Sering menggunakan smartphone tingkatkan risiko kematian?
Terlalu sering menggunakan smartphone bisa memicu penyakit jantung hingga meningkatkan risiko kematian. Bagaimana bisa?
Berkomunikasi menggunakan telepon genggam saat ini sudah menjadi hal wajar yang dilakukan hampir semua orang. Memiliki telepon genggam sebagai salah satu alat komunikasi sudah dianggap seperti kewajiban. Bahkan tak sedikit orang yang mengaku tak bisa hidup tanpa telepon genggam.
Jika Anda adalah salah satu orang yang merasa sangat membutuhkan telepon genggam hingga tak bisa lepas dari teknologi tersebut sehari saja, maka waspadalah. Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa menggunakan telepon genggam dalam jangka panjang dan sering mengirim SMS bisa meningkatkan risiko kematian. Peneliti menemukan bahwa penggunaan telepon genggam bisa memicu penyakit berbahaya seperti penyakit jantung dan pernapasan.
Peneliti percaya bahwa postur tubuh yang membungkuk akibat terlalu banyak menggunakan telepon genggam atau tablet bisa menyebabkan masalah pernapasan serta masalah kardiovaskular di kemudian hari. Selanjutnya kebiasaan ini akan meningkatkan risiko kematian di usia tua, seperti dilansir oleh Daily Mail (26/03).
Penelitian yang dilakukan oleh UK United Chiropractic Association (UCA) menjelaskan bahwa orang tak bisa menganggap remeh postur tubuh yang buruk. Postur yang buruk bisa memberikan risiko yang tinggi terhadap kesehatan, sama berbahayanya dengan obesitas.
Pengguna telepon genggam atau tablet biasanya memiliki postur yang sedikit membungkuk ke depan ketika mereka menggunakan teknologi tersebut. Jika dijadikan kebiasaan, postur semacam ini bisa memicu banyak penyakit seperti masalah kardiovaskular yang bisa meningkatkan risiko kematian.
Ketika seseorang memiliki postur membungkuk saat menggunakan telepon genggam, mereka akan kesulitan menarik napas penuh. Tulang rusuk akan juga menekan jantung dan paru-paru sehingga kedua organ tersebut tak bisa berfungsi dengan sempurna. Masyarakat tak menyadari bahwa kebiasaan yang dianggap remeh ini bisa menyebabkan kerusakan serius pada tubuh mereka dalam jangka waktu yang lama.
Peneliti di UCA khawatir dengan kesehatan para remaja yang saat ini terbiasa menghabiskan banyak waktu mereka menggunakan tablet dan smartphone. Jika generasi muda tak menyadari bahayanya kebiasaan tersebut, bisa jadi mereka akan memiliki usia yang lebih pendek dibanding generasi sebelumnya.
Berdasarkan penelitian ini, ada baiknya mulai sekarang perhatikan postur tubuh Anda ketika menggunakan telepon genggam atau tablet. Jangan sampai kebiasaan memiliki postur tubuh yang salah mengurangi usia Anda dan memicu penyakit berbahaya lainnya.
Baca juga:
5 Fakta menarik tentang kekebalan tubuh
4 Langkah tingkatkan metabolisme di pagi hari!
7 Cara mudah membuat tulang lebih kuat
Disebut tanaman keabadian, lidah buaya simpan banyak manfaat!
4 Langkah mudah untuk menjaga kesehatan tubuh
5 Hal menjijikkan yang ada pada tubuh manusia
-
Bagaimana smartphone memengaruhi bentuk tengkorak manusia? Secara mengejutkan, tanduk hingga sepanjang 30 milimeter mulai muncul di kepala masyarakat saat ini. Benjolan yang muncul pada bagian bawah tengkorak dan sedikit di atas leher ini sangat langka pada 100 tahun lalu. Hal aneh ini muncul karena penggunaan smartphone, yang biasanya membuat orang menunduk dan bahkan jika diakumulasi bisa sampai empat jam dalam sehari. Hal ini membuat leher bekerja lebih keras dan tubuh meresponsnya.
-
Apa yang ditemukan oleh penelitian terbaru tentang penggunaan smartphone dan risiko kanker otak? Sebuah penelitian sistematis terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Environment International mengungkapkan bahwa penggunaan smartphone tidak terkait dengan risiko kanker otak.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang hubungan antara penggunaan smartphone dan kanker otak? Penelitian ini, yang dilakukan atas permintaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjadi titik terang bagi kekhawatiran yang telah lama ada di kalangan masyarakat terkait potensi bahaya gelombang radio yang dipancarkan oleh smartphone.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Bagaimana cara orang Indonesia menggunakan smartphone dalam sehari? Indonesia juga termasuk ke dalam daftar negara yang tidak bisa hidup tanpa ponsel. Menduduki urutan ke enam, netizen Indonesia mengantongi angka sebanyak 29,1 persen dari waktu harian mereka untuk dihabiskan di depan layar HP.