Tak disangka, jenggot bisa buat pria tak gampang sakit
Hai pria berjenggot, ini kabar baik buat kamu. Punya jenggot itu ternyata sehat, lo! Ungkap selengkapnya di sini!
Hai pria berjenggot, ini kabar baik buat kamu. Sebuah penelitian terbaru yang datang dari para peneliti Boston's Brigham and Women's Hospital menunjukkan bahwa kamu tak salah dalam memilih gaya. Berlawanan dengan anggapan orang-orang pada umumnya, para peneliti tersebut menunjukkan bahwa jenggot memberikan efek anti bakteri bagi pemiliknya.
Bakteri justru lebih senang berlabuh pada pria yang tak memiliki rambut di wajah mereka (seperti kumis atau jenggot). Studi tersebut dilakukan pada rumah sakit yang melibatkan pria dengan jenggot dan juga tanpa jenggot.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana para astronot ini melakukan penelitian tentang sakit kepala? Tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu.
-
Di mana penelitian tentang dampak petir pada kulit manusia dilakukan? “Eksperimen kami pada contoh rupa kepala manusia,” tulis tim yang dipimpin oleh insinyur René Machts dari Universitas Teknologi Ilmenau di Jerman. "Ini memberikan bukti praktis mengenai efek yang dipostulatkan secara teoritis bahwa kulit yang basah karena hujan mungkin mempunyai sifat perlindungan sambaran petir yang lebih baik dibandingkan kulit kering,"
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
Hasilnya, para pria yang memiliki jenggot ternyata hanya memiliki sedikit bakteri methicillin-resistant staph aureus. Bakteri ini lebih dikenal sebagai bakteri resisten antibiotik atau Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Para peneliti berpendapat bahwa aktivitas mencukur rambut wajah menyebabkan lecet tak terlihat. Lecet ini kemudian dijadikan bakteri sebagai tempat berkembang biaknya, terutama bakteri jahat.
Berdasarkan pada teori biologi, sangat mungkin bahwa beberapa bakteri yang ditemukan pada jenggot menjadi pelindung untuk melawan bakteri jahat yang ingin menyerang. Jadi, bakteri yang ditemukan pada pria berjenggot memiliki sifat yang kurang lebih melindungi. Jadi, tertarik untuk memiliki jenggot?
Baca juga:
Ingin perbaiki mood kamu dengan cepat? Ini 3 tips buat kamu
Sudah tahu? Ini 4 ciri fisik pria gampang punya anak
Hai pria, sehatkan jagoanmu dengan 5 makanan ini
Rambut kamu beruban di usia muda? Ini penyebabnya