Bahaya yang Muncul pada Anak ketika Tak Sengaja Terpapar Sabu atau Metamfetamin
Sabu atau metamfetamin termasuk ke dalam jenis narkotika golongan I bukan tanaman. Dilansir dari National Institute on Drug Abuse (NIDA) Metamfetamin adalah stimulan yang sangat kuat dan adiktif yang mempengaruhi sistem saraf pusat.
Kasus pemberian sabu-sabu pada balita di Samarinda, Kalimantan Timur beberapa waktu lalu telah menjadi perhatian publik. Kasus ini menimbulkan dampak yang sangat yang sangat berbahaya terutama karena korbannya merupakan balita berusia 3 tahun.
Pada kejadian tersebut, seorang balita laki-laki 3 tahun, diduga dicekoki narkoba jenis sabu-sabu dalam air mineral seusai bermain di rumah tetangganya, Selasa (6/6) sore. Malam harinya balita itu tidak kunjung bisa tidur dan makan, serta menjadi hiperaktif.
-
Apa saja ciri-ciri kehamilan anak ke 3 yang sehat? Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari kehamilan yang sehat yang perlu diperhatikan:1. Kenaikan Berat Badan yang Seimbang: Ibu yang hamil sehat akan mengalami kenaikan berat badan yang seimbang sesuai dengan rekomendasi dokter atau ahli gizi. Kenaikan berat badan yang tepat penting untuk mendukung pertumbuhan bayi dan kesehatan ibu. 2. Pertumbuhan Janin yang Normal: Pemeriksaan ultrasonografi dan pemeriksaan prenatal lainnya dapat menilai pertumbuhan janin dan memastikan bahwa bayi berkembang dengan baik.3. Tekanan Darah Stabil: Tekanan darah ibu hamil harus tetap dalam kisaran normal. Pemantauan tekanan darah secara teratur penting untuk mendeteksi masalah potensial seperti preeklamsia. 4. Detak Jantung Janin yang Normal: Pemeriksaan detak jantung janin secara teratur dapat memberikan petunjuk tentang kesehatan janin. Pemantauan ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik atau teknologi seperti doppler fetal.5. Tingkat Gula Darah Stabil: Pemantauan tingkat gula darah sangat penting bagi ibu hamil dengan diabetes gestasional atau risiko diabetes lainnya. 6. Aktivitas Fisik yang Sesuai: Rutin melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi kesehatan ibu hamil dapat membantu menjaga kebugaran fisik dan kesejahteraan emosional.7. Pertumbuhan dan Kesehatan Plasenta yang Baik: Plasenta yang sehat mendukung nutrisi dan oksigen yang mencukupi untuk janin. Pemantauan melalui pemeriksaan prenatal dapat menilai kesehatan plasenta. 8. Kesehatan Mental yang Baik: Kesehatan mental ibu hamil sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Menjaga stres yang rendah, mendapatkan dukungan emosional, dan mengatasi masalah kesehatan mental jika diperlukan sangatlah penting.9. Nutrisi yang Baik: Asupan nutrisi yang seimbang, termasuk asam folat, zat besi, kalsium, dan lainnya, adalah kunci untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. 10. Bebas dari Zat Berbahaya: Ibu hamil sehat mampu menghindari zat-zat berbahaya seperti alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang yang dapat mengganggu kesehatan janin dan kehamilan.
-
Apa saja manfaat posyandu bagi kesehatan anak? Posyandu tidak hanya memantau tumbuh kembang anak, tetapi juga menyediakan imunisasi, meningkatkan status gizi, dan memberikan edukasi kesehatan bagi orang tua.
-
Bagaimana cara agar badan bayi padat dan sehat? Untuk membantu bayi mendapatkan tubuh yang padat dan sehat, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua atau pengasuh: Berikan Asupan Nutrisi yang Cukup dan Seimbang: Pastikan bayi mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sesuai dengan usianya.
