Dampak Negatif Jika Anak Terlalu Banyak Terpapar Layar, Menjauhi Screen Time Berlebihan
WHO menyarankan batasan waktu yang jelas, namun seringkali pola pengasuhan terpengaruh oleh perkembangan teknologi
Zaman yang terus berkembang membawa dampak besar pada anak-anak, terutama dalam hal penggunaan gadget dan waktu layar sejak usia dini.
Ini Dampak Negatif Jika Anak Terlalu Banyak Terpapar Layar
WHO menyarankan batasan waktu yang jelas, namun seringkali pola pengasuhan terpengaruh oleh perkembangan teknologi. Artikel ini akan mengulas beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi jika anak-anak terlalu banyak terpapar layar.
-
Bagaimana paparan screentime bisa mengganggu perkembangan otak anak? Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar elektronik dapat mengganggu perkembangan otak anak, termasuk kemampuan kognitif, bahasa, dan pemecahan masalah.
-
Bagaimana screen time bisa mendukung proses belajar anak di sekolah? Banyak aplikasi, permainan, dan program edukatif yang dirancang khusus untuk membantu anak-anak belajar keterampilan seperti membaca, menulis, matematika, dan bahasa. Penggunaan layar yang terarah dapat menjadi tambahan yang berharga untuk pendidikan formal di sekolah.
-
Kenapa mengurangi screentime penting untuk kesehatan anak? Penggunaan layar yang berlebihan sering kali berdampak negatif pada kesehatan fisik. Aktivitas fisik yang kurang dapat menyebabkan masalah seperti obesitas dan penyakit terkait berat badan. Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih banyak menonton TV memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi gemuk.
-
Kenapa screen time dianggap penting untuk meningkatkan koneksi sosial anak? Terutama selama masa pandemi COVID-19, layar telah menjadi cara utama bagi anak-anak untuk tetap terhubung dengan teman-teman mereka melalui panggilan video, obrolan teks, dan media sosial. Ini bisa penting untuk kesejahteraan emosional mereka dan mempertahankan hubungan sosial yang positif.
-
Apa saja manfaat mengurangi screentime bagi anak? Mengurangi screentime memberikan peluang lebih banyak untuk berolahraga dan bermain, sehingga membantu mencegah obesitas dan meningkatkan kesehatan jantung. Menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar dapat menghambat perkembangan kreativitas dan interaksi sosial. Dengan mengurangi screentime, kita memberi diri kita kesempatan untuk mencoba aktivitas baru, seperti bersepeda, membaca, atau bermain di luar ruangan. Ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan mental, tetapi juga merangsang kreativitas dan hubungan sosial yang lebih sehat.
-
Bagaimana cara orang tua untuk mengurangi screen time anak secara efektif? Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengurangi screen time pada anak: Buat Aturan Terkait Screen Time Beri Contoh Orang tua adalah panutan bagi anak. Jika orang tua sering menggunakan layar digital, anak akan lebih cenderung untuk melakukan hal yang sama. Oleh karena itu, orang tua perlu membatasi penggunaan layar digital mereka sendiri. Beri Alternatif Kegiatan Ajaklah anak untuk melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat daripada menggunakan layar digital, seperti bermain di luar ruangan, membaca buku, atau belajar. Jauhkan Layar dari Kamar Layar digital dapat mengganggu tidur anak. Oleh karena itu, singkirkan layar digital dari kamar tidur anak agar mereka tidak menggunakannya secara berlebih. Berikan penghargaan kepada anak jika mereka berhasil mengurangi screen time mereka. Hal ini akan membantu anak untuk termotivasi untuk mengurangi screen time mereka. Beri Reward Bicarakan Aturan Bicaralah dengan anak tentang pentingnya membatasi screen time. Jelaskan kepada anak tentang dampak negatif dari screen time yang berlebihan. Buat Jadwal Ajak anak untuk membuat jadwal kegiatan mereka sendiri. Dengan membuat jadwal kegiatan, anak akan lebih sadar tentang waktu yang mereka habiskan untuk menggunakan layar digital.
Dalam situasi ini, penting bagi orang tua untuk memahami konsekuensi dari terlalu banyak screen time pada anak-anak.
Batasan Waktu Screen Time Menurut WHO
Menurut World Health Organization (WHO), anak-anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya tidak terpapar gadget, sedangkan anak usia 2 hingga 5 tahun disarankan memiliki batasan waktu screen time tidak lebih dari 1 jam. Pemahaman ini penting untuk dijadikan panduan dalam pengasuhan anak.
