Miliki 103 Juta Penyandang Diabetes, Indonesia Peringkat 6 Dunia
Indonesia menduduki peringkat keenam dengan jumlah penyandang diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang. Jumlah peringkat penyandang diabetes terbanyak yakni Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Meksiko.
Indonesia menjadi salah satu negara dengan ancaman diabetes yang terus meningkat. Berdasar data dari International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017, dilaporkan epidemi diabetes di Indonesia masih cenderung meningkat.
Indonesia menduduki peringkat keenam dengan jumlah penyandang diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang. Jumlah peringkat penyandang diabetes terbanyak yakni Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Meksiko.
-
Kenapa mengenali gejala dini diabetes penting? "Kita harus mengenali secara dini diabetes supaya kita tahu sejak dini, tidak menunggu skrining. Harus tahu tanda-tanda. Ada dua yakni gejala akut yang terjadi mendadak dan gejala kronis," terang Soebagijo dilansir dari Antara.
-
Kenapa Pradiabetes berbahaya? Meskipun kadar gula darah pradiabetes belum cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes tipe 2, kondisi ini bisa berubah menjadi berbahaya jika tidak ditangani.
-
Kapan seseorang dikatakan menderita diabetes? Jika nilai 2 jam setelah minum glukosa mencapai lebih besar atau sama dengan 200 mg/DL (11,1 mmol/L)
-
Kapan seseorang dikatakan mengidap diabetes? Seseorang bisa dikatakan memiliki penyakit diabetes, jika kadar gula darah mencapai lebih dari 200mg/dL, disertai dengan munculnya beberapa gejala, seperti sering haus, sering buang air kecil, sering merasa lapar, luka sulit sembuh dan lainnya.
-
Perubahan apa yang terjadi pada penampilan Panji Petualang setelah terkena diabetes? Penyakit diabetes telah mengubah penampilan terbaru Panji Petualang Terlihat lebih kurus dari sebelumnya, perubahan drastis pada tubuhnya menunjukkan dampak yang signifikan dari kondisi medis yang dihadapinya.
-
Apa yang meningkatkan risiko diabetes? Ketika orang begadang, dia akan makan lebih banyak, namun pada malam hari tidak banyak aktivitas yang dapat dilakukan. Dalam jangka panjang, perubahan-perubahan pola hidup seperti ini bisa menyebabkan seorang lebih mudah terkena diabetes
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) juga menunjukkan, peningkatan angka prevalensi diabetes yang cukup signifikan. Prevalensi sebesar 6,9 persen pada tahun 2013 meningkat menjadi 8,5 persen di tahun 2018. Prakiraan jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang, yang kemudian berisiko terkena penyakit lain.
Penyakit-penyakit lain akibat diabetes, misal, serangan jantung, stroke, kebutaan dan gagal ginjal. Yang paling membahayakan, diabetes menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Ancaman diabetes bukan hanya mengintai Indonesia, penyakit tidak menular ini merupakan ancaman serius kesehatan global.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2016 menunjukkan, 70 persen dari total kematian di dunia dan lebih dari setengah beban penyakit diakibatkan diabetes. Sebanyak 90-95 persen dari kasus diabetes adalah diabetes tipe 2. Padahal, sebagian besar kasus diabetes tipe 2 dapat dicegah. Gaya hidup yang tidak sehat menjadi penyebab maraknya diabetes tipe 2.
Sesuai rilis yang diterima Health Liputan6.com, Selasa (11/1/2018), Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek menyampaikan, upaya efektif mencegah dan mengendalikan diabetes harus difokuskan pada faktor-faktor risiko yang ada.
Beberapa faktor risiko umum penyakit tidak menular di Indonesia relatif masih tinggi, yaitu 33,5 persen penduduk tidak melakukan aktivitas fisik, 95 persen tidak mengonsumsi buah dan sayuran, serta 33,8 persen populasi usia di atas 15 tahun perokok berat.
“Perubahan gaya hidup harus dimasukkan dalam intervensi awal untuk orang-orang yang memiliki faktor risiko,” tegas Menkes Nila saat menjadi salah satu panelis dalam acara "Ministerial Conference on Diabetes (MCOD)" pada 26-27 November 2018 di Singapura.
Perubahan gaya hidup sehat berupa memperbanyak sayur dan buah dapat diterapkan. Lebih banyak berolahraga dan berhenti merokok dapat menjauhkan diri dari diabetes.
Epidemi diabetes secara global rupanya berdampak pada kerugian ekonomi. Bila tidak segera ditangani serius, dampak kerugian ekonomi akan meningkat, terutama di negara-negara berkembang, seperti kawasan Asia dan Afrika.
Laporan IDF juga menunjukkan, biaya penanganan diabetes mencapai lebih dari 727 miliar dolar AS per tahun atau sekitar 12 persen dari pembiayaan kesehatan global. Data Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menunjukkan, peningkatan jumlah kasus dan pembiayaan pelayanan diabetes di Indonesia.
Dari 135.322 kasus diabetes dengan pembiayaan Rp700,29 miliar pada tahun 2014 menjadi 322.820 kasus dengan pembiayaan Rp 1,877 trilliun pada tahun 2017.
MCOD diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Singapura. Acara itu bertujuan membahas manfaat pencegahan dan pengendalian diabetes secara global.
Reporter: Fitri Haryanti Harsono
Sumber:Liputan6.com
Baca juga:
Diabetes Mulai Incar Remaja dan Anak
Penelitian: Risiko tidak olahraga sama dengan merokok dan diabetes
Ngantuk di jam-jam ini? Waspadai risiko diabetes!
Jauhi gula dan ganti dengan tiga bahan ini!
Konsumsi walnut bisa kurangi risiko diabetes
Beberapa gangguan kesehatan berikut ini rentan dialami polisi