Bekerja secara shift picu kanker dan diabetes
Bekerja dengan sistem shift tampaknya memang biasa, namun ternyata bisa merusak gen dan menyebabkan banyak penyakit.
Bekerja dengan pergantian shift sebenarnya banyak diterapkan oleh perusahaan di Indonesia. Kebiasaan ini terlihat tak merugikan dan bisa dijalani dengan baik. Namun sebenarnya sistem kerja shift bisa membawa dampak buruk untuk kesehatan, seperti ditemukan oleh penelitian terbaru.
Penelitian terbaru mengungkap bahwa sistem kerja shift bisa menyebabkan kerusakan pada 1.500 gen pada tubuh dan memicu berbagai masalah kesehatan. Hal ini karena bekerja secara shift akan mengganggu siklus tubuh selama 24 jam dan mengganggu ritme gen.
Hasil ini didapatkan peneliti setelah mengamati 22 partisipan selama 28 jam. Mereka menemukan bahwa siklus tidur menjadi tertunda selama empat jam setiap hari hingga siklus tubuh mereka berantakan dan melenceng 12 jam jauhnya dari siklus normal. Setelah melakukan tes darah diketahui bahwa partisipan mengalami kerusakan gen dan pengurangan gen hingga enam kali lipat.
Manusia memiliki sekitar 24.000 gen, 1.400 di antaranya sangat rentan terpengaruh oleh kebiasaan tidur manusia. Tidur yang terganggu akan merusak gen tersebut dan menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan, mulai dari diabetes hingga kanker.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian lain yang menunjukkan bahwa bekerja secara shift di malam hari bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, kesehatan mental, kanker, depresi, diabetes, obesitas, dan stroke sebanyak tiga kali lipat, seperti dilansir oleh Daily Mail (20/01).
Peneliti berencana untuk melakukan penelitian lanjutan dalam skala lebih besar, namun mereka kesulitan karena harus mengambil sample darah dari banyak orang selama jam-jam tertentu. Meski begitu peneliti berharap hasil ini menjadi batu loncatan untuk penelitian di masa depan.