Tips Sekolah Tatap Muka saat Pandemi Covid-19 dari Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jika menggunakan kendaraan antar jemput: gunakan masker, jaga jarak dan membuka jendela mobil.
Pandemi COVID-19 yang membatasi mobilitas masyarakat termasuk di sektor pendidikan, kini mulai melaksanakan pembukaan sekolah tatap muka. Dalam hal ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUDdikdasmen) di Masa Pandemi COVID-19.
Meski bukan perkara mudah untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara langsung saat pandemi, namun dalam praktiknya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan beberapa pertimbangan ketika melakukan sekolah tatap muka, seperti dilansir dari Fimela.com. Diantaranya:
1. Persyaratan untuk dibukanya kembali sekolah antara lain terkendalinya transmisi lokal yang ditandai dengan positivity rate
-
Apa makna "Merdeka Belajar" menurut Ki Hajar Dewantara? Melalui buah pikirannya, Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa pendidan merupakan serangkaian proses untuk memanusiakan manusia. Dikutip dari Kemdikbud.go.id, konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara didasarkan pada asas kemerdekaan. Maksudnya, manusia diberi kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan pada aturan yang ada di masyarakat.
-
Bagaimana konsep Merdeka Belajar menurut Ki Hajar Dewantara diterapkan dalam pendidikan saat ini? Konsep Merdeka Belajar yang pernah diusung Ki Hajar Dewantara diadopsi dalam sistem pendidikan saat ini. Program Merdeka Belajar pertama kali dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem. Dalam sistem itu, esensi kemerdekaan belajar harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
Dan berikut adalah panduan bagi pihak penyelenggara, orangtua, dan evaluator:
1. Semua guru dan pengurus sekolah yang berhubungan dengan anak dan orangtua/pengasuh harus sudah divaksin.
2. Buat kelompok belajar kecil agar contact tracing dapat dilakukan secara efisien.
3. Melatih menggunakan masker yang benar
4. Jam masuk dan pulang dilakukan bertahap untuk menghindari penumpukan siswa/i.
5. Penjagaan gerbang dan pengawasan yang disiplin untuk menghindari kerumunan di gerbang sekolah.
6. Jika menggunakan kendaraan antar jemput: gunakan masker, jaga jarak dan membuka jendela mobil.
7. Buka semua jendela kelas, gunakan area outdoor jika memungkinkan. Dalam ruangan direkomendasikan menggunakan High Effiviency Particulate Air filter.
8. Membuat pemetaan risiko mengenai adakah siswa, orangtua dengan komorbid, tinggal bersama lansia, serta mengetahui kondisi kesehatan. Anak dengan komorbiditas atau penyakit kronik sebaiknya tetap sekolah daring.
9. Idealnya sebelum membuka sekolah, semua anak maupun guru dan petugas sekolah melakukan swab secara berkala.
10. Jika ada anak atau guru hingga petugas sekolah yang masuk dalam kriteria suspek, harus bersedia melakukan swab.
11. Sekolah dan tim UKS sudah menyiapkan alur mitigasi jika ada warga sekolah yang sakit. Bila terbukti ada murid dengan gejala COVID-19 maka orangtua harus mau anaknya diperiksa dan melakukan isolasi. Bila terbukti ada anak positif maka sekolah harus menghentikan proses belajar tatap muka serta melakukan tracing.
12. Melatih anak untuk tidak memegang mata, hidung, dan mulut tanpa mencuci tangan. Tidak bertukar alat minum dan makan serta alat pribadi lainnya. Mengetahui etika batuk dan bersin. Mengetahui gejala COVID-19 dan melapor jika di rumah ada yang sakit, dan melakukan stigmatisasi terhadap teman yang positif COVID-19.
13. Dukungan mental orangtua dan murid: memperbolehkan anak ingin sekolah daring atau tatap muka, memastikan penjagaan khusus untuk anak berisiko tinggi, memerhatikan kesehatan mental anak, dan jika anak sakit atau memerlukan isolasi, sekolah tetap menekankan pentingnya tetap di rumah tanpa mengkhawatirkan nilai.
Fimela.com/Anisha Saktian Putri