3 Alasan mutlak untuk tidak lagi memakai cotton bud
Alasannya karena penggunaan cotton bud bisa mendorong kotoran telinga untuk masuk lebih dalam yang malah membahayakan kesehatan telinga.
Telinga adalah salah satu bagian tubuh yang sering menyimpan kotoran di dalamnya. Jika tidak dibersihkan, kotoran ini bisa menyimpan bakteri yang berlanjut membuat telinga jadi infeksi. Untuk itu, kotoran telinga perlu dibersihkan secara rutin. Dan cotton bud menjadi alat yang umum digunakan untuk membersihkan telinga.
Namun sebuah penelitian yang dilansir dari boldsky.com mengungkapkan bahwa kamu sebaiknya tidak lagi memakai cotton bud. Apa alasannya?
Membuat kotoran masuk lebih dalam
Dengan menggunakan cotton bud, maka secara otomatis kamu akan mendorong kotoran untuk masuk lebih dalam ke telinga. Hal ini bisa membahayakan kesehatan telingamu.
Bisa menyentuh gendang telinga
Terkadang kamu bisa memasukkan cotton bud terlalu dalam. Dan tindakan ini berujung dengan bisa tersentuhnya gendang telingamu yang justru menimbulkan ancaman kesehatan yang lebih serius.
Menjadikan kotoran bertumpuk
Selain membuat kotoran masuk lebih dalam, tindakan membersihkan telinga dengan cotton bud juga membuat kotoran bertumpuk lebih dalam. Telinga jadi penuh bakteri yang berakhir dengan munculnya infeksi.
Sebenarnya telinga mempunyai mekanisme tersendiri untuk membersihkan kotoran. Kamu tak perlu menggunakan cotton bud untuk mengangkat kotoran tersebut. Cukup teteskan baby oil atau air garam dan miringkan telingamu. Maka kotoran bisa keluar dengan sendirinya.
Baca juga:
6 Hal yang terjadi di telinga saat memakai headphones berlebihan
Ganasnya virus Zika mampu bikin bayi jadi tuli?
4 Kondisi kotoran telinga ini cerminan kesehatan tubuhmu, lho!
Sering minum kopi tingkatkan risiko gangguan pendengaran?
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Di mana para astronot ini melakukan penelitian tentang sakit kepala? Tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu.
-
Bagaimana petugas kesehatan dapat meningkatkan keselamatan pasien? Petugas kesehatan dapat meningkatkan keselamatan pasien dengan menerapkan beberapa praktik aman dalam memberikan pelayanan.