Kolesterol Tinggi Bisa Dialami Anak, Ini Hal yang Perlu Diketahui Orangtua
Penyakit kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia tak hanya menyerang orang dewasa tapi juga anak-anak. Hal ini disampaikan dokter spesialis gizi klinik Putri Sakti.
Salah satu masalah kesehatan yang erat kaitannya dengan gaya hidup dan pola makan adalah kondisi kolesterol tinggi. Masalah kesehatan ini ternyata tak hanya bisa dialami oleh orang dewasa saja, namun juga pada anak-anak.
Penyakit kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia tak hanya menyerang orang dewasa tapi juga anak-anak. Hal ini disampaikan dokter spesialis gizi klinik Putri Sakti.
-
Apa itu kolesterol? Dilansir dari situs Halodoc, kolesterol adalah lemak yang diproduksi tubuh dan bisa juga berasal dari makanan hewani. Senyawa tersebut memiliki peran membantu tubuh memproduksi vitamin D, sejumlah hormon dan asam empedu untuk mencerna lemak.
-
Kenapa kolesterol tinggi berbahaya bagi kesehatan? Kolesterol sebenarnya memiliki fungsi alami yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Namun, naiknya kolesterol dapat menyebabkan menyempitnya arteri dan membuat aliran darah terhambat.
-
Kenapa anak-anak juga berisiko mengalami peningkatan kolesterol? Pertama, anak-anak juga rentan terhadap penumpukan kolesterol dalam tubuh mereka. Meskipun memang benar bahwa anak-anak cenderung memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah daripada orang dewasa, itu bukan berarti mereka bebas dari risiko kolesterol. Pola makan yang kaya lemak jenuh dan kebiasaan hidup tidak sehat seperti kurangnya olahraga dapat meningkatkan risiko peningkatan kadar kolesterol pada anak-anak.
-
Kenapa penting untuk menurunkan kadar kolesterol? Kesehatan kolesterol yang baik telah lama menjadi perhatian utama dalam menjaga kesejahteraan tubuh. Dengan gaya hidup modern yang sering kali melibatkan makanan olahan dan tinggi lemak, tingkat kolesterol yang tidak seimbang dapat mengarah pada berbagai masalah kesehatan serius.
"Bisa (menyerang anak-anak), jadi hiperkolesterolemia itu bisa muncul dari anak-anak tapi memang jarang diketahui. Karena kan memang anak-anak itu lebih aktif dibanding kita, main lah, lari, segala macam," ujar Putri beberapa waktu lalu.
"Beda cerita kalau dia (anak-anak) sedentary lifestyle ya, suka nonton, pakai gadget jadinya risiko obesitas besar. Maka enggak heran di anak-anak juga ada risiko penyakit darah tinggi, gangguan fungsi ginjal, bisa jadi ini efek tidak langsung dari si kolesterol atau lemak yang numpuk di dinding pembuluh darahnya," lanjut Putri.
Banyaknya lemak yang menempel di dinding pembuluh darah anak dapat membuat beberapa fungsi organ tubuhnya tidak berjalan dengan baik.
Putri pun menyampaikan, guna menurunkan kolesterol pada anak maka pola makan dan aktivitas fisiknya perlu diperhatikan. Namun, pengaturan pola makan atau diet pada anak tidak sama dengan orang dewasa.
"Pada anak-anak yang kolesterol-nya atau massa lemaknya tinggi dietnya beda dengan orang dewasa. Kalau orang dewasa kan ada diet khusus, kalau di anak-anak ini kembali lagi dibutuhkan kalorinya, dia enggak bisa restriksi (dibatasi) terlalu besar karena anak butuh tumbuh dan berkembang," kata Putri.
Cara Cegah Kolesterol Tinggi pada Anak
Oleh sebab itu, lanjut Putri, anak-anak perlu diet sesuai usia, tinggi badan, berat badan, bahkan jenis kelamin. Sehingga, diet penurunan kolesterol untuk anak terbilang sangat individual atau tergantung kondisi setiap anak.
"Pertama kita kembaliin ke kebutuhan normalnya berapa. Yang kedua olahraganya memang untuk anak-anak itu lebih besar. Untuk anak-anak hingga 18 tahun, olahraganya bukan 30 minimal menit seperti kita tapi minimal satu jam per hari," katanya.
Olahraga satu jam per hari untuk anak bertujuan membantu mereka agar tak perlu melakukan diet ketat seperti orang dewasa, tapi lemak dan kolesterol mereka bisa turun secara bertahap.
Maka dari itu, untuk mengetahui adanya penyakit kolesterol sejak dini maka cek darah menjadi penting.
"Bagusnya, kita dari usia 20 tahun ke atas minimal setahun sekali harus cek, apalagi kalau kita punya riwayat keluarga, entah kolesterolnya gampang tinggi, jantung, stroke, darah tinggi ya kita mulai aware aja," kata Putri.
Putri pun menyarankan agar masyarakat menjaga pola makan dan rutin melakukan aktivitas fisik sehari-hari. Misalnya jalan cepat selama 30 menit sehari.
"Misalnya kalau kita lagi jam istirahat kerja atau lagi di mal, bisa jalan cepat selama 30 menit agar tubuh tetap aktif," terangnya.
Reporter: Ade Nasihudin Al Ansori
Sumber: Liputan6.com