-
Apa manfaat pelukan bagi kesehatan fisik anak? Dalam konteks ini, Dr. Bruce D. Perry, seorang ahli neurosains anak, mengungkapkan, "Ketika anak merasa nyaman dan aman melalui kontak fisik seperti pelukan, produksi kortisol dalam tubuhnya akan berkurang, sehingga ia lebih mampu mengatasi stres dan mengembangkan kepercayaan diri yang kuat."
-
Mengapa menjaga kesehatan rambut penting untuk anak? Bagi anak-anak, rambut yang sehat sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan dalam beraktivitas sehari-hari.
-
Apa masalah kesehatan serius yang banyak dihadapi anak-anak Indonesia? Dokter spesialis anak divisi endokronologi dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 merupakan masalah serius yang paling umum dihadapi anak-anak Indonesia.
Sabu atau metamfetamin termasuk ke dalam jenis narkotika golongan I bukan tanaman. Dilansir dari National Institute on Drug Abuse (NIDA) Metamfetamin adalah stimulan yang sangat kuat dan adiktif yang mempengaruhi sistem saraf pusat. Bentuknya berupa serbuk kristal putih yang tidak berbau dan memiliki rasa pahit, yang mudah larut dalam air atau alkohol.
Metamfetamin dikembangkan pada awal abad ke-20 dari obat asalnya, amfetamin, dan awalnya digunakan dalam obat pelega hidung dan inhaler bronkial. Seperti amfetamin, metamfetamin menyebabkan peningkatan aktivitas dan pembicaraan, penurunan nafsu makan, dan perasaan kesejahteraan atau euforia yang menyenangkan.
Namun, metamfetamin berbeda dari amfetamin dalam hal dosis yang lebih besar masuk ke otak pada dosis yang sebanding, sehingga menjadi stimulan yang lebih kuat. Selain itu, metamfetamin memiliki efek yang lebih berkepanjangan dan lebih berbahaya pada sistem saraf pusat. Karakteristik ini membuatnya menjadi obat yang berpotensi disalahgunakan secara luas.
Secara medis, metamfetamin dapat digunakan untuk pengobatan gangguan hiperaktivitas berlebihan (ADHD) dan sebagai komponen jangka pendek dalam pengobatan penurunan berat badan, tetapi penggunaan ini terbatas dan jarang diresepkan; selain itu, dosis yang diresepkan jauh lebih rendah daripada yang umum disalahgunakan. Hal ini menjadikan lebih banyak terjadi kasus penyalahgunaan dari sabu ini.
Dampak Konsumsi Sabu pada Anak
Dilansir dari DCFS Nevada, Metamfetamin adalah stimulan kuat yang mempengaruhi sistem saraf pusat dan memiliki karakteristik sebagai berikut:
Sangat adiktif
Mudah diproduksi
Dapat dikonsumsi dengan cara merokok, menghirup, menyuntikkan, atau menelan
Bertindak cepat
Bertahan lama
Mempengaruhi suasana hati, terkadang menyebabkan periode kebingungan
Pada umumnya, risiko sabu yang sudah diteliti biasanya terjadi pada ibu yang mengonsumsi sabu saat mengandung. Dampak lain dari sabu biasanya muncul dalam bentuk paparan pabrik sekitar yang mengandung metamfetamin.
Anak-anak yang terpapar bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi metamfetamin dapat mengalami:
Irritasi pada mata, kulit, atau selaput lendir
Kesulitan pernapasan, mulai dari napas berat hingga kesulitan pernapasan
Luka bakar kimia pada kulit
Bau yang tidak biasa dan tampak kotor
Pusing, mual, dan kelelahan
Tingkat metabolisme yang lebih tinggi
Sistem tulang dan saraf yang abnormal
Sejumlah dampak tersebut bisa dialami dampak ketika anak terpapar sabu secara tidak langsung. Pada anak yang tanpa sengaja mengonsumsi sabu secara langsung di Samarinda, dampak yang muncul bisa cukup berat.
(mdk/RWP)