Makanan Rendah Lemak Bisa Jadi Menurunnya Testosteron pada Pria
Sebuah penelitian terbaru yang dimuat di Journal of Urology juga mengungkap hasil temuan mengenai hal lain yang bisa mengatasi masalah ini. Dilansir dari Medical News Today, diketahui bahwa pola makan bisa sangat berpengaruh terhadap produksi testosteron seorang pria.
Kurangnya testosteron yang ada pada pria bisa sangat mempengaruhi kesuburan serta hasrat di atas ranjang yang dimilikinya. Hal ini bisa terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup testosteron seperti sebelumnya.
Terdapat sejumlah hal yang bisa mempengaruhi naik turunnya testosteron seorang pria. Olahraga serta diet menurunkan berat badan bisa menjadi cara untuk mengatasi hal ini.
-
Bagaimana cara Sumber Ayu meningkatkan kesadaran perempuan tentang kesehatan organ kewanitaan? Demi meningkatkan kesadaran perempuan tentang kesehatan organ kewanitaannya, Sumber Ayu mengadakan talkshow interaktif lewat Instagram Live rutin setiap bulannya.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Apa yang harus diajarkan dalam pendidikan seks untuk anak? Melalui edukasi seksual, anak bisa mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, hubungan interpersonal yang sehat, serta hak dan kewajiban dalam pernikahan.
-
Bagaimana caranya agar anak bisa memahami tentang hubungan seksual? Pentingnya memberikan pemahaman seksual yang tepat sejalan dengan perkembangan usia anak menjadi kunci dalam menghindari dampak negatif ini.
-
Di mana kejadian arogansi pria yang mengaku Ketua PP Semarang? Menurut informasi, peristiwa tersebut diketahui terjadi di Desa Kalongan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang beberapa waktu lalu.
-
Mengapa penting bagi pria untuk menjaga kesehatan prostat? Memelihara dan menjaga kesehatan organ prostat merupakan sebuah tanggung jawab pria yang tak seharusnya dihindari. Prostat sendiri merupakan kelenjar penting dalam sistem reproduksi pria.
Sebuah penelitian terbaru yang dimuat di Journal of Urology juga mengungkap hasil temuan mengenai hal lain yang bisa mengatasi masalah ini. Dilansir dari Medical News Today, diketahui bahwa pola makan bisa sangat berpengaruh terhadap produksi testosteron seorang pria.
Diketahui bahwa seorang pria yang mengonsumsi makanan rendah lemak mungkin memiliki tingkat testosteron yang lebih rendah. Hal ini terutama ketika dibandingkan dengan pria yang mengonsumsi makanan jenis lain.
Peneliti mencoba melihat efek dari empat pola makan berbeda terhadap testosteron pria. Empat pola diet tersebut adalah pola makan rendah lemak, diet mediterania, pola makan rendah karbohidrat, serta pola makan yang bebas.
Secara umum, peneliti menganalisis data dari 2.128 pria. Sebanyak 457 pria mengonsumsi pola makan rendah lemak, 754 melakukan diet mediterania, serta 2 orang dengan pola makan rendah karbohidrat. Sisa partisipan memiliki pola makan yang bebas.
"Kami menemukan bahwa pria yang melakukan pola makan rendah lemak memiliki serum testosteron lebih rendah dibanding pria yang tidak membatasi pola makannya," terang peneliti Dr. Jake Fantus dari University of Chicago Medical Center, Illinois.
Setelah menyampingkan sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi testosteron seperti usia, aktivitas fisik, serta indeks massa tubuh, peneliti mendapat temuan mengani hal ini. Diketahui bahwa diet mediterania tidak menyebabkan perubahan testosteron sedangkan pola makan rendah lemak menunjukkan perubahan kecil namun signifikan.
Peneliti mengungkap bahwa pria obesitas mungkin mengalami penurunan serum testosteron ini dan bisa diperburuk dengan pola makan mereka. Bisa saja ketika mereka diet dan mencoba mengurangi makanan berlemak, maka pola makan ini bisa menurunkan testosteron.
Selain itu, terdapat juga bukti yang mengunggkap mungkin adanya hubungan antara testosteron rendah dengan kondisi kronis seperti tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2. Selain itu, hal ini juga bisa menyebabkan munculnya kanker.
Penelitian lebih lanjut masih bakal dibutuhkan pada topik ini. Hal ini penting dilakukan terutama karena masih belum jelas adanya hubungan langsung penyebab dari masalah testosteron rendah ini.
(mdk/RWP)