Ini perbedaan mendasar Alzheimer dan demensia
Ini perbedaan mendasar Alzheimer dan demensia. Demensia adalah istilah umum untuk berbagai kondisi, termasuk Alzheimer.
Melihat seseorang yang Anda cintai mengalami penurunan daya ingat tentu memilukan hati. Dugaan pertama atas kondisi ini umumnya adalah Alzheimer. Namun sebenarnya pikun tidak selalu berarti gejala Alzheimer.
Alzheimer dan demensia sering disamakan, padahal keduanya merupakan jenis gangguan yang berbeda.
-
Apa yang dimaksud dengan penyakit Alzheimer? Alzheimer adalah salah satu jenis demensia, yaitu gangguan otak yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif, seperti ingatan dan kemampuan berpikir.
-
Siapa yang menemukan Penyakit Alzheimer? Penyakit ini dinamai berdasar nama dokter Jerman, Alois Alzheimer, yang pertama kali mendeskripsikannya pada tahun 1906.
-
Apa yang menyebabkan Alzheimer menurut ahli kesehatan? Banyak ahli kesehatan berpendapat bahwa Alzheimer lebih dipengaruhi oleh faktor genetik, gaya hidup, dan penuaan otak, bukan oleh kebiasaan sehari-hari seperti ngupil.
-
Bagaimana Alzheimer mengidentifikasi penyakit ini? Dalam laporannya, Alzheimer menyatakan bahwa ia telah mengidentifikasi 'penyakit luar biasa pada korteks serebral', yang menyerang seorang wanita bernama Auguste D. Penyakit tersebut telah menyebabkan gejala kehilangan ingatan, disorientasi, dan halusinasi hingga kematian Auguste, di usia lima puluh tahun.
-
Siapa yang berisiko terkena penyakit Alzheimer? Meskipun tidak semua penyebab penyakit Alzheimer diketahui, para ahli mengetahui bahwa sebagian kecil terkait dengan mutasi tiga gen, yang dapat diturunkan dari orang tua ke anak.
-
Bagaimana cara mengasah otak untuk mencegah Alzheimer? Lakukan kegiatan yang memerlukan kemampuan kognitif seperti bermain musik, membaca, belajar bahasa asing, bermain catur, mengerjakan teka-teki silang, dan memecahkan kasus. Kegiatan ini membantu mempertahankan kemampuan kognitif dan mengurangi risiko Alzheimer.
Berikut ini kami suguhkan beberapa informasi berharga mengenai perbedaan mendasar Alzheimer dan demensia yang kami rangkum dari The Huffington Post (19/9).
Demensia adalah istilah umum untuk berbagai kondisi, termasuk Alzheimer
Demensia dapat merangkum banyak kondisi yang berhubungan dengan otak dan harus dianggap lebih sebagai sindrom daripada penyakit.
"Demensia adalah penurunan kemampuan kognitif yang bisa terjadi di setiap fase kehidupan dan mencakup banyak penyakit," kata George Perry, kepala ilmuwan dari Brain Health Consortium di University of Texas di San Antonio.
Tidak hanya orang tua, remaja atau pria dan wanita di bawah 30 tahun pun bisa mengalami demensia akibat kecelakaan yang berdampak pada kerusakan otak atau stroke.
Penyakit Alzheimer berada di bawah 'payung' demensia. 50 Persen diagnosis demensia sebenarnya adalah gejala Alzheimer. Penyebab penyakit ini sulit ditelusuri, namun usia senja bisa berpengaruh besar.
Alzheimer sulit didiagnosis
Faktor yang membuat Alzheimer sulit dikenali adalah fakta bahwa kondisi tersebut hanya bisa dikonfirmasi secara pasti melalui otopsi.
"Kami dapat mendiagnosisnya ketika seseorang masih hidup, tetapi kami tidak pernah benar-benar yakin sampai mereka melakukan otopsi, dan kami mencari perubahan patologis spesifik di otak yang dapat kami simpulkan bahwa mereka meninggal akibat Alzheimer," kata Elise Caccappolo, profesor neuropsikologi dan direktur Neuropsychology Service di Columbia University Medical Center.
Kemungkinan gejala Alzheimer yang paling umum adalah kehilangan ingatan jangka pendek (short term memory loss).
Tiga jenis demensia yang paling umum
Menurut Caccappolo dan Perry, ada tiga jenis demensia yang paling sering diderita pasien, yaitu:
Demensia vaskular, yaitu ketika seseorang mengalami stroke atau diabetes yang mengakibatkan kurangnya pasokan oksigen ke otak.
Demensia frontotemporal, kondisi yang biasanya memengaruhi orang yang berusia 60 tahun ke atas, di mana protein yang mirip dengan Alzheimer mengarah pada hilangnya sel saraf di otak.
Lewy body dementia, kondisi di mana endapan protein berkembang pada area otak yang bertanggung jawab untuk keterampilan motorik dan ingatan.
Semua penyakit ini memiliki gejala yang berbeda, tetapi secara keseluruhan mungkin pasien menunjukkan gejala-gejala berikut:
- Perubahan suasana hati yang parah
- Perubahan kepribadian
- Penurunan kemampuan kognitif dan motorik yang signifikan
- Pada Lewy body dementia, pasien mungkin juga mengalami halusinasi
Demensia dan Alzheimer: Sama-sama tidak diketahui siapa yang lebih berisiko mengalaminya
Aspek yang meresahkan ke demensia dan Alzheimer keduanya adalah tidak diketahui siapa yang lebih berisiko mengalami kondisi ini.
"Sebagian besar penyakit ini bersifat sporadis, mereka tidak memiliki penyebab genetik yang jelas," kata Perry.
Beberapa orang mungkin memiliki warisan genetik Alzheimer. Namun ini tidak menjamin si pembawa gen akan mengalami Alzheimer di kemudian hari.
Demikian beberapa informasi penting seputar demensia dan Alzheimer. Semoga bisa membantu Anda untuk mencarikan perawatan yang tepat bagi orang terdekat yang menderita kondisi ini.
(mdk/tsr)