7 Gangguan mata pada anak yang sulit terdeteksi
Ibu wajib tahu, ini tujuh gejala gangguan mata yang bisa menyerang anak-anak. Ungkap di sini!
Gangguan mata bisa menyerang siapa saja, termasuk pada anak-anak. Sebagai orang tua, tentu kamu harus lebih teliti terhadap kesehatan mata si kecil. Dengan begitu, kamu bisa melakukan penanganan lebih awal ketika ada yang tak beres dengan kesehatan matanya.
Nah, untuk memungkinkan hal tersebut terjadi, kamu harus lebih teliti terhadap beberapa gejala gangguan mata anak yang memang sedikit sulit untuk di deteksi. Melansir dari thehealthiste, berikut merupakan tujuh gangguan mata pada anak yang harus kamu waspadai.
-
Bagaimana cara ibu hamil anak kembar menjaga kesehatan? Dokter KSM Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. Med. Damar Prasmusinto, SpOG, Subsp.K.Fm, memberikan beberapa kiat penting untuk ibu yang mengandung anak kembar agar tetap sehat selama masa kehamilan.
-
Bagaimana cara agar mata anak tetap sehat? Paparan sinar matahari, terutama cahaya alami, diyakini dapat membantu menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko masalah penglihatan.
-
Mengapa menjaga kesehatan rambut penting untuk anak? Bagi anak-anak, rambut yang sehat sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan dalam beraktivitas sehari-hari.
-
Bagaimana posyandu membantu orang tua dalam menjaga kesehatan anak? Dengan deteksi dini berbagai masalah kesehatan dan pemberian informasi yang tepat, posyandu membantu mencegah masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Apa manfaat pelukan bagi kesehatan fisik anak? Dalam konteks ini, Dr. Bruce D. Perry, seorang ahli neurosains anak, mengungkapkan, "Ketika anak merasa nyaman dan aman melalui kontak fisik seperti pelukan, produksi kortisol dalam tubuhnya akan berkurang, sehingga ia lebih mampu mengatasi stres dan mengembangkan kepercayaan diri yang kuat."
-
Kenapa banyak orang tua di Indonesia terlambat membawa anak mereka ke fasilitas kesehatan? Sering kali, orang tua tidak menganggap serius gejala awal yang muncul pada anak-anak mereka.
1. Juling
Ketegangan pada mata yang disertai oleh sakit kepala bisa menjadi salah satu gejala kemunculan mata juling. Jika kondisi ini biasanya terjadi setelah membaca atau menonton televisi, maka ini bisa menjadi indikasi adanya kemunculan juling. Pada dasarnya mata juling disebabkan oleh ketidakseimbangan otot-otot mata.
2. Alergi konjungtivitis
Menggosok-gosok mata yang disertai dengan mata kemerahan dan berair merupakan tanda kemunculan alergi mata yang biasa disebut alergi konjungtivitis. Dalam beberapa kasus, alergi ini datang secara musiman. Biasanya, alergi ini juga ditandai dengan pembengkakan ringan pada kelopak mata.
3. Alergi mata
Gejala yang dimunculkan seperti kelopak mata bengkak, berair, menempel pada kelopak mata dan mengalami fotofobia (tidak dapat fokus pada cahaya). Kondisi ini menandakan adanya infeksi pada bola dan kelopak mata. Meskipun kondisi ini cenderung ringan, tetapi ini akan menjadi sangat menganggu saat infeksi menyebar. Kadang-kadang infeksi mata ini disertai dengan demam.
4. Bekas luka kornea atau katarak
Hadirnya warna keputihan pada kornea (bagian transparan pada tengah mata) bisa saja menyebabkan bekas luka kornea. Ini bisa saja diakibatkan dari infeksi, trauma atau bisa jadi karena faktor keturunan. Hal ini juga menandakan kemunculan katarak. Kondisi ini juga menyebabkan si kecil memiliki pandangan kabur untuk obyek yang jauh. Ini juga ditandai dengan kontak mata dan respon yang kurang dari si kecil.
5. Glaukoma kongenital
Mata berair, fotofobia yang disertai dengan pandangan kabur pada bagian tengah mata, atau perubahan warna kebiruan pada bola mata bisa menjadi gejala glaukoma kongenital. Jika tak ditangani lebih dini, anak-anak dapat kehilangan kemampuan melihat secara permanen akibat kerusakan saraf bola mata.
6. Fotofobia
Ini adalah kondisi ketidakmampuan untuk membuka mata pada cahaya terang. Kondisi ini bisa menjadi gejala umum dari glaukoma, infeksi mata dan kondisi retina lainnya. Saat anak menunjukkan gejala ini, ada baiknya untuk segera memeriksakannya ke dokter.
7. Mata asimetris
Kondisi ini ditandai dengan perbedaan ukuran bola mata atau perbedaan dalam posisi kelopak mata. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya cedera mata setelah kecelakaan. Kondisi ini bisa di atasi melalui operasi.
Karena sifatnya yang sulit untuk dideteksi, maka sebaiknya kamu langsung membawa si kecil ke dokter jika kamu menemukan gejala-gejala yang serupa dengan apa yang dipaparkan di atas.
Baca juga:
Yuk, kenal lebih dekat dengan imunisasi polio
Ingin berhasil dalam ujian? 7 tips pola makan ini bisa dukung kamu
Ingin anak berhasil dalam ujian? Dukung dengan makanan ini!
Kenali 9 tanda mata anak butuh pertolongan kacamata
Jangan panik, ini 9 tips cerdas atasi demam pada anak