Korban perkosaan rentan alami masalah seksual
Selain mengalami trauma secara fisik, korban perkosaan juga cenderung mengalami masalah seksual.
Meski telah mendapatkan bantuan terapi secara psikologis, namun penelitian menunjukkan bahwa korban perkosaan tetap berkemungkinan dua kali lebih tinggi mengalami masalah seksual. Beberapa contohnya adalah mengalami kesulitan seksual dan rasa sakit di bagian pelvis.
Meski begitu penelitian tak menjelaskan apakah rasa sakit dan kesulitan dalam hal seksual diakibatkan oleh masalah psikologis atau masalah fisik akibat trauma (PTSD), yang berkemungkinan dialami separuh dari korban perkosaan.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa yang dimaksud dengan kesepian? Kesepian adalah perasaan kesepian, terisolasi, dan tidak terhubung dengan orang lain.
-
Apa yang dimaksud dengan perdamaian? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perdamaian berarti penghentian permusuhan, atau perihal damai.
-
Bagaimana Pemkot Medan menangani pengangguran terbuka? "Untuk penurunan tingkat pengangguran terbuka, Pemkot Medan melakukan intervensi melalui upaya-upaya peningkatan keterampilan dan kesempatan dan kesempatan kerja bagi masyarakat melalui program-program pengembangan kapasitas daya saing, program-program pelatihan, peningkatan produktivitas dan penempatan tenaga kerja, serta melalui program pemberdayaan masyarakat di masing-masing kecamatan dan kelurahan,"
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Kapan Pemilu dilaksanakan? Pemilihan Umum adalah proses demokratis yang dilakukan secara berkala untuk memilih wakil rakyat atau pejabat publik dalam suatu negara.
Sebelumnya peneliti telah mengetahui bahwa korban perkosaan yang terjadi saat masih kanak-kanak akan menyebabkan masalah seksual. Namun dengan penelitian ini ilmuwan mengungkap bahwa meski perkosaan terjadi pada usia dewasa, dampaknya tetap sama.
"Kami menemukan bukti bahwa korban perkosaan tunggal pada masa dewasa juga memiliki risiko masalah seksual yang sama," ungkap Iva Biancic dari National Psychotrauma Center for Children and Youth di University Medical Center, seperti dilansir oleh Reuters (07/06).
Peneliti menanyai 18 wanita korban perkosaan yang berusia akhir belasan dan awal 20-an. Mereka mengalami perkosaan ketika remaja dan dirawat karena memiliki PTSD. Setelah itu peneliti membandingkan dengan jawaban dari 114 mahasiswi yang tak pernah menjadi korban perkosaan. Sekitar 30 persen korban perkosaan mengalami masalah pada pelvis mereka, dibandingkan dengan hanya 12 persen wanita yang tak pernah mengalami perkosaan.
Meski begitu, penelitian ini memiliki beberapa kelemahan menurut Mary Koss dari University of Arizona di Tuscon. Korban perkosaan memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dibanding kelompok pembanding yang tidak mengalami perkosaan. Dia juga menjelaskan bahwa masalah pelvis bisa diakibatkan oleh konsekuensi fisik dari perkosaan, mengingat para korban mengalaminya pada usia remaja.