Duduk terlalu lama bisa sebabkan gagal hati
Penelitian menunjukkan bahwa duduk terlalu lama juga bisa membahayakan hati.
Bekerja berjam-jam di depan komputer menjadi sebuah kebiasaan yang tak bisa kita hindari. Namun, tahukah Anda apa bahaya duduk terlalu lama?
Penelitian yang dipimpin oleh Seungho Ryu dari Kangbuk Samsung Hospital dan tim dari Sungkyunkwan University menunjukkan bahwa duduk terlalu lama dapat memicu non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) atau penyakit hati berlemak non-alkohol.
NAFLD adalah suatu kondisi di mana kelebihan lemak ditimbun di hati. Dalam kasus yang parah, ini bisa menyebabkan akumulasi jaringan parut dan memicu gagal hati. Kondisi ini juga sering dikaitkan dengan obesitas dan resistensi insulin.
Dalam studi ini, para peneliti melibatkan 139.056 pria dan wanita. Mereka diminta melakukan ujian fisik di rumah sakit dan juga mengisi kuesioner. Mereka yang duduk lebih dari lima jam sehari memiliki peningkatan risiko NAFLD 9 persen dibandingkan dengan mereka yang duduk kurang dari lima jam sehari. Dan efek ini akan tetap kuat, meskipun kita berolahraga secara teratur.
Meski begitu, olahraga tetap memiliki efek positif untuk tubuh. Sebab, mereka yang kurang aktif secara fisik menunjukkan risiko NAFLD lebih tinggi dibanding mereka yang lebih aktif. Jadi, walaupun Anda sibuk bekerja, tetaplah berolahraga setidaknya 30 menit per hari.
Baca juga:
Ingin sehat di usia tua? Coba berlatih tai chi!
3 Juta orang tewas akibat polusi udara setiap tahun, Asia terbanyak
5 Khasiat sehat di balik manisnya buah plum
Ungkap gejala penyakit di tubuh lewat warna kuku!
Sering taruh dompet di saku belakang? Ini bahayanya!
-
Di mana para astronot ini melakukan penelitian tentang sakit kepala? Tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Siapa yang menginvestigasi enam kasus Mycoplasma Pneumonia di Jakarta? Kementerian Kesehatan tengah menginvestigasi enam kasus mycoplasma pneumonia di Jakarta, khususnya pada pasien dengan rentang usia 3 sampai 13 tahun.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.