Gaya Hidup Buat Anak Muda Saat Ini Lebih Banyak Terkena Hipertensi
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Paskariatne Probo Dewi Yamin mengatakan, hipertensi pada generasi milenial tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga di seluruh dunia. Gaya hidup yang buruk ditengarai menjadi salah satu penyebab kondisi ini terjadi. Termasuk di negara maju seperti Amerika Serikat.
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi selama ini selalu identik dengan orang tua. Namun rupanya pada saat ini, penyakit tersebut juga banyak menyerang generasi muda daripada masa-masa sebelumnya.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Paskariatne Probo Dewi Yamin mengatakan, hipertensi pada generasi milenial tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga di seluruh dunia. Gaya hidup yang buruk ditengarai menjadi salah satu penyebab kondisi ini terjadi. Termasuk di negara maju seperti Amerika Serikat.
-
Mengapa hipertensi berbahaya? Jika dibiarkan, hipertensi bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa.
-
Apa saja gejala hipertensi yang dirasakan? Dilansir dari Halodoc, seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul, antara lain:1. Sakit kepala2. Mimisan3. Masalah penglihatan4. Nyeri dada5. Telinga berdengung6. Sesak napas7. Aritmia
-
Kapan seseorang disebut mengalami hipertensi? Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi jika angka tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg.
-
Siapa yang berisiko terkena hipertensi? Beberapa anak mungkin mengalami hipertensi karena memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi.
-
Bagaimana cara mengatasi hipertensi? Pengobatan hipertensi sendiri biasanya akan disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan pasien. Namun, ada beberapa hal yang penting diperhatikan setiap pasien jika ingin menurunkan tekanan darah, yakni:1. Kurangi asupan garam2. Tidak merokok3. Lakukan latihan fisik secara teratur4. Hindari stres5. Hindari konsumsi alkohol6. Terapkan pola makan yang seimbang7. Jaga berat badan8. Minum obat penurun tekanan darah sesuai resep dokter
-
Apa yang harus dilakukan pasien hipertensi untuk menurunkan tekanan darah? Cara menurunkannya bisa dengan dua cara, pertama menerapkan intervensi gaya hidup seperti mengurangi garam dan gula, hingga melakukan aktivitas fisik. Kalau sudah tidak bisa terkontrol juga, maka harus dengan obat-obatan, obat-obatan itu diminum terus-menerus untuk menurunkan tekanan darah sampai batasnya normal 140 per 90," jelas Prima beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
"Gaya hidup yang dimaksud lebih mengarah pada aktivitas fisik yang berkurang dikarenakan semakin berkembangnya fasilitas yang ada," kata Paskariatne dalam konferensi pers yang diadakan Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia di Jakarta.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Untuk penderita hipertensi di Indonesia sendiri, angkanya naik dari 25,8 persen di 2013 menjadi 34,1 di 2018.
Sementara angka hipertensi di usia 18 sampai 24 tahun adalah 13,2 persen dan usia 25 hingga 34 tahun sebesar 20,1 persen. Angka tersebut terbilang tinggi bagi mereka yang termasuk generasi milenial.
Paskariatne mengatakan, banyak hal yang membuat tingginya anak muda yang terkena hipertensi. Di antaranya adalah kebiasaan merokok, serta konsumsi makanan instan dan cepat saji yang mengandung monosodium glutamat (MSG).
"Ada juga faktor psikososial seperti stres yang berperan dalam peningkatan tekanan darah. Studi di satu penelitian menemukan kondisi depresi meningkatkan risiko hipertensi di usia milenial," ungkap dokter yang meraih gelar sarjana di Universitas Gajah Mada ini.
"Selain itu, penelitian juga menyebutkan orang-orang muda itu biasanya tidak sabaran. Ada faktor-faktor yang menyebabkan orang muda terkena hipertensi misalnya emosian. Tidak sabaran," kata Paskariatne.
"Kondisi-kondisi seperti ini yang sebenarnya berhubungan dengan peningkatan risiko hipertensi."
Sehingga, penting bagi generasi milenial untuk rajin memeriksakan tekanan darah. Selain itu, perbanyak aktivitas fisik dan juga mengurangi konsumsi garam dan MSG. Tidak hanya itu, Paskariatne juga menyarankan orang-orang berusia muda untuk menyelesaikan masalah emosional yang dihadapinya, serta mengendalikan tingkat stres.
Reporter: Giovani Dio Prasasti
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Penderita Parkinson Sekaligus Hipertensi Perlu Sering Periksa Tekanan Darah
Manakah yang lebih berbahaya, hipotensi atau hipertensi?
Cara mudah mengendalikan hipertensi
Cegah hipertensi dengan beri pelukan orang tersayang
Jangan sepelekan hipertensi
9 Perawatan rumahan sederhana untuk turunkan hipertensi