Tak terpecahkan, ini 5 wabah lokal teraneh dalam sejarah
Wabah tertawa adalah salah satu wabah aneh yang pernah menyerang anak sekolah di Tanganyika. Ungkap misterinya di sini!
Wabah lokal atau lebih dikenal dengan epidemi merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi di mana penyakit menyebar luas di suatu daerah dan terjadi pada banyak orang. Epidemi atau wabah lokal ini penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi manusia dalam suatu periode tertentu. Secara sederhana wabah lokal adalah penyakit yang terjadi secara cepat dan tidak diduga.
Hingga saat ini ada banyak sekali wabah yang telah menyerang manusia. Ada wabah yang bisa diatasi tetapi ada pula wabah yang hingga saat ini masih menjadi misteri dalam ilmu pengetahuan. Melansir dari oddee.com, setidaknya terdapat lima wabah lokal yang pernah menyerang manusia dan hingga kini misteri penyebab dan bahkan obatnya masih belum terungkap.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Mengapa penelitian ini dianggap penting? “Ini adalah lompatan besar bagi sains! Dan ini baru permulaan. Kami berharap dapat mengadaptasi teknik AI dan ML ini pada hewan lain dan meletakkan dasar bagi kecerdasan luar biasa di berbagai industri terkait hewan. Jika kita tahu apa yang dirasakan hewan, kita bisa merancang dunia yang lebih baik untuk mereka,” Cheok melanjutkan,
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Ensefalitis lethargica Sickness alias Sleepy Epidemi
Terjadi hampir bersamaan dengan wabah flu Spanyol yang mematikan, ada satu wabah aneh lainnya yang merajalela sekitar tahun 1915. Wabah yang dikenal dengan Ensefalitis lethargica atau wabah mengantuk ini telah menewaskan sekitar satu juta orang. Tak cukup dengan itu, wabah ini juga menyebabkan jutaan orang lainnya mengalami kelumpuhan. Wabah ini menyebabkan orang mengalami sakit tenggorokan dan kejang yang berakhir dengan koma atau bahkan kematian. Wabah ini menyebabkan risiko kematian hingga 40%.
Secara lebih spesifik Ensefalitis lethargica ditandai dengan beberapa gejala seperti demam tinggi, sakit tenggorokan, sakit kepala, lesu, penglihatan buram, respon fisik dan mental melambat, pola tidur dan bahkan tidak sadarkan diri. Dalam kasus yang parah, penderita akan mengalami koma dan bahkan kematian. Seperti kehadirannya, wabah lokal atau epidemi ini berakhir pada tahun 1926 secara misterius. Hingga kini, wabah ini belum diketahui penyebabnya.Â
Penyakit Tidur di Kazakhstan
Terjadi di sebuah kota kecil Kalachi, Kazakhstan, hampir seperempat penduduknya terserang penyakit tidur yang tidak terkait sama sekali dengan Ensefalitis. Penyakit mulai muncul pada tahun 2013 dan menyebabkan orang tertidur selama berhari-hari dalam satu waktu.
Saat terbangun penderita akan merasa mual, sakit kepala, atau bahkan kehilangan memori. Lebih dari 20.000 tes telah dilakukan pada udara, air, makanan, dan orang-orang dari daerah tersebut. Tetapi sejauh ini belum ada penemuan yang menjadi titik terang untuk mengatasi wabah lokal ini.Â
Penyakit ini menyerang hampir segala usia, baik anak-anak, usia muda maupun usia tua. Beberapa anak yang terserang wabah ini mengaku mengalami halusinasi dengan mengatakan bahwa mereka melihat kuda bersayap, atau ular ada di atas tempat tidur mereka. Saat ini, penyakit ini masih dalam penelitian medis.Â
Wabah menari di Strasbourg
Pada bulan Juli 1518, sebuah wabah lokal aneh  aneh menyerang kota Strasbourg, yang kini telah menjadi bagian dari Perancis. Wabah ini pertama kali dimulai dari seorang wanita bernama Frau Troffea. Dia mulai menari di jalan tanpa alasan yang jelas dan bahkan tanpa musik. Dalam waktu seminggu, 34 orang lain mulai tertular dan pada bulan Agustus tercatat sekitar 400 orang yang telah tertular.
Pada awalnya para musisi justru menfasilitisi mereka yang menari dengan iringan musik. Tetapi mereka berhenti ketika kaki orang yang menari tersebut berlumuran darah dan mereka mulai mati akibat serangan jantung. Banyak orang melakukan ritual suci ke gunung untuk memohon keselamatan. Pada saat itu, orang-orang meyakini bahwa orang-orang yang menari tersebut disebabkan oleh  kutukan Santo Vitus. Santo Vitus adalah seorang santo yang dihormati sebagai pelindung orang-orang yang terkena epilepsi.Â
Morgellons
Salah satu wabah yang masih diperdebatkan hingga saat ini adalah sebuah wabah lokal yang disebut dengan Morgellons. Wabah ini dinamai oleh seorang ahli biologi University of Massachusetts Boston yang bernama Mary Leito. Meskipun tampaknya cenderung mempengaruhi wanita kulit putih terutama yang berusia setengah baya, penderita merasa seperti ada serangga di bawah kulitnya.Â
Gejala yang ditunjukkan wabah ini seperti gatal-gatal atau pasien merasa seperti terbakar, atau bahkan kehilangan memori. Namun, penyelidikan oleh CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menemukan berasumsi wabah ini sebagai penyakit mental. Namun, banyak orang percaya Morgellons adalah kondisi fisik dan dokter masih mencoba untuk memahami hal tersebut.
Wabah tertawa Tanganyika
Pada tanggal 30 Januari 1962, di negara baru Tanganyika (sekarang menjadi bagian dari Tanzania) bermula dari tiga gadis muda yang menertawakan sebuah lelucon. Namun, bukan tawa mereda setelah beberapa menit, tertawa itu justru menular ke seluruh sekolah. Ii bahkan mempengaruhi hampir 60% dari siswa. Tak hanya itu, wabah tertawa itu juga menyebar ke luar sekolah. Â
Meskipun telah ada laporan yang mengatakan bahwa orang-orang di kota tersebut tertawa terus menerus selama satu tahun, ternyata laporan itu tidak benar. Karena wabah ini, para penderita tertawa tanpa kendali hingga mengeluarkan air mata, pingsan, dan bahkan memunculkan ruam. Beberapa sekolah terpaksa menutup karena dikatakan telah menularkan wabah pada ribuan orang.
Untuk saat ini , wabah tertawa dianggap sebagai contoh lain dari Mass psychogenic illness  (MPI). MPI yang disebut juga sebagai penyakit sociogenic adalah penyebaran cepat dari tanda-tanda dan gejala yang memengaruhi anggota kelompok kohesif penyakit. Satu-satunya yang diyakini dari wabah lokal ini  adalah wabah ini hanya memengaruhi anak-anak.
(mdk/SRA)