Awal Karier Rizky Ridho: Dibayar Rp100 Ribu Per Minggu, Makan Cuma Pakai Sempol dan Cabai
Rizky Ridho saat ini diakui sebagai salah satu bek unggulan dalam skuad Timnas Indonesia.
Rizky Ridho saat ini diakui sebagai salah satu bek terbaik yang dimiliki oleh Timnas Indonesia. Namun, perjalanan kariernya tidaklah mudah; ia telah melewati banyak rintangan dan tantangan. Di usia yang masih muda, yaitu 22 tahun, pencapaian Rizky Ridho tergolong luar biasa.
Ia telah mengumpulkan 40 caps bersama Timnas Indonesia di level senior, dan ia memulai debutnya saat baru berusia 19 tahun. Di level klub, Rizky Ridho juga menunjukkan prestasi yang mengesankan. Ia menjadi pilihan utama di Persija Jakarta dan pada musim 2024/2025 ini, Rizky Ridho dipercaya untuk menjabat sebagai kapten tim, menggantikan Andritany Ardhiyasa.
- Pemain Timnas Indonesia Rizky Ridho Resmi Bertunangan dengan Sang Kekasih, Skuad Garuda Ramai Beri Ucapan
- Bek Timnas Indonesia Rizky Ridho Resmi Tunangan, ini Potret Cantik Calon Istri yang Ternyata Teman Satu SMA
- Alasan Rizky Ridho Layak jadi Bintang BRI Liga 1 Paling Bersinar di Timnas Indonesia hingga Dipuji Kevin Diks
- Segini Harga Pasar Para Pemain Timnas Indonesia, Siapa Paling Mahal?
Sebelum mencapai tingkat kesuksesan ini, Rizky Ridho memulai kariernya sebagai pemain cadangan di klub Persesa Sampang dalam ajang Piala Soeratin. Untuk informasi lebih lanjut, simak ulasan lengkap di bawah ini ya Bolaneters.
Awal perjalanan karier Rizky Ridho
Meskipun Rizky Ridho berasal dari Surabaya, ia tidak langsung memulai kariernya di Persebaya Surabaya. Sebagai langkah awal, ia memilih untuk membela Persesa Sampang dalam ajang Piala Soeratin U-17.
"Saat itu untuk kelahiran 1999 dan saya kan kelahiran 2001. Pelatih bilang Ridho ini masih muda, jangka panjang jadi kita akan kasih kesempatan pada pemain yang lahirnya 1999 dan 2000," ucap Rizky Ridho di siniar YouTube Sport77 Official.
Dalam perjalanan kariernya, Rizky Ridho mengalami kesulitan mendapatkan menit bermain, bahkan dalam laga uji coba sekalipun.
Pada suatu kesempatan, Rizky Ridho tidak diturunkan saat Persesa melakukan uji coba melawan Deltras. Kejadian tersebut menjadi titik balik yang signifikan bagi perjalanan kariernya.
“Pada uji coba itu orang tua saya datang, tetapi saya tidak dapat menit bermain. Di sepanjang jalan pulang kayak kamu berpikir matang-matang. Kamu mau di sekolah atau di sepak bola. Kamu sudah ninggalin sekolah segitu lama tetapi uji coba saja tidak bermain," kata Rizky Ridho.
Momen tersebut membuatnya merenungkan pilihan antara melanjutkan pendidikan atau fokus pada sepak bola, yang telah ia tinggalkan cukup lama.
Rizky Ridho menerima bayaran sebesar Rp100 ribu setiap minggu
Rizky Ridho memilih untuk tetap berfokus pada karir sepak bolanya. Setelah bergabung dengan Persesa, ia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti seleksi di Persikoba Kota Batu. Rizky juga menerima tawaran dari Hanim Sugiarto yang menjabat sebagai pelatih utama.
"Setiap hari kita dari sekolah, mungkin jam 10 kita pamit dari sekolah berangkat ke Bungurasih untuk naik bus ke Karanglo. Dari Karanglo ke Karangploso naik angkot, lalu ke stadion dijemput head coach," kenang Rizky Ridho.
Setelah melewati proses seleksi, Rizky Ridho berhasil menjadi bagian dari tim Persikoba Kota Batu. Pada saat itu, ia mendapatkan imbalan sebesar Rp100 ribu setiap minggu. Dengan jumlah uang tersebut, Rizky Ridho harus berpikir kreatif agar bisa mencukupi kebutuhan hidupnya.
"Jadi teman saya ini punya ide untuk menghemat uang. Dia bawa cobek dan kebetulan di depan penginapan kita ini ada cabe. Jadi, yaudah kalau gabut-gabut beli sempol Rp500-an itu, beli Rp5.000 dimakan pakai sambal," ucap Rizky Ridho.
Pernah memiliki uang sebesar Rp400 ribu
Setelah meniti karier di Persesa dan Persikoba, Rizky Ridho berhasil bergabung dengan Persebaya Surabaya, mulai dari level usia hingga ke tim senior. Namun, pada musim pertamanya di level senior, kompetisi harus terhenti akibat pandemi Covid-19.
"Waktu itu belum sempat nabung karena saya memberikan uang pada orang tua. Sempat cuma pegangan uang Rp400 ribu. Waktu itu gaji kan dipotong 25 % dan saya ambil DP besar di awal karena untuk naikkan haji orang tua," ungkap Rizky Ridho.
Setelah masa sulit tersebut, Rizky Ridho mendapatkan kesempatan untuk mengikuti seleksi Timnas Indonesia untuk Piala Dunia U-20 yang dipimpin oleh Shin Tae-yong, yang menjadi titik balik dalam kariernya.
"Saya seleksi di Cikarang 60 orang itu. Dari TC itu terus ada uang saku dan akhirnya bisa tabung lagi," tambah Rizky Ridho.
Perjalanan Rizky Ridho menunjukkan betapa pentingnya ketekunan dan keberanian dalam menghadapi tantangan. Meskipun mengalami kesulitan keuangan, ia tetap berfokus pada cita-citanya untuk menjadi pemain profesional.
Kesempatan untuk seleksi di Timnas menjadi jalan baru yang membantunya untuk kembali menstabilkan kondisi finansial. Dengan dukungan dari orang tua dan usaha yang keras, Rizky Ridho membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat, impian dapat tercapai meskipun ada rintangan yang harus dihadapi.