Wacana Nasaruddin Umar Cawapres Ganjar, JK: PDIP ingin Wakilnya Ada Ciri Keagamaan
Sosok NU yang berkembang yakni Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Nasaruddin Umar yang akan mendampingi Ganjar di Pilpres 2024.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, tengah mempertimbangkan sosok calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo berasal dari Nahdlatul Ulama (NU).
Sosok NU yang berkembang yakni Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Nasaruddin Umar yang akan mendampingi Ganjar di Pilpres 2024.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Kapan PDI Perjuangan akan mengumumkan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta? Nama-nama akan tersaring sesuai dengan usulan dari daerah-daerah. Mohon maaf, belum bisa kami sebut karena masih melakukan proses pencermatan," kata Hasto di Posko Pemenangan, Jakarta, Senin (6/5) malam.
-
Bagaimana proses pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta oleh PDIP? Politisi asal Yogyakarta itu menjelaskan bahwa nama bakal calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan akan disaring melalui usulan dewan pimpinan cabang (DPC) dan dewan pimpinan daerah (DPD).
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
Menanggapi hal itu, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla atau JK menilai hal yang wajar jika Megawati mencari sosok NU untuk menjadi cawapres Ganjar.
"Soal PDIP dengan NU, selalu ada indikasi antara presiden dan wapres berbeda. Supaya kalau bisnis pasarnya lebih luas," kata JK, saat ditemui di kediamannya, di Jalan Brawijaya, Jakarta, Senin (15/5).
Terkait, sosok Nasaruddin Umar yang dikabarkan akan diduetkan dengan Ganjar, menurut JK sangat wajar. Apalagi, PDIP merupakan partai nasional, sehingga memerlukan sosok yang memiliki ciri keagamaan.
"Dan pilih seperti Pak Nasaruddin Umar itu juga suatu, karena sebagai partai nasional tentu ingin wakilnya dari yang mempunyai ciri keagamaan. Selalu begitu. Dan mudah-mudahan itu juga tetap terjadi. Dan itu untuk menambah dan memperluas ya," tegasnya.
Kendati demikian, dia menegaskan, tidak ikut campur perihal penentuan cawapres Ganjar. Sebab, hal itu merupakan kewenangan masing-masing partai.
"Saya kita tidak mencampuri urusan yang lain. Itu kewenangan masing-masing," imbuh dia.
Megawati Gaet Nasaruddin Umar jadi Cawapres Ganjar
Megawati tengah menyiapkan calon Wakil Presiden untuk Ganjar. Megawati menyatakan telah mengantongi kurang lebih 10 nama cawapres Ganjar. Bahkan, partai-partai sudah antre mengusulkan nama cawapres.
Sumber merdeka.com di internal koalisi Jokowi membocorkan, Megawati saat ini mempertimbangkan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama menjadi pendamping Ganjar. Satu nama yang menguat adalah Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.
"Iya nama Nasaruddin menguat," kata sumber tersebut saat berbincang dengan merdeka.com.
Nasaruddin Umar masuk dalam jajaran Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022-2027. Dia juga pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut sumber kami, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah dipertimbangkan Megawati karena beberapa alasan. Megawati melihat sosok Nasarudin sebagai seorang NU tulen yang punya keilmuan mumpuni, basis NU kuat dan tidak ambisius dalam urusan politik.
Munculnya nama Nasaruddin diusulkan oleh elite-elite PDIP kepada Megawati. Pengurus PDIP merasa Nasaruddin ideal mendampingi Ganjar karena sesuai keinginan Megawati mengusung duet nasionalis-religius. Plus, Nasaruddin dianggap melengkapi Ganjar secara elektoral.
"Dari sisi intelektual masuk, sama profesor doktor. Dari sisi NU masuk, terus akar kuat itu. NU tulen orangnya enggak neko-neko," kata sumber.
(mdk/ded)