Penelitian Mengungkap bahwa Faktor Ekonomi Ini Bisa Jadi Penyebab Penuaan pada Otak
Kemiskinan yang dialami seseorang bisa menyebabkan berbagai dampak pada kehidupannya termasuk pada penuaan dalam otak.
Kemiskinan yang dialami seseorang bisa menyebabkan berbagai dampak pada kehidupannya termasuk pada penuaan dalam otak.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Apa yang membantu meningkatkan kecerdasan dan kesehatan otak? Melakukan berbagai hal berbeda seperti olahraga baru, perjalanan ke tempat baru dan mempelajari sejarahnya, belajar bahasa asing, atau mengikuti berbagai kursus yang sebelumnya belum pernah diikuti bisa membuat Anda menjadi lebih cerdas.
-
Kenapa penting untuk menjaga kesehatan otak? Banyak penyakit bisa muncul karena masalah otak pada saat usia tua, mencegah hal ini sangat penting demi kesehatan tubuh kita secara keseluruhan.
-
Bagaimana cara para ilmuwan mengumpulkan otak-otak manusia yang diawetkan? Tim peneliti yang dipimpin Alexandra Morton-Hayward dari Universitas Oxford meninjau literatur ilmiah dan menghubungi arkeolog di seluruh dunia. Mereka berhasil mengumpulkan lebih dari 4.400 otak manusia yang diawetkan dari 213 sumber yang berbeda di semua benua kecuali Antartika.
-
Mengapa para ilmuwan mengumpulkan otak-otak manusia yang diawetkan? Penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan wawasan yang sangat berharga tentang sejarah dan evolusi manusia, serta memperluas pemahaman kita tentang berbagai aspek biologi dan kesehatan manusia.
-
Mengapa penting untuk menjaga kesehatan otak? Hal itu sangat penting, karena otak memiliki peran dalam mengendalikan seluruh fungsi tubuh.
Penelitian Mengungkap bahwa Faktor Ekonomi Ini Bisa Jadi Penyebab Penuaan pada Otak
Para peneliti telah mengungkapkan hubungan antara tingkat pendapatan rumah tangga yang rendah dan percepatan kerusakan pada white matter di otak manusia. White matter ini merupakan bagian otak yang penting dalam mentransmisikan pesan di otak dan jumlahnya memiliki efek langsung pada kemampuan kognitif seseorang.
Dilansir dari Science Alert, dalam studi yang sudah dipublikasikan di JNeurosci, dilibatkan 751 individu berusia antara 50 dan 91 tahun, ditemukan bahwa mereka yang tinggal dalam kemiskinan menunjukkan lebih banyak tanda-tanda penuaan pada white matter otak mereka dalam pemindaian MRI, serta mendapat skor lebih rendah dalam tes kognitif dibandingkan dengan mereka yang tinggal di rumah tangga yang lebih makmur.
"white matter sangat penting dalam mengirimkan pesan dan sinyal di sekitar otak, dan jumlahnya yang tersedia memiliki efek pada kemampuan kognitif," tulis para peneliti.
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024
- Penelitian Sebut Krisis Kesuburan Bikin Populasi Dunia Anjlok pada 2100, Tapi Wilayah ini Tetap Produktif Lahirkan Bayi
- Kinerja Perekonomian Indonesia 2023 Solid, OJK: Dipicu Belanja untuk Pembangunan IKN
- Penelitian Buktikan Berhenti Merokok Sebelum Usia 40 Tahun Bisa Perpanjang Usia
Hidup dalam kemiskinan atau terpapar secara kronis pada kerugian sosioekonomi telah lama dikaitkan dengan kesehatan yang buruk dan penurunan kognitif yang lebih cepat.
Studi ini menunjukkan bahwa jumlah serat yang menjulur dari setiap neuron (kerapatan neurit) dan sejauh mana pelapis perlindungan pada serat-serat ini (mielinisasi) tampaknya menjadi kontributor pada kerusakan yang lebih cepat dalam white matter.
Meskipun penelitian sebelumnya memperhatikan volume otak secara keseluruhan, penemuan ini mengidentifikasi hubungan yang lebih halus, yang memungkinkan penelitian lebih lanjut terhadap mekanisme yang mendasarinya.
Dalam kasus ini, memiliki pendapatan rumah tangga yang lebih tinggi tampaknya bertindak sebagai penyangga terhadap penurunan kognitif, meskipun perubahan fisik pada otak tetap teramati. Ini menandakan bahwa ada mekanisme lain yang berperan dalam pengaruh pendapatan terhadap kesehatan otak. Sebelumnya, hubungan antara mikrostruktur otak dan tingkat pendapatan belum mendapat perhatian, dan penemuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut.
Meskipun studi ini belum mempertimbangkan semua faktor sosial dan lingkungan yang mungkin memengaruhi white matter otak, kesimpulannya menegaskan bahwa memiliki keuangan yang lebih baik berarti kehidupan yang lebih sehat.
"Temuan ini memberikan pemahaman neurobiologis yang detail tentang perbedaan sosioekonomi dalam anatomi otak dan kinerja kognitif yang terkait," tulis para peneliti.
Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana faktor ekonomi dapat memengaruhi kesehatan otak, dan bagaimana hal ini pada gilirannya mempengaruhi kinerja kognitif seseorang.