Dampak Terlalu Banyak Screen Time
Prof. DR Dr Ahmad Suryawan, SpA(K), menyatakan bahwa terlalu banyak screen time dapat menyebabkan penurunan tingkat pemahaman pada anak. Layar yang terlalu cerah dan penuh warna dapat mengganggu pengertian anak terhadap konten yang seharusnya dimengerti.
1. Penurunan Tingkat Pemahaman pada Anak
Seiring perkembangan teknologi, penting bagi orang tua untuk membatasi intensitas warna dan kecerahan layar.
"Basis buktinya, efek visual pada layar berpotensi dapat menurunkan tingkat pemahaman terhadap kontennya yang seharusnya dimengerti. Karena terlalu terang, terlalu cerah, bermain multi-color," ungkapnya.
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan anak, mulai dari perkembangan kognitif hingga perkembangan sosialnya. Orang tua perlu membatasi waktu screen time agar tidak menghambat kemajuan anak dalam berbagai aspek perkembangannya.
2. Gangguan Perkembangan Kognitif hingga Sosial
"Sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa screen time pada anak yang berlebihan di masa usia dini dengan gangguan kognitif, gangguan bicara dan bahasa, gangguan emosi-sosial. Jadi ini sudah tidak bisa dibantahkan karena ini bukan pendapat pribadi personal, tapi ini sebuah studi yang banyak," imbuhnya.
- FOTO: Ramah Anak, Begini Penampakan Kolong Tol Becakayu Disulap Jadi Taman Bermain
- 5 Manfaat Mengurangi Jumlah Screentime pada Anak dan Orang Dewasa
- Berani Banget, Anak SMA Terang-Terangan Mau Tikung Istri Cantik Bupati Mantan Pemain Sinetron
- Tak Selalu Negatif, AI Justru Bikin Pekerjaan Ini Jadi Lebih Untung
Anak yang terlalu banyak terpapar layar cenderung mengalami penurunan interaksi dengan orang tua. Penting bagi orang tua untuk tetap terlibat dalam aktivitas anak, bahkan ketika menggunakan media digital seperti e-book. Interaksi dialogis antara orang tua dan anak harus dijaga agar hubungan tetap kuat.
3. Menurunkan Daya Interaksi Orang Tua dan Anak
"Dan menurunkan daya interaksi dialogis antara orang tua dan anak. Sehingga, kalau Anda mau menggunakan media digital bersama anak 3-6 tahun, orang tua dihimbau agar tetap mengadakan interaksi dengan anak bila menggunakan media e-book, seperti mereka membacakan buku versi cetak. Jadi bacakan, bukan Anda beri kemudian Anda tinggal," jelasnya.
Anak-anak usia 3-5 tahun yang terlalu sering menggunakan media berbasis layar cenderung memiliki kualitas tidur yang menurun. Faktor-faktor seperti konten yang ditonton atau paparan cahaya biru dapat mempengaruhi ritme tidur anak. Orang tua perlu memantau dan mengatur waktu screen time anak sebelum tidur.
4. Kualitas Tidur Menurun
"Karena pengaruh konten materi dalam media tersebut. Mungkin karena saking senangnya dia enggak tidur-tidur. Yang kedua yang kita tidak pernah tahu adalah adanya supresi dari adanya hormon melatonin di dalam tubuhnya anak oleh emisi cahaya biru," jelas dr. Wawan.
Terlalu banyak screen time juga dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas pada anak-anak. Durasi yang panjang di depan layar, terutama saat makan, dapat memicu peningkatan berat badan. Orang tua perlu memperhatikan pola makan dan membatasi paparan iklan makanan yang dapat mempengaruhi kebiasaan makan anak.
5. Obesitas
"Ketika menggunakan durasi dua jam screen time-nya, ternyata masih ada peningkatan obesitas. Ini pengaruhnya signifikan kalau ada paparan iklan makanan. Ditambah screen time saat anak makan. Screen time saat makan itu faktor tidak langsung anak terpicu obesitas. Jadi hati-hati," papar dokter.
Dalam menghadapi era digital, orang tua perlu bijaksana dalam mengelola waktu screen time anak-anak.
Dampak negatif yang mungkin terjadi, seperti penurunan pemahaman, kurangnya interaksi, risiko obesitas, gangguan perkembangan, dan penurunan kualitas tidur, harus menjadi perhatian serius.