Berpikir Terlalu Pendek Bisa Buat Usia Kamu Menjadi Lebih Pendek
Ternyata, berpikir terlalu keras bisa memberi dampak yang cukup besar pada otak. Dilansir dari NY Post, diketahui bahwa berpikir terlalu keras ternyata bisa memperpendek usia.
Banyak orang yang setiap hari berpikir secara keras baik untuk belajar atau bekerja. Hal ini sudah menjadi kebiasaan mereka sehari-hari dan juga rutinitas mereka.
Walau begitu, ternyata berpikir terlalu keras bisa memberi dampak yang cukup besar pada otak. Dilansir dari NY Post, diketahui bahwa berpikir terlalu keras ternyata bisa memperpendek usia.
-
Mengapa kesehatan mental sangat penting? Sebab, kesehatan mental merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan pada setiap manusia. Sejatinya, kesehatan mental sama pentingnya dengan kondisi jasmani seseorang.
-
Siapa yang berperan dalam meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental? Dengan ajakan "Start the Conversation" atau "Memulai Percakapan," semua pihak, dari individu, keluarga, hingga komunitas, diharapkan lebih proaktif dalam membicarakan kesehatan mental.
-
Kenapa mencari gejala masalah kesehatan mental bisa berbahaya? Mencari gejala masalah kesehatan mental sesuai dengan kondisi Anda bisa berujung bahaya. Pada saat ini, banyak orang yang mulai terbuka terhadap masalah mental yang mereka alami. Sayangnya, keterbukaan ini kerap tidak disertai dengan pengetahuan dan diagnosis yang tepat. Singkatnya, banyak orang saat ini melakukan self diagnose terhadap kondisi mental mereka sendiri.
-
Apa masalah kesehatan mental yang dihadapi oleh sebagian besar penduduk Indonesia? Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Sementara itu, diketahui juga bahwa lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
-
Bagaimana caranya untuk menjaga kesehatan mental? Mari kita berjanji pada diri sendiri bahwa kita tidak akan pernah menganggap enteng kesehatan mental.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan mental? Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga mental health adalah sebagai berikut. Pertama, olahraga secara teratur dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan mood. Selain itu, konsumsi makanan sehat juga sangat penting untuk kesehatan mental. Mengonsumsi makanan bergizi dapat mendukung kesehatan otak dan mood yang stabil. Manajemen tidur juga perlu diperhatikan, dengan mencoba untuk tidur yang cukup setiap malam. Praktik syukur juga dapat membantu menjaga kesehatan mental, dengan menghargai hal-hal positif dalam hidup. Aktivitas santai seperti meditasi atau yoga juga sangat berguna, karena dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan ketenangan batin. Terakhir, tetap terhubung dengan teman atau keluarga juga sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Interaksi sosial dapat memberikan dukungan emosional dan mengurangi rasa kesepian.
Hal ini tentu saja berkebalikan dengan pandangan yang ada sebelumnya. Banyak orang menganggap bahwa tetap aktif secara mental hingga usia tua bisa membuat otak tetap sehat.
Hasil penelitian mengejutkan ini telah diterbitkan pada jurnal Nature. Temuan ini didapat setelah peneliti menganalisis jaringan otak setelah kematian. Mereka membandingkan orang yang hidup hingga usia 100 tahun dan mereka yang meninggal pada usia 60an hingga 70an.
Tim dari Harvard Medical School menemukan bahwa mereka yang hidup snagat tua, seseorang yang meninggal pada usia lebih mudah memiliki tingkat protein lebih rendah sehingga aktivitas otak lebih sedikit. Protein yang dimaksud tersebut mampu melindungi dari penyakit alzheimer berdasar penelitian sebelumnya.
"Temuan ini bisa memiliki konseksuensi sangat luas bagi fisiologi dan jangka hidup," ujar Bruce Yanker, profesor genetik dan neurologi dari Harvard Medical School.
Meditasi Bisa Memecahkan Masalah
Yanker saat ini tengah mempelajari bagaimana obat-obatan yang menarget protein bisa mengobati penyakit seperti Alzheimer's dan penuaan. Namun peneliti tidak mengetahui bagaimana tepatnya hal ini berhubungan dengan jangka hidup.
Menurutnya, penelitian mereka juga bisa mengungkap manfaat potensial dari aktivitas lain yang mempengaruhi ritme neural seperti meditasi. Hal ini disebutnya mungkin bisa membantu mengatasi hilangnya ingatan.
"Masa depan yang meyakinkan dari penelitian akan menentukan bagaimana temuan ini berhubungan dengan fungsi otak manusia dalam urutan lebih tinggi," tandasnya.
(mdk/RWP)