Main sepak bola picu kerusakan otak?

Peneliti menemukan bahwa bermain sepak bola bisa mengubah daerah tertentu di otak. Benarkah?

Sepak bola adalah salah satu olahraga terpopuler di dunia. Namun, sebuah penelitian kecil yang dilakukan pada pemain bola Jerman menunjukkan bahwa bermain sepak bola dapat menyebabkan perubahan pada daerah-daerah tertentu di otak. Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal American Medical Association edisi 14 November, sebagaimana dilansir Health.com, (13/11).

"Kami menemukan adanya perubahan di daerah-daerah tertentu di otak pemain bola setelah membandingkannya dengan perenang," kata Dr Inga Koerte, seorang peneliti senior di laboratorium Harvard Medical School di Boston, yang juga bekerja sama dengan seorang peneliti senior di Ludwig-Maximilians University di Munich, Jerman.

Indikasi tersebut terkait dengan cedera otak traumatis, seperti gegar otak. Untuk membuktikannya, para peneliti merekrut 12 pemain bola profesional Jerman yang berlatih sejak mereka masih kanak-kanak, yang kemudian dibandingkan dengan sekelompok perenang. Peneliti menganggap perenang mempunyai risiko trauma kepala yang lebih rendah.

Kedua kelompok atlet tersebut kemudian menjalani scan pencitraan yang dapat memberikan gambar rinci dari otak. Hasilnya menunjukkan bahwa pemain bola mengalami perubahan pada daerah-daerah tertentu dari otak. Peneliti memperkirakan bahwa perubahan itu terjadi karena cedera atau benturan saat bermain bola. Meski demikian, mereka tak ingin melarang anak-anak bermain sepak bola. Untuk itu, para peneliti sedang melakukan penelitian lanjutan mengenai apakah ada kerusakan jangka panjang.