Kelola stres bisa bantu cegah alzheimer?
Penelitian tunjuk kelola stres dapat bantu cegah alzheimer sejak dini. Ungkap alasannya di sini!
Terlalu memikirkan situasi dan tidur tak nyenyak serta kurangnya tidur bisa menempatkan seseorang pada risiko terkena alzheimer di kemudian hari. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil penelitian yang diterbitkan dalam Alzheimer Disease and Associated Disorders, baru-baru ini.
Seperti yang kita ketahui bahwa alzheimer merupakan bentuk paling umum dari demensia. Alzheimer ditandai dengan gangguan pada ingatan, kemampuan kognitif (berpikir) yang menurun, termasuk juga gangguan pada kemampuan bahasa. Kondisi ini tentu saja menjadi gangguan besar bagi seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti halnya stres yang saat ini telah mewabah di mana-mana.
-
Apa yang dimaksud dengan penyakit Alzheimer? Alzheimer adalah salah satu jenis demensia, yaitu gangguan otak yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif, seperti ingatan dan kemampuan berpikir.
-
Kenapa demensia Alzheimer menjadi masalah serius di Indonesia? Demensia, termasuk Alzheimer, adalah penyakit yang tidak hanya mempengaruhi penderitanya, tetapi juga membawa dampak signifikan bagi keluarga, komunitas, dan sistem kesehatan.
-
Kenapa penyakit Alzheimer sering dikira sama dengan demensia? Sering kali, Alzheimer dan demensia dianggap sama, namun sebenarnya keduanya memiliki klasifikasi yang berbeda.
-
Apa masalah kesehatan mental yang dihadapi oleh sebagian besar penduduk Indonesia? Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Sementara itu, diketahui juga bahwa lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
-
Kapan para peneliti melacak kejadian demensia, penyakit Parkinson, stroke, dan gangguan psikologis pada peserta? Selama periode penelitian rata-rata 8,4 tahun, para peneliti melacak kejadian demensia, penyakit Parkinson, stroke, dan gangguan psikologis lainnya pada peserta.
-
Bagaimana stres dapat berdampak buruk pada kesehatan mental? Selain kesehatan fisik, stres yang nggak dikelola dengan baik pun juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental. Beberapa dampak buruknya antara lain seperti munculnya depresi, insomnia, hingga burnout. Adanya dampak buruk seperti ini pastinya dapat menghilangkan motivasi dan membuat individu merasa nggak berdaya. Fatalnya, orang yang mengalami dampak buruk stres yang satu ini dapat kehilangan semangat hidupnya dan mudah menyerah begitu saja.
Berbicara mengenai stres, selain menjadi akar beberapa masalah kesehatan seperti insomnia, depresi dan tekanan darah tinggi, kini stres bahkan telah dikaitkan dengan gangguan kognitif ringan pada orang tua dewasa yang lebih tua. Gangguan kognitif ringan tau yang dikenal juga dengan mild cognitive impairment (MCI) merupakan gejala awal alzheimer. Dalam studi yang baru-baru ini dipublikasikan, para peneliti menemukan bahwa orang-orang dengan stres tinggi memiliki dua kali kemungkinan lebih besar mengembangkan penyakit neurodegeneratif.
Melansir dari medicaldaily.com, Dr.Richard Lipton mengatakan bahwa studi tersebut menyediakan bukti kuat bahwa stres meningkatkan kemungkinan seseorang dengan usia yang lebih tua mengembangkan gangguan kognitif ringan. Yang menarik adalah, para peneliti meyakini bahwa stres bisa dimanfaatkan sebagai faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk perbaikan kemampuan kognitif, dengan membuat stres menjadi target potensial pengobatan.
Dalam studi tersebut, para peneliti menggunakan data yang melibatkan lebih dari 500 orang dewasa yang berusia minimal 70 tahun sebagai peserta penelitian. Para peneliti melibatkan mereka untuk menguji hubungan antara stres kronis dan gangguan kognitif ringan amnestik atau yang dikenal juga dengan amnestic mild cognitive impairment (aMCI). Ini adalah jenis paling umum dari gangguan kognitif ringan yang memengaruhi memori. Pada awal penelitian semua peserta penelitian terbebas dari amnesia (aMCI) atau demensia. Para peneliti mengikuti perkembangan para peserta selama empat tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko aMCI yang lebih besar. Sayangnya, penelitian ini masih belum menemukan hubungan sebab akibat antara aMCI dan stres. Penelitian yang bersifat observasional ini hanya sebagai informasi awal mengenai hubungan yang ada antara stres dan aMCI.
Tetapi, penelitian ini masih belum bisa menunjukkan apakah stres menjadi penyebab aMCI. Para peneliti mengatakan bahwa timbulnya alzheimer dapat ditunda atau bahkan dicegah jika stres dapat dideteksi dan diobati sejak dini pada orang berusia lanjut.
Baca juga:
Efek mujarab menyanyi bagi otak dan mood
Penelitian ungkap jenis protein mampu tunjukkan gangguan bipolar
Tak biasa, ini 5 cara unik tapi ampuh untuk atasi stres
Hati-hati diabetes tipe 2 berujung pada alzheimer
Tak hanya sehat buat bayi, menyusui bisa turunkan diabetes sang ibu