Ini cara baru deteksi stroke hanya dalam 10 menit
Ilmuwan temukan cara baru untuk deteksi stroke lebih cepat. Ungkap di sini!
Stroke saat ini telah menyerang banyak orang dan satu dari 80.000 bahkan meninggal. Pada kebanyakan kasus stroke yang terjadi, butuh waktu tiga jam untuk mendiagnosis satu kasus stroke. Untuknya, kini para ilmuwan kesehatan telah menemukan cara untuk mendeteksi stroke hanya dalam hitungan menit.
Roy Cohen, salah satu ilmuwan yang melakukan penelitian melalui medicaldaily.com mengatakan bahwa tiga perempat dari penderita stroke mengalami stroke iskemi. Ini adalah istilah yang yang menunjukkan kondisi penyumbatan pembuluh darah di otak. Dalam kasus tersebut, waktu adalah hal yang sangat penting, karena untuk menyelamatkan seseorang obat harus diberikan dalam waktu tiga sampai empat jam setelah munculnya gejala. Pada saat seseorang memunculkan gejala, lalu kemudian perjalanan ke rumah sakit, atau bahkan menunggu di ruang gawat darurat akan memakan waktu untuk mendapatkan obat pada saat yang tepat.
-
Di mana para astronot ini melakukan penelitian tentang sakit kepala? Tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Siapa yang memimpin penelitian tentang otak manusia yang diawetkan? Tim peneliti yang dipimpin Alexandra Morton-Hayward dari Universitas Oxford meninjau literatur ilmiah dan menghubungi arkeolog di seluruh dunia.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian tentang hubungan antara pendapatan dan kesehatan otak? Dilansir dari Science Alert, dalam studi yang sudah dipublikasikan di JNeurosci, dilibatkan 751 individu berusia antara 50 dan 91 tahun, ditemukan bahwa mereka yang tinggal dalam kemiskinan menunjukkan lebih banyak tanda-tanda penuaan pada white matter otak mereka dalam pemindaian MRI, serta mendapat skor lebih rendah dalam tes kognitif dibandingkan dengan mereka yang tinggal di rumah tangga yang lebih makmur.
Dokter biasanya akan melihat tanda dan gejala pada wajah, kelumpuhan pada bagian tubuh, riwayat kesehatan pasien, pemeriksaan fisik lainnya untuk mendiagnosis seseorang mengalami stroke atau tidak. Tes-tes yang dilakukan dapat berupa CT scan otak, MRI atau USG karotis untuk memeriksa penyumbatan arteri yang mengirim darah ke otak.
Sebuah terobosan baru ditawarkan oleh para peneliti dari Cornell University’s Baker Institute untuk Animal Health menciptakan bukti prinsip dari teknik sederhana yang memudahkan para dokter untuk mendeteksi biomarker stroke tertentu dalam darah pasien di samping tempat tidur mereka.
Para peneliti melakukan penelitian dengan melekatkan enzim pada nanopartikel dan kemudian mengirimkannya pada aliran darah manusia dan juga hewan. Tujuannya adalah untuk menemukan neuron-specific enolase (NSE), sebuah biomarker yang muncul pada cedera otak hingga kanker paru-paru. Ketika mereka melakukannya, enzim akan menyala dan memberitahukan letak serta jumlah dari NSE.
Dengan begitu mereka akan dengan mudah memberikan diagnosa stroke yang dialami oleh seseorang.Para peneliti berharap ke depannya mereka mampu menggunakan teknik mereka ini untuk uji klinis. Teknik ini pada akhirnya akan membantu dalam deteksi kondisi otak di luar stroke, termasuk gegar otak, demensia, kanker dan bahkan penyakit jantung.
Baca juga:
HIV/AIDS jadi momok utama kematian remaja di 2015
Tak disangka, antioksidan berkhianat dengan membela sel kanker!
Wah, tidur ternyata mudahkan kamu ingat nama orang
Ini yang menopause dini katakan tentang kesehatan kamu
Jari tangan kamu selalu dingin? 5 Hal ini bisa jadi penyebabnya