Cara Optimalkan Sistem Imun Anak sejak Dalam kandungan
Dokter spesialis anak dr Molly Dumakuri Oktarina, Sp.A(K) memberikan kiat untuk mengoptimalkan sistem imun anak sejak masih dalam kandungan, salah satunya memastikan para wanita melakukan kontrol kehamilan teratur di bidan atau dokter.
Mengoptimalkan sistem imun anak perlu terus diupayakan oleh orangtua. Hal ini juga bisa dilakukan bahkan sejak anak masih dalam kandungan.
Dokter spesialis anak dr Molly Dumakuri Oktarina, Sp.A(K) memberikan kiat untuk mengoptimalkan sistem imun anak sejak masih dalam kandungan, salah satunya memastikan para wanita melakukan kontrol kehamilan teratur di bidan atau dokter.
-
Apa ciri-ciri keputihan yang menandakan kehamilan? Ciri keputihan tanda hamil sama seperti keputihan di siklus menstruasi, yaitu cairan bening, encer, atau putih susu, serta berbau ringan.
-
Kenapa menjaga kesehatan alat reproduksi wanita itu penting? Penting untuk memahami bahwa alat reproduksi wanita bukan hanya tentang fungsi biologis, tetapi juga memainkan peran penting dalam identitas dan kesejahteraan psikologis perempuan.
-
Mengapa penting untuk memahami beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan kecerdasan janin selama masa kehamilan? Kebiasaan dan pola hidup yang dijalani ibu hamil dapat memiliki dampak signifikan pada perkembangan otak dan kecerdasan janin.
-
Apa tanda fisik yang sering dikaitkan dengan kelahiran bayi perempuan? Beberapa orang percaya bahwa bentuk perut yang lebih bulat dan tinggi menandakan kelahiran bayi perempuan. Selain itu, ada beberapa tanda-tanda mau melahirkan bayi perempuan lainnya, di antaranya:
-
Mengapa penting untuk menjaga berat badan yang sehat saat ingin hamil? Mempertahankan berat badan yang sehat. Wanita yang kelebihan berat badan dan kekurangan berat badan berisiko lebih tinggi mengalami gangguan ovulasi. Jika Anda perlu menurunkan berat badan, berolahragalah secukupnya. Latihan berat dan intens sebanyak lima jam dalam seminggu terbukti mampu mencegah gangguan ovulasi.
-
Bagaimana cara untuk mencegah gangguan kehamilan? Meskipun beberapa gangguan kehamilan berada di luar kendali Anda, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risikonya seperti;Jaga kesehatan sebelum hamil. Pastikan Anda berada di kondisi kesehatan yang yang lebih baik daripada sebelumnya, mencapai berat badan yang lebih sehat, berhenti merokok, dan banyak lagi.
Selama hamil, sambung dia dalam sebuah webinar kesehatan, Rabu, ibu juga harus mampu menjaga kebersihan diri dan mencegah infeksi. Apabila terjadi infeksi maka obati infeksi secara dini.
"(Ibu juga harus) Mendapatkan nutrisi lengkap seimbang, harus menghindari stres, wajib menghindari alkohol dan asap rokok," terang Molly beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Kemudian, saat melahirkan apabila tidak ada kontraindikasi medis maka sebaiknya ibu memilih metode kelahiran normal atau secara pervaginam ketimbang caesar.
Lebih lanjut, pada bayi, penting untuk mendapatkan nutrisi terutama ASI secara eksklusif hingga enam bulan, kemudian dilanjutkan makanan pendamping ASI dengan gizi lengkap dan seimbang hingga anak berusia dua tahun.
"Selain itu, yang tidak kalah penting dalam perkembangan sistem imun yakni vaksinasi," kata Molly.
Dia mengingatkan, apabila terjadi disregulasi atau gangguan sistem imun baik yang alami maupun yang didapat pada anak misalnya terjadi alergi, infeksi, maka ini akan mempengaruhi perkembangan otak khususnya kognitif dan perilaku anak.
Berbagai penelitian menunjukkan infeksi yang terjadi pada ibu hamil bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan autisme pada anak atau Autism spectrum disorder (ASD).
Merujuk studi, bila infeksi terjadi pada anak di awal kehidupan khususnya satu tahun pertama, contohnya infeksi diare maka ini merupakan faktor risiko terjadinya gangguan kognitif pada anak.
"Tidak ada ibu yang mengalami infeksi, anak mengalami infeksi, ternyata anak-anak yang memiliki faktor risiko atau gejala alergi di awal masa kehidupannya berisiko mengalami gangguan perkembangan," kata Molly.
Penelitian juga menunjukkan anak dengan penyakit alergi berisiko 30-50 persen lebih tinggi memiliki attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) yakni gangguan mental yang menyebabkan anak sulit memusatkan perhatian atau konsentrasi.
"Anak dengan ADHD cenderung memiliki gejala asma, rhinitis alergi, dermatitis atopi dan konjungtivitas alergi yang semuanya merupakan kelompok penyakit alergi," terangnya.
(mdk/RWP)