat. Fadli menegaskan, keputusan Gerindra mengusung Prabowo menjadi calon presiden sudah final.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyebut peluang memasangkan Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden 2019 sudah tertutup rapat. Fadli menegaskan, keputusan Gerindra mengusung Prabowo menjadi calon presiden sudah final.
Rencana mengusung kembali Prabowo sebagai calon presiden akan dikukuhkan dalam konsolidasi nasional Partai Gerindra pada Maret 2018.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Saya kira kalau bagi Gerindra kita akan solid akan mendukung Prabowo menjadi calon presiden. Ya (harga mati), jadi calon presiden lah," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/2).
Bahkan, Fadli memastikan seluruh kader Gerindra telah sepakat untuk mendorong Prabowo kembali menjadi calon presiden di Pilpres 2019. Dengan demikian, kecil kemungkinan Gerindra mempertimbangkan calon lain selain Prabowo untuk diusung sebagai capres.
"Saya kira sejauh ini boleh dikatakan hampir 100 persen atau 100 persen lah kader Gerindra menginginkan Pak Prabowo sebagai calon presiden," tegasnya.
Fadli mengungkapkan alasan Gerindra 'ngotot' mengusung Prabowo karena tidak ingin Jokowi kembali memimpin Indonesia. Menurutnya, pemerintahan Jokowi telah membatasi demokrasi dan membuat kehidupan rakyat tidak sejahtera.
"Dan saya ini juga akan memberikan satu opsi, jangan sampai terjadi sebuah oligarki maupun satu upaya-upaya untuk membonsai demokrasi," klaimnya.
Wakil Ketua DPR ini mengaku telah membuat polling di akun media sosial twitternya soal keinginan masyarakat agar Jokowi kembali menjadi presiden. Hasilnya, kata Fadli, mayoritas netizen tidak menghendaki Jokowi kembali memimpin Indonesia dan menginginkan sosok baru.
"Jadi dan saya kira masyarakat dari berbagai pandangan termasuk saya membuat polling di Twitter saudara Fahri dan banyak lagi, menginginkan presiden baru. Saya kira banyak kebijakan mempersulit dan mempersusah kehidupan rakyat," ungkapnya.
Soal sosok calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo, Fadli menuturkan, Gerindra belum membahas masalah tersebut. Fadli menjelaskan, Gerindra akan duduk dan memutuskan cawapres Prabowo bersama mitra koalisi.
"Ya pokoknya nanti kita akan dudukan dulu dengan mitra-mitra calon koalisi, kriteria. Bahkan nanti kalau waktunya sudah pas, mungkin nama-namanya siapapun harus kesepakatan bersama," paparnya.
Diketahui, Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai Jusuf Kalla (JK) masih menjadi calon wakil presiden ideal bagi Joko Widodo. Namun, kata Bambang, jika UU memutuskan JK tidak bisa lagi menjadi wakil presiden, maka cawapres yang ideal adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Kalau Pak JK tidak boleh maka yang ideal adalah pasangan Jokowi-Prabowo," kata Bambang.
Pria yang akrab disapa Bamsoet inu mengatakan usulan agar Prabowo menjadi cawapres Jokowi bertujuan untuk menghindari pertarungan yang berdampak pada perpecahan bangsa seperti saat Pilpres 2014 lalu.
Baca juga:
JK: Calon wakil Jokowi di Pilpres 2019 harus bisa juga jadi presiden
PKB sodorkan kriteria cawapres buat Jokowi, nasib Cak imin ditentukan Juni
Sekjen PPP tegaskan Jusuf Kalla tak bisa lagi jadi wakil presiden
JK kembali dijagokan cawapres, Mendagri nilai klausul UUD 45 multitafsir
JK prediksi di Pilpres 2019 calon yang muncul dari nasionalis-